Akhir Tahun Diwarnai Aksi Tanam Pohon Bersama di Tahura Rajolelo

MENGAKHIHRI tahun 2023, Rektor UNIB Dr. Retno Agustina Ekaputri, S.E, M.Sc bersama para wakil rektor, para dekan, kepala biro dan pimpinan unit kerja selingkung UNIB lainnya, melaksanakan aksi penanaman pohon bersama di Stasiun Percobaan Pertanian UNIB, dalam kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Rajolelo, Desa Pondok Kubang, Kabupaten Bengkulu Tengah, Sabtu (30/12/2023).

Rektor bersama para wakil rektor, para dekan dan pimpinan unit kerja di UNIB lakukan penanaman.(hms1)

Kegiatan ini dilaksanakan atas kerjasama dan kolaborasi antar institusi di bawah naungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kemen LHK), Pemerintah Provinsi Bengkulu, unsur Forkompinda Bengkulu dan Universitas Bengkulu (UNIB).

Kigiatan ini sebagai implementasi arahan Presiden Republik Indonesia untuk melakukan penanaman pohon di sepanjang musim penghujan 2023/2024 secara serentak di seluruh Indonesia dengan bibit yang berasal dari persemaian skala besar, persemaian permanen atau pembibitan lainnya.

Penanaman serentak ini sebagai bagian dari upaya mitigasi perubahan iklim, pemulihan kualitas lingkungan hidup, dan percepatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan, sekaligus membangkitkan semangat, motivasi dan menggerakkan seluruh elemen masyarakat Indonesia untuk menanam dan memelihara pohon.

Gubernur, Danrem dan unsur Forkompinda Bengkulu melakukan penanaman pohon bersama.(foto:hms1)

Tampak hadir di acara ini antara lain Direktur Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan Kementerian LHK, Ir. Hudoyo, M.M, Gubernur Bengkulu Dr. H. Rohidin Mersyah, MMA, Plt. Kepala Dinas LHK Provinsi Bengkulu Safnizar, S.Hut, M.P, Kepala BPDAS Ketahun Bengkulu Sigit Haryadi, S.Hut, M.Enf, M.Sc, Danrem 041/Garuda Emas (Gamas) Bengkulu Brigjen. TNI. Rachmad Zulkarnaen, Kapolda Bengkulu yang diwakili oleh Irwasda Kombespol. Asep Teddy Nurrasyah, S.Ik, unsur Forkompinda lainnya, serta para dosen dan mahasiswa.

Bagi UNIB sendiri, aksi penanaman pohon ini sebagai ungkapan rasa syukur dan bangga serta menjaga konsistensi dan meningkatkan komitmen atas identitas UNIB sebagai kampus hijau. Dan aksi ini juga sebagai upaya mewujudnya visi institusi yaitu menjadi universitas bertaraf internasioal dengan fokus pada hutan hujan tropis dan kawasan pesisir.

“UNIB bukan hanya tempat transfer pengetahuan, melainkan garda terdepan dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan menghasilkan riset berkualitas di bidang lingkungan hidup, terutama terfokus pada hutan hujan tropis dan kawasan pesisir,” ujar Rektor ketika menyampaikan sambutan pembuka acara.

Rektor UNIB Dr. Retno Agustina Ekaputri ketika menyampaikan sambutan.(foto:hms1)

Pada kesempatan itu, Rektor juga menyampaikan kabar gembira terkait perubahan status lahan Stasiun Percobaan UNIB seluas 12,4 hektar yang menjadi lokasi penanaman pohon bersama ini. Dijelaskan, berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor SK.533/MENLHK/SETJEN/PLA.2/5/2023 pada Mei 2023 lalu merupakan tonggak awal dari perubahan besar yang mendukung keberlanjutan dan pengembangan ilmu pengetahuan.

Perubahan peruntukan kawasan hutan menjadi bukan kawasan hutan seluas ± 2.340 Ha, perubahan antar fungsi pokok kawasan hutan seluas ± 20.272 Ha, dan perubahan dalam fungsi pokok kawasan hutan seluas ± 221 Ha, sebagai bagian dari Rangka Review Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bengkulu, menjadi titik balik krusial dalam perjalanan UNIB. Lahan ini, yang kini telah menjadi bagian integral kampus, akan menjadi saksi perkembangan riset dan pengabdian masyarakat di bidang lingkungan hidup di masa depan.

Rektor ketika berbincang dengan Dirjen Pengelolaan SDA dan Rehabilitasi Hutan. Tampak juga wakil rektor dan dekan Fakultas Pertanian serta kepala UPT UNIB.(foto:hms1)

Dalam menjaga keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian alam, UNIB memiliki rencana pengelolaan lahan yang matang ke depannya. Lahan ini akan menjadi basis penelitian dan pengabdian bagi mahasiswa dan dosen UNIB. Rencana pengelolaan ini bukan sekadar rencana, melainkan komitmen untuk meningkatkan kualitas penelitian dan kontribusi positif terhadap masyarakat dan lingkungan.

Harapan ke depannya sangat besar. UNIB bercita-cita menjadi pusat kajian dan pengembangan riset serta kegiatan akademik dari berbagai bidang keilmuan. Lahan ini akan menjadi arena interaksi antar disiplin ilmu, tempat ide-ide inovatif berkembang, dan solusi-solusi bagi tantangan yang muncul.

“Sebagai seorang akademisi, saya ingin menegaskan bahwa keberlanjutan bukanlah tanggung jawab pemerintah semata, tetapi tugas bersama kita semua. Di lingkungan kampus ini, semangat pengabdian dan penelitian diarahkan untuk memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan berkelanjutan untuk bumi kita, hari ini, dan nanti,” papar Dr. Retno Agustina Ekaputri, seraya mengajak semua pihak untuk tetap menjaga kelestarian alam dengan mengutif kata pepatah “Bumi dipinjamkan kepada kita oleh anak cucu kita.” Marilah kita tanam dan pelihara pohon-pohon kehidupan demi masa depan yang hijau.

Dirjen Pengelolaan SDA dan Rehabilitasi Hutan Ir. Hudoyo menyampaikan sambutan menteri.(hms1)

Dirjen Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan Kementerian LHK, Ir. Hudoyo, pada kesempatan ini membacakan sambutan Menteri LHK Prof. Dr. Ir. Siti Nurbaya, M.Sc. Dia menjelaskan, kegiatan penanaman serentak di masing-masing provinsi dipimpin oleh pejabat KLHK Pusat dan Daerah, serta melibatkan UPT KLHK, Dinas LHK, Aparatur Sipil Negara, dan masyarakat. Hal ini sesuai dengan arahan Presiden untuk melakukan penanaman di sepanjang musim penghujan 2023/2024.

Aksi penanam pohon secara bersama-sama ini kata Dia, merupakan hal yang penting. Sebab, keberadaan pohon dan tutupan lahan yang baik akan meningkatkan daya dukung alam dalam mitigasi perubahan iklim, ketahanan pangan, energi dan kesejahteraan seluruh mahluk hidup. Oleh karena itu, Kementerian LHK berkomitmen untuk menurunkan emisi dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya melalui Indonesia’s FOLU Net Sink 2030.

“Alam adalah amanah bagi kita, untuk dikelola dengan baik. Menjadi kewajiban kita untuk bersama-sama melindungi dan merawatnya dari kerusakan. Kita harus mengambil langkah konkret dan memperkuat kolaborasi yang berlandaskan dialog dan kepercayaan. Demi mewujudkan dunia yang lebih baik dan berkelanjutan,” ujarnya.

Gubernur Bengkulu Dr. Rohidin Mersyah ketika menyampaikan sambutan.(foto:hms1)

Sementara itu, Gubernur Bengkulu Dr. Rohidin Mersyah dalam sambutannya mengatakan, berkenaan dengan FOLU Net Sink 2030, Provinsi Bengkulu telah menyusun Dokumen Rencana Kerja. Sebab, luas kawasan hutan Provinsi Bengkulu sebesar 42 %, memiliki peran strategis dalam penurunan emisi GRK (Gas Rumah Kaca) secara nasional. Berdasarkan perhitungan, sekitar 10 % kontribusi penurunan emisi secara nasional.

“Salah satu aksi mitigasi dalam FOLU Net Sink 2030 adalah peningkatan cadangan karbon. Hal itu ditempuh melalui dua kegiatan yaitu rehabilitasi hutan dengan rotasi dan rehabilitasi hutan non rotasi. Pada prinsipnya kedua kegiatan ini adalah peningkatan tutup lahan melalui penanaman pohon, seperti aksi yang kita lakukan hari ini,” ujar gubernur.

Gubernur menyerahkan SK Green Ambassador kepada pelajar secara simbolis.(foto:hms1)

Ditambahkan gubernur, Provinsi Bengkulu terus mendorong dan mengajak semua pihak untuk melakukan penanaman pohon. Kegiatan penanaman ini diharapkan bukan hanya seremonial saja, namun dapat diukur dan dinilai tingkat keberhasilannya.

“Saya sangat mengharapkan kegiatan ini dapat menjadi salah satu pemicu dalam upaya memperluas partisipasi seluruh masyarakat dalam usaha pemulihan dan pelestarian lingkungan secara lebih luas lagi. Kolaborasi dan sinergi kegiatan pusat dan daerah dalam rangka perbaikan lingkungan harus ditingkatkan,” papar Dr. Rohidin Mersyah.

Pada acara ini, selain melakukan penanaman pohon secara simbolis, juga dilakukan penyerahan petikan Keputusan Menteri LHK No.1221/2023 tentang Penetapan Green Ambassador kepada 1.994 pelajar dari 1.068 sekolah, sebanyak 34 pelajar di antaranya berasal dari Provinsi Bengkulu. Penyerahan petikan keputusan menteri tersebut dilakukan secara simbolis oleh Gubernur Bengkulu kepada perwakilan Green Ambassador.

Foto bersama usai acara penanaman pohon seretak nasional di Tahura Rajolelo.(foto:hms1)

Menurut Dirjen Pengelolaan DAS dan Rehabilitasi Hutan Kementerian LHK, Ir. Hudoyo, para Green Ambassador ini telah mengikuti berbagai proses pendidikan selama empat bulan terakhir, sehingga menjadi harapan baru Indonesia hari ini dan di masa yang akan datang dalam upaya adaptasi, mitigasi, rehabilitasi, dan pengelolaan lingkungan hidup.

“Para Green Ambassador merupakan generasi muda yang akan menjadi pionir hebat, agen perubahan dan pemimpin masa depan. Penting bagi Indonesia mempersiapkan generasi muda yang kreatif, produktif, inovatif dan berdedikasi untuk melestarikan lingkungan hidup dan kehutanan,” ujarnya.[Penulis : Purna Herawan/Humas].