UNIVERSITAS Bengkulu (Unib) menjadi tujuan benchmarking Universitas Nurul Jadid (UNUJA) Probolinggo, Jawa Timur, dalam rangka memperkuat upaya akreditasi internasional, khususnya melalui ACQUIN (The Accreditation, Certification and Quality Assurance Institute) dari Eropa.
Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Sumberdaya Manusia UNUJA, M. Noer Fadli Hidayat, M.Kom, dan diterima dengan hangat oleh Ketua LPMPP Unib, Dr. Yulian Fauzi, S.Si, M.Si, pada Kamis (26/9/2024).
“Kami memiliki banyak kesamaan dengan Unib, terutama dalam hal kultur karena sama-sama berada di wilayah pesisir. Unib yang berada di pinggir laut, sama seperti UNUJA, memiliki masyarakat yang cenderung agamis, terutama karena keberadaan pesantren,” kata M. Noer Fadli Hidayat, M.Kom.
Menurutnya, memilih Unib sebagai tempat benchmarking adalah langkah yang tepat mengingat Unib adalah satu-satunya perguruan tinggi di Indonesia yang telah memperoleh akreditasi internasional dari ACQUIN, baik untuk institusi maupun program studi.
“Unib telah berhasil mendapatkan akreditasi ACQUIN untuk 68 program studi. Ini menjadi alasan kuat bagi kami untuk belajar dari Unib guna mendukung upaya akreditasi internasional di UNUJA,” tambahnya.
Kunjungan ini diharapkan bisa memberikan wawasan baru yang dapat diterapkan dalam proses percepatan akreditasi internasional bagi program-program studi di UNUJA Probolinggo.
Rektor Unib, Dr. Retno Agustina Ekaputri, S.E, M.Si, yang diwakili oleh Ketua LPMPP Unib, Dr. Yulian Fauzi, S.Si, M.Si, menyambut baik kehadiran UNUJA. Dalam diskusi yang berlangsung di ruang rapat tiga gedung rektorat Unib, Dr. Yulian bersama Tim Task Force ACQUIN Unib memaparkan latar belakang, tujuan, tahapan, serta berbagai hal penting dalam proses akreditasi ACQUIN.
“Akreditasi internasional yang dilaksanakan Unib bertujuan untuk meningkatkan capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) serta mendukung visi Unib menjadi universitas berkelas dunia pada tahun 2025,” jelas Dr. Yulian Fauzi. Ia menekankan bahwa kunci keberhasilan Unib dalam meraih akreditasi internasional adalah komitmen tinggi dari seluruh stakeholder, termasuk pimpinan universitas, fakultas, mahasiswa, alumni, serta mitra kerja. “Kerja sama yang solid ini membuahkan hasil berupa 69 sertifikat akreditasi dari ACQUIN,” pungkasnya.[Bayupi/Purna Herawan/Humas].