UPT KSLI Gelar Lokakarya Persiapan UNIB Menuju WCU

MENGHADAPI era globalisasi pemerintah telah menetapkan kebijakan internasionalisasi pendidikan tinggi. Untuk mendukung kebijakan tersebut, UNIB dalam statutanya telah menetapkan visi menjadi world class university (WCU) pada 2025. Namun kebijakan dan visi tersebut belum dipahami semua pemangku dan pelaksana kebijakan di UNIB. Karena itu, berbagai upaya sosialisasi terus dilakukan diantaranya melalui lokakarya, Sabtu dan Minggu (26-27/8/2017) di gedung rektorat.

Lokakarya ini diselenggarakan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kerjasama dan Layanan Internasional (KSLI) UNIB sebagai unit kerja yang memiliki tugas pokok dan fungsi mengelola program-program kerjasama dan urusan internasional.

Narasumber yang dihadirkan adalah Kepala Subdit Kerjasama Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Dr. Purwanto Subroto yang memaparkan tentang kebijakan Kemenristekdikti dalam mewujudkan program internasionalisasi perguruan tinggi dan bagaimana mewujudkan perguruan tinggi menjadi world class university.

Kemudian untuk menambah pengetahuan dan pengkayaan informasi tentang pengalaman dari perguruan tinggi yang telah WCU, UPT KSLI UNIB juga mengundang Kepala Kantor Urusan Internasional Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) – Surabaya, Dr. Maria Anityasari berserta Tim pelaksana IO-ITS.

“Dari kedua narasumber ini kita dan para pemangku kebijakan di unit-unit kerja selingkung UNIB yang menjadi peserta lokakarya dapat memahami arah kebijakan dan berbagai strategi yang bisa dilakukan dalam mewujudkan UNIB sebagai WCU. Berbagai pengalaman ITS yang dipaparkan narasumber juga bisa memotivasi kita semua untuk mempercepat internasionalisasi UNIB menjadi WCU,” ujar Ketua UPT KSLI UNIB, Guswarni Anwar, Ph.D.

Pantauan Tim Humas, lokakarya persiapan UNIB menuju internasionalisasi perguruan tinggi ini dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor I Bidang Akademik, Prof. Dr. Ir. Dwinardi Apriyanto. Peserta yang hadir dan terlibat dalam sesi diskusi merupakan para unsur pimpinan universitas, pimpinan fakultas, ketua jurusan dan program studi, mahasiswa dan undangan lainnya yang merupakan perwakilan dari masing-masing unit kerja selingkung UNIB.

Wakil Rektor I Prof. Dwinardi Apriyanto sangat mengapresiasi kegiatan ini dan berharap berbagai informasi tentang kebijakan Kemenristekdikti dan pengetahuan pengalaman internasionalisasi perguruan tinggi yang diterapkan di ITS dapat menjadi pemacu semangat dan bahan kajian berbagai pihak di UNIB dalam persiapan menuju dan mengimplementasikan WCU.

“Dengan lokakarya seperti ini kita bisa mendapatkan gambaran lebih jelas tentang kebijakan apa yang dilakukan Kemenristekdikti dalam internasionalisasi perguruan tinggi. Kemudian kita bisa mendapatkan masukan-masukan dari ITS dalam upaya menyatukan langkah mendorong terwujudnya UNIB sebagai WCU 2025,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Subdit Kerjasama Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Dr. Purwanto Subroto memaparkan, rencana strategis kegiatan yang dilakukan Kemenristekdikti dalam program internasionalisasi perguruan tinggi anatra lain, mendorong dan memfasilitasi internasionalisasi melalui peningkatan jumlah mahasiswa asing dalam program internasional dan pertukaran staf/dosen, menyediakan aplikasi perijinan mahasiswa asing secara online, penyediaan aplikasi laporan kerjasama perguruan tinggi secara online dan integrasi sistem izin mahasiswa asing dan persetujuan student visa.

Kemudian, mendorong dan memfasilitasi perguruan tinggi yang bermutu (exellent) melalui peningkatan kualitas perguruan tinggi berupa peningkatan akreditasi institusi dan program studi, menularkan kemampuan yang dimiliki oleh perguruan tinggi yang baik ke yang lain, menciptakan lingkungan yang memiliki daya saing dalam melakukan kerjasama, dan upaya strategis lainnya.

“Intinya untuk mewujudkan internasionalisasi perguruan tinggi, berbagai upaya strategis terus kita lakukan baik menyangkut promosi perguruan tinggi, peningkatan kualitas dan mutu layanan akademik, peningkatan dana penelitian dan membangun berbagai aplikasi sistem yang memudahkan berabgai stakeholders mengakses layanan,” ujarnya.[Hms1/Foto.Ngamarudin]