Penasehat Menteri Kelautan Kuliah Umum di UNIB, Bahas Pulau Enggano

MANTAN Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia yang kini menjadi Penasehat Menteri, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS, memberikan kuliah umum tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di Pulau Enggano Secara Terpadu dan Berkelanjutan, di Gedung Layanan Terpadu (GLT) Universitas Bengkulu (UNIB), Rabu (23/8/2023).

Rektor dan para Wakil Rektor bersama Gubernur dan Prof. Rokhmin menuju GLT UNIB.(foto:hms1)

Kuliah umum ini diselenggarakan Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Pertanian UNIB yang diikuti ratusan mahasiswa dan dosen. Tujuannya, selain untuk menambah wawasan dan pengkayaan ilmu pengetahuan, juga untuk membuka cakrawala berpikir kaum intelektual tentang bagaimana mengimplementasikan ilmu pengetahuan terhadap pengembangan suatu daerah atau kawasan sehingga memberikan dampak positif bagi masyarakat, khususnya di Pulau Enggano.

Pulau Enggano sendiri merupakan salah satu pulau terluar Indonesia yang berada di Samudera Hindia. Secara administrasi, Pulau Enggano adalah satu kecamatan yang merupakan bagian dari wilayah pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara dengan jumlah penduduk lebih kurang 4000 jiwa. Untuk menuju ke pulau ini, bisa dilakukan dengan menggunakan perahu motor atau pesawat terbang. Dari Pelabuhan Pulau Baai akan memakan waktu perjalanan selama 12 jam, sementara pesawat terbang hanya dilayani pesawat perintis jenis Cessna milik Maskapai Susi Air dengan lama penerbangan 45 menit dari Bandar Udara Fatmawati Soekarno.

Para dosen dan ratusan mahasiswa Prodi Kelautan FP UNIB antusias mengikuti kuliah umum.(foto:hms1)

Pada 2 Maret 2017, Presiden Joko Widodo menetapakan Pulau Enggano bersama 110 pulau kecil lainnya sebagai pulau berstatus pulau-pulau kecil terluar. Status tersebut tercantum dalam Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2017 tentang Penetapan Pulau-Pulau Kecil Terluar. Luas Pulau Enggano lebih kurang 400,6 Km2, satu kecematan yang terdiri dari enam desa yaitu Kahyapu, Meok, Malakoni, Kaana, Apoho dan Banjarsari. Jaraknya sekitar Ibukota Provinsi Bengkulu sekitar 156 km atau 90 mil laut.

Menariknya materi kuliah umum ini membuat mahasiswa dan para dosen sangat antusias mengikutinya dari awal sampai akhir. Bahkan, tidak hanya mahasiswa, Gubernur Bengkulu Dr. H. Rohidin Mersyah, MMA juga tampak serius mengikuti kegiatan bernuansa akademis ini hingga akhir acara.

Gubernur Bengkulu Dr. H. Rohidin Mersyah memberikan arahan dan mengikuti kuliah umum.(foto:hms1)

Dalam jadwal panitia, gubernur memang dimita untuk memberikan sambutan dan pengarahan. Namun karena materi kuliah umum ini menyangkut Pulau Enggano yang menjadi salah satu locus pembangunan dalam program strategis Pemerintah Provinsi Bengkulu, maka gubernur rela mengkesampingkan agenda lainnya demi untuk menyerap informasi dan pengetahuan yang dipaparkan Prof. Rokhimin Dahuri.

“Ini bukan saja karena materi kuliah umumnya yang menarik, tapi juga karena pematerinya, Prof. Rokhmin Dahuri, merupakan orang yang betul-betul ahli, expert di bidang ini. Karena itu, Saya membersamai adik-adik mahasiswa pada kuliah umum ini untuk sama-sama menyerap informasi dan pengetahuan dari Prof. Rokhmin. Berbagai informasi dan pengetahuan ini akan kita jadikan bahan analisis ketika akan menentukan kebijakan dalam upaya pembangunan Pulau Enggano secara terpadu dan berkelanjutan baik yang sedang dilakukan saat ini maupun di masa akan datang,” ujar Gubernur Dr. Rohidin Mersyah.

Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan Prof. Rokhmin Dahuri ketika beraudiensi dengan Rektor UNIB dan saat memberikan kuliah umum di GLT UNIIB.(foto:hms1)

Prof. Rokhmin Dahuri sendiri adalah mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia era Kabinet Gotong Royong tahun 2004 di masa Presiden Megawati Soekarnoputri. Dia merupakan Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University dan saat ini dipercaya sebagai Penasehat Menteri Perikanan RI dan juga Penasehat Ahli Gubernur Bengkulu Bidang Kelautan dan Perikanan.

Sebelum memberikan kuliah umum kepada mahasiswa di GLT UNIB, Prof. Rokhmin disambut baik dan melakukan audiensi dengan Rektor UNIB Dr. Retno Agustina Ekaputri di ruang kerja rektor. Pada diskusi ini, kedua pihak melakukan pembahasan tentang rencana kolaborasi dan sinergisitas pengembangan pembangunan Pulau Enggano. Sebab, selama ini sudah banyak penelitian dan kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan dosen dan mahasiswa UNIB di Pulau Enggano.

“Tadi kita sudah berdiskusi dengan Prof. Rokhmin tentang bagaimana meningkatkan sinergisitas dan kolaborasi antar berbagai pihak dalam mengembangkan pembangunan Pulau Enggano secara terpadu dan berkelanjutan dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan alam dan kultur budaya setempat. Pembahasan-pembahasan lanjutkan akan terus kita laksanakan dan saling berbagi informasi serta gagasan melalui kuliah umum ini merupakan langkah yang sangat positif dalam berkontribusi bagi pembangunan daerah,” ujar Rektor UNIB Dr. Retno Agustina Ekaputri.

Rektor UNIB sampaikan sambutan dan usulan pola pendekatan pembangunan Pulau Enggano.(foto:hms1)

Rektor menambahkan, mengingat banyaknya potensi kelautan yang belum terungkap dan belum dikelola secara maksimal, ditambah dengan keunikan-keunikan dan posisi strategis Pulau Enggano, maka sudah selayaknya Provinsi Bengkulu menjadikan Pulau Enggano sebagai Stasiun Lapang Kelautan untuk pengembangan riset kelautan dengan kekhasan pada ekosistem pesisir dan laut dalam (deep sea). Stasiun Lapang Kelautan yang diinisiasi Universitas Bengkulu ini nanti akan menjadi pusat unggulan riset (Center of Excellence) di Wilayah Samudera Hindia bagian Barat Sumatera.

“Minggu lalu Saya bersama para Wakil Rektor telah berkunjung ke Pulau Enggano dalam rangka KKN Kolaborasi UNIB dan UGM di 6 (enam) desa yang ada di Enggano. Saya melihat Enggano adalah pulau yang sangat eksotis, menyimpan banyak kekayaan alam, flora dan fauna serta kultur budaya. Dalam pembangunan Enggano menurut Saya penting menggunakan pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan sehingga berdampak positif bagi sosial ekonomi masyarakat dan juga pelestarian alam dan lingkungan,” papar Dr. Retno Agustina Ekaputri.

Prof. Rokhmin membagikan bukunya “Indonesia Poros Maritim Dunia” kepada gubernur dan rektor.(hms1)

Sebelumnya Dekan Fakultas Pertanian UNIB, Prof. Dr. Ir. Dwi Wahyuni Ganefianti, MS mengucapkan terimakasih kepada Prof. Rokhimin Dahuri yang telah meluangkan waktunya untuk berbagi ilmu, pengalaman dan wawasan kepada para mahasiswa dan dosen UNIB tentang bagaimana strategi pengembangan pembangunan Pulau Enggano yang terpadu dan berkelanjutan.

“Juga kepada Bapak Gubernur dan Ibu Rektor UNIB, kami mengucapkan terimakasih karena telah membersamai kami dalam kegiatan kuliah umum ini. Menurut Saya kuliah umum hari ini sangat istimewa dan semoga memberikan banyak manfaat bagi kita semua,” ujarnya.

Pemberian buku kepada Dekan FP UNIB dan pemberian Sertifikat dari Prodi Kelautan UNIB kepada Prof. Rokhmin Dahuri sebagai ucapan terimakasih.(foto:hms1)

Jalannya kuliah umum dipandu Dosen Kelautan Fakultas Pertanian UNIB Dr. Yarjohan, SPi, M.Si. Di sela-sela acara, Prof. Rokhmin membagikan buku karangannya kepada Gubernur, Rektor, Dekan FP UNIB dan Ketua Program Studi Kelautan. Di akhir acara, Prof. Rokhmin memberikan semangat dan motivasi kepada para mahasiswa UNIB untuk terus belajar sehingga nanti dapat menjadi pemimpin yang berkualitas. [Penulis : Purna Herawan/Humas].

Gubernur berdiskusi dengan mahasiswa dan melakukan sesi foto bersama.(foto:hms1)
Prof. Rokhmin Dahuri tampak semangat berbagi ilmu pengetahuan, ide-ide dan gagasan serta konsep strategi untuk pengembangan pembangunan Pulau Enggano yang terpadu dan berkelanjutan.(foto:hms1)