Rektor UNIB ke Kantor Pusat SFD di Riyadh, Bahas Pembangunan Rumah Sakit Pendidikan

SEJAK awal bulan Ramadhan 1445 H/2024 M, Rektor UNIB Dr. Retno Agustina Ekaputri, S.E, M.Sc beserta tim melakukan lawatan ke Arab Saudi. Salah satu agenda penting dari kunjungan ini adalah melakukan pembahasan dengan pihak Saudi Fund for Development (SFD) terkait percepatan proses pembangunan Rumah Sakit Pendidikan Terintegrasi di Kota Bengkulu.

Rektor ketika memberikan cindera mata berupa plakat UNIB kepada pimpinan SFD.(foto:ist)

Ikut serta dalam kunjungan ini antara lain Wakil Rektor I UNIB Bidang Akademik Prof. Dr. Mochamad Lutfi Firdaus, S.Si, M.T, Wakil Rektor II Bidang Sumberdaya Yefriza, S.E, MPPM, Ph.D dan Direktur PMU UNIB  Mukhlis Islam, S.T, M.T beserta tim pembangunan RS Pendidikan UNIB.

Rektor dan rombongan disambut baik oleh pimpinan Saudi Fund for Development (SFD) dan pembahasan tentang percepatan pembangunan Rumah Sakit Pendidikan UNIB berlangsung di kantor pusat SFD di Riyadh, Arab Saudi, Minggu (17/3/2024).

“Dalam pembahasan tersebut kita semua berkomitmen dan akan melaksanakan langkah-langkah strategis untuk percepatan pembangunan Rumah Sakit Pendidikan UNIB di Kota Bengkulu,” ujar Wakil Rektor I UNIB Prof. Mochamad Lutfi Firdaus kepada Tim Humas UNIB pasca mendampingi Rektor berkunjung ke kantor SFD di Arab Saudi.

Rektor UNIB dan tim sedang melakukan pembahasan dengan pimpinan SFD.(foto:ist)

Sebagaimana diketahui, UNIB terus menggenjot progres pembangunan Rumah Sakit Pendidikan Terintegrasi. Lokasi gedung rumah sakit tersebut di kawasan Padang Harapan Kota Bengkulu, menggunakan lahan eks Politeknik Kesehatan milik Pemerintah Provinsi Bengkulu yang sudah dihibahkan ke UNIB beberapa tahun lalu.

Rumah sakit pendidikan ini telah menjadi cita-cita UNIB pada umumnya dan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK UNIB) pada khususnya, karena fungsinya yang strategis sebagai salah satu fasilitas pendidikan dan juga sebagai kontribusi UNIB untuk pembangunan Bengkulu di bidang kesehatan.

Upaya pendirian rumah sakit ini dimulai beberapa tahun lalu, dengan pekerjaan awal dan desain meliputi penyusunan kriteria kesiapan, studi kelayakan, pencarian sumber dana, penentuan lokasi potensial, penentuan kelas dan spesifikasi rumah sakit, melakukan detail engineering, desain struktur rumah sakit dan fasilitas terkait dan sebagainya.

Foto bersama di Kantor Pusat SFD di Riyadh, Arab Saudi.(foto:ist)

Selain gedung rumah sakit, pembangunan mencakup fasilitas pendukung baik untuk pelayanan kesehatan maupun pusat pengajaran dan penelitian Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UNIB.

Bangunan rumah sakit akan terdiri dari 3 blok, dimana 2 blok setinggi 3 lantai dan 1 blok setinggi 6 lantai. Fasilitas lainnya, seperti gedung laboratorium 3 lantai, masjid, instalasi pengolahan limbah, kamar mayat, fasilitas parkir dan lain sebagainya.

Karena Bengkulu merupakan daerah rawan gempa, maka desain bangunan rumah sakit ini akan menyesuaikan dengan kondisi dan memenuhi standar dan regulasi teknis yang ditentukan. Bahkan, rumah sakit ini akan menjadi gedung pertama yang dilengkapi base isolator di Provinsi Bengkulu.

Bersamaan dengan pengerjaan bangunan rumah sakit, juga akan dilakukan pengadaan peralatan rumah sakit dan laboratorium serta persiapan tenaga kerja, agar setelah selesainya pembangunan fisik, rumah sakit ini bisa langsung siap memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Rektor dan tim foto bersama dengan pimpinan SFD di Kantor Pusat SFD di Riyadh.(foto:ist)

Dari proses pembangunan ini diharapkan terwujud Rumah Sakit Universitas Bengkulu di atas lahan seluas 14.950 M2, dengan jumlah tempat tidur pasien sebanyak 120 beds. Kemudian, tersedianya tujuh sistem layanan spesialistis yang terdiri dari empat bagian mayor yakni layanan bidang bedah, penyakit dalam, kesehatan anak, dan obstetri-ginekologi, serta tiga layanan minor yakni layanan radiologi, patologi klinik, dan layanan anestesi.

Dengan pembangunan ini juga akan tersedia laboratorium pembelajaran seluas 4905 M2, terdiri dari 3 lantai yang terletak di sekitar Rumah Sakit. Kemudian terpenuhinya sarana dan prasarana Rumah Sakit, serta tersedianya infrastruktur sistem manajemen Rumah Sakit berbasis teknologi informasi.

Pembangunan Rumah Sakit UNIB ini 90 % didanai dari pinjaman luar negeri, yaitu Saudi Fund for Development (SFD) dan 10 % dari dana APBN sebagai dana pendamping. [Purna Herawan/Humas].