Unib Tuan Rumah Pertemuan Pra-Launching IOAF

UNIVERSITAS Bengkulu (Unib), Sabtu (31/1/2015), menjadi tuan rumah pertemuan Pra-launching Indian Ocean Academic Forum (IOAF) / Forum Akademis Samudera Hindia (FASH). Kegiatan tersebut diikuti sejumlah rektor dan akademisi dari perguruan tinggi nasional, serta pimpinan lembaga yang berkompeten.

Dijadikannya Unib sebagai tuan rumah pertemuan ini, dikarenakan Rektor Unib Dr. Ridwan Nurazi, SE, M.Sc, merupakan salah satu Dewan Pendiri IOAF. Forum ini mulai digagas dan menjadi perbincangan hangat di kalangan akademisi sejak setahun yang lalu, dan jika tidak ada aral melintang forum ini akan di-launching pada bulan Maret 2015 mendatang.

Dosen Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Pertanian Unib, Eko Nofridiansyah, S.Pi, M.Sc selaku Ketua Panitia Pertemuan Pra-Lauching IOAF, menjelaskan, pertemuan ini dipusatkan di ruang rapat tiga gedung rektorat Unib.

Peserta kegiatan merupakan perwakilan dari 13 perguruan tinggi nasional, yaitu UNIB, IPB, ITB, UNDIP, UNAND, UBH, UNP, UNIVERSITAS SYAH KUALA, UGM, UNIVERSITAS TRISAKTI, UNILA, USU, DAN UNIBRAW. Kemudian perwakilan dari 4 perguruan tinggi Malaysia, yaitu UNIVERSITAS SAINS MALAYSIA (USM), UNIVERSITAS TEKNOLOGI MALAYSIA (UTM), UNIVERSITAS MALAYSIA TRENGGANU (UMT), DAN UNIVERSITAS TEKNOLOGI MARA (UiTM).

Selain itu, juga ada perwakilan dari dunia usaha, yaitu KEDUI RESORT, YAYASAN CINTA LAUT MENTAWAI, dan TIGA WARNA JAKARTA. Dan perwakilan dari pemerintah baik pusat maupun daerah.

Pertemuan Pra-Launching IOAF ini memiliki empat agenda, yaitu menyusun anggaran dasar organisasi, pembentukan Dewan Eksekutif organisasi, penyusunan rencana kerja prioritas, dan penyusunan langkah strategis launching IOAF.

“Kegiatan ini merupakan salah satu bagian dari perjalanan panjang Indian Ocean Ademics Forum menuju launching dan penandatanganan kesepakatan yang insyaallah akan dilaksanakan pada bulan Maret mendatang,” papar Eko Nofridiansyah.

Rektor Unib, Dr. Ridwan Nurazi menyambut baik kegiatan ini dan sangat bangga Unib menjadi salah satu Dewan Pendiri IOAF dan saat ini dipercaya sebagai tuan rumah pertermuan Pra-Launching IOAF.

Menurut Dr. Ridwan Nurazi, IOAF diharapkan menjadi wadah bagi akademisi dalam mewujudkan upaya nyata mendorong program nasional “Menjadikan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia” yang dicanangkan Presiden RI Joko Widodo.

Kemudian bagi Unib secara institusi, diharapkan dengan berdirinya IOAF ini, dapat mendorong terwujudnya visi Universitas Bengkulu yaitu menjadi World Class University pada 2025. “Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya riil kita dalam mendukung program nasional, serta mewujudkan visi lembaga,” paparnya.

Rektor Universitas Bung Hatta – Padang, Prof. Dr. Niki Lukviarman, SE, MBA selaku Presiden Direktur IOAF dalam sambutannya mengucapkan terimakasih kepada Universitas Bengkulu yang telah menjadi tuan rumah kegiatan ini.

Dia menjelaskan, FASH/IOAF dideklarasikan pada tanggal 22 April 2014, sekretariat kantornya berada di Universitas Bung Hatta. Tujuan didirikannya organisasi ini yaitu untuk mengembangkan pemikiran dan inovasi baru dalam bidang pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengabdian masyarakat yang terkait dengan pemanfaatan dan pengelolaan Saumdera Hindia secara optimal dan berkelanjutan. Misi yang diemban adalah membantu pemerintah dalam merumuskan kebijakan dalam pengelolaan dan pemanfaatan Samudera Hindia.

FASH/IOAF didukung penuh oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, Pemerintah Kabupaten Mentawai, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan Pusat Pengembangan Oceanologi (P20) LIPI – Jakarta.

Duduk sebagai Dewan Penasehat/Pengarah yaitu Prof. Dr. Emil Salim (Dewan Pertimbangan Presiden), Prof. Fasli Djalal (Ketua BKKBN), Prof. Hasjim Djalal (Ahli Hukum Laut Internasional), Dr. Dino Pati Djalal (Mantan Dubes RI di AS), Prof. Irwan Prayitno (Gubernur Sumatera Barat) dan Yudas Sabaggalet (Bupati Kepulauan Mentawai).

Pendirian IOAF ini erat kaitannya dengan ditetapkannya Indonesia akan menjadi Ketua Indian Ocean Rim Association (IORA) periode 2015-2017. Sehubungan dengan hal tersebut, Kementerian Luar Negeri, selaku focal point IORA tengah melakukan berbagai persiapan bagi kekuatan Indonesia pada IORA dimaksud, utamanya untuk mendorong kerjasama di enam bidang prioritas.

Enam bidang prioritas IORA itu, yakni keselamatan dan keamanan maritim, perdagangan dan investasi, manajemen perikanan, penanggulangan bencana, kerjasama akademik dan IPTEK, dan turisme serta pertukaran budaya.

“Setahun yang lalu, kita dari 14 perguruan tinggi dari Indonesia dan Malaysia sepakat mendirikan Forum Akademis Samudera Hindia. Gagasan ini timbul karena keprihatinan terhadap minimnya riset ataupun pemanfaatan Samudera Hindia. Kemudian gagasan pembentukan organisasi ini juga sejalan dengan visi misi Presiden RI Joko Widodo untuk membawa Indonesia menuju Poros Maritim Dunia,” papar Prof. Niki.

Dijelaskan Prof. Niki, Samudera Hindia bagi Indonesia merupakan halaman depan yang menyimpan potensi perikanan, ekowisata bahari, energi laut, deposit mineral dan hidrokarbon, yang relatif belum banyak dimanfaatkan. Oleh karena itu perlu upaya sistematik dan terencana untuk memanfaatkan potensi samudera yang luas ini bagi kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.

“Harapkan kita, IOAF ini nanti dapat menjadi wadah bagi kita semua untuk berkontribusi secara nyata dalam mendorong optimalisasi pemanfaatan potensi Samudera Hindia bagi kemajuan Bangsa dan peningkatan kesejahteraan masyarakat,” tukas Prof. Niki.

Pertemuan Pra-Launching IOAF di kampus Hijau Unib itu dibuka secara resmi oleh Gubernur Bengkulu H. Junaidi Hamzah yang diwakili Staf Ahli Gubernur Bidang Pemerintahan, Yasarlin, M.Pd. Dalam sambutannya, gubernur mendukung penuh kegiatan IOAF, sebab daerah Bengkulu berhadapan langsung dengan Samudera Hindia.[humas 1]