UNIB Tambah Dua Guru Besar

HARI ini tanggal 12 Oktober 2016, Universitas Bengkulu kembali mengukuhkan dua Guru Besar bergelar Profesor. Dengan pengukuhan dua guru besar ini, maka jumlah professor di UNIB bertambah menjadi 37 orang.

1

Prosesi pengukuhan dua professor ini dihelat dalam Rapat Paripurna Senat Universitas Bengkulu yang dipimpin Ketua Senat, Prof. Dr. Ir. Alnofri. Acara yang berlangsung di ruang rapat utama gedung rektorat ini dihadiri Rektor UNIB Dr. Ridwan Nurazi, M.Sc, para anggota senat, para guru besar, para wakil rektor, para dekan, dosen dan mahasiswa.

Kemudian hadir pula para undangan mulai dari Wakil Gubernur Bengkulu Dr. H. Rohidin Mersyah, MP, para unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD), Rektor Unihaz, Rektor IAIN dan perwakilan universitas lainnya, serta para kolega dan sanak keluarga dari Guru Besar yang dikukuhkan.

IMG_3991

Kedua Guru Besar yang dikukuhkan yaitu Prof. Dr. Ir. Rr. Yudhi Harini Bertham, MP yang menjadi Guru Besar dalam Bidang Ilmu Tanah dan Prof. Dr. Ir. Yosi Fenita, MP yang menjadi Guru Besar dalam Bidang Ilmu Peternakan. Keduanya merupakan dosen pada Fakultas Pertanian UNIB.

Acara yang berlangsung khidmad dan penuh dengan nuansa akademis ini diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang diikuti seluruh peserta rapat, dilanjutkan dengan mendengarkan lagu Mars UNIB oleh kelompok paduan suara. Lalu, acara dibuka secara resmi oleh Ketua Senat UNIB Prof. Dr. Ir. Alnofri.

Berikutnya, dilanjutkan dengan acara inti yaitu penyampaian orasi ilmiah oleh kedua Guru Besar yang dikukuhkan. Orasi ilmiah pertama disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Rr. Yudhi Harini Bertham, MP dengan judul “Pendayagunaan Pupuk Hayati untuk Meningkatkan Produktivitas Kedelai di Tanah Mineral Masam.”

2

Prof. Yudhi merupakan putri ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Bapak R. Harry Bertham (Alm) dan Ibu Soesilo ajeng (almh). Ia lahir di Surabaya, tanggal 30 April 1958 dan menikah dengan Dr. Abimanyu Dipo Nusantara, MP yang juga dosen Fakultas Pertanian dan saat ini menjabat sebagai Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNIB. Pasangan ini dikaruniai tiga orang anak, yaitu Ika Farida Wisnu Wardhani, SP, Dwi Phatmawati (alm), dan Tri Ratna Anggraini Wisnu Murti, SH, M.Kn.

4

Sebelum meraih gelar akademik tertinggi ini, Prof. Yudhi pernah mengenyam pendidikan formal Strata 1 (S1) di Universitas Negeri Jember tahun 1984, Strata 2 (S2) di Universitas Gadjah Mada (UGM) tahun 1994, dan Strata 3 (S3) di Institut Pertanian Bogor (IPB) tahun 2006. Dia bekerja sebagai dosen di Fakultas Pertanian UNIB sejak tahun 1986 dan pernah menjabat sejumlah jabatan penting di Fakultas Pertanian seperti Sekretaris Laboratorium Tanah (2001-2002) dan sudah melakukan berbagai macam penelitian terpublikasi nasional maupun internasional terkait dengan bidang ilmu nya.

IMG_4072

Orasi Ilmiah yang disampaikan Prof. Yudhi dalam Rapat Paripurna Senat Universitas Bengkulu ini dapat disimpulkan sebagai berikut, pertama, peningkatan produktivitas kedelai seagai sumber protein nabati harus terus diupayakan agar kedaulatan di bidang pangan dapat terus dipertahankan.

Kedua, produktivitas kedelai genotipe baru, tahan naungan dan tahan kemasaman dan kadar P rendah dapat ditingkatkan menggunakan teknologi berbasis mekanisme adaptasi tanaman mendapatkan hara P dari dalam tanah.

Ketiga, Rhizobia (Bradyrhizobium dan Rhizobium) asal Kandang Limun dan Talang Empat merupakan jasad renik unggul yang dapat dikembangkan sebagai inokulan bersama-sama dengan FMA Glomus dan Gigaspora atau fungi pelarut fosfat Aspergillus niger. Penggunaan isolate-isolat pupuk hayati tersebut yang berasal dari bumi Bengkulu merupakan novelti dari rangkaian penelitian yang telah selesai dikerjakan.

Dan keempat, lahan agroforestri, bekas tambang, dan pesisir berpotensi untuk digunakan sebagai perluasan areal tanaman kedelai untuk meningkatkan produktivitas kedelai nasional.

“Demikianlah gagasan saya tentang uapaya untuk meningkatkan produktivitas kedelai di tanah mineral masam. Saya bersyukur telah dapat mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Prestasi yang saya peroleh selama ini tidak lepas dari perhatian dan bantuan negara, institusi, keluarga, rekan kerja, mahasiswa dan masyarakat umumnya. Oleh sebab itu, saya mengucapkan terimakasih kepada semuanya,” demikian Prof. Yudhi.

Orasi ilmiah kedua disampaikan dengan penuh suka cita oleh Prof. Yosi Fenita. Orasi ilmiah ini diberinya judul “Pemanfaatan Lumpur Sawit Fermentasi, Minyak Ikan Lemuru dan Herbal untuk Peningkatan Perfoman Produksi dan Kualitas Produk Unggas.”

5

Prof. Dr. Ir. Yosi Fenita, MP merupakan putri dari pasangan H. Sofyan Dt. Pangalu Basa (Alm) dan Ibu Hj. Zuiyar Djafaar (Alm). Ia lahir di Bukti Tinggi – Sumatera Barat, tanggal 18 April 1968 dan menikah dengan Saepudin, S.Ag, M.Si yang dikarunai tiga orang anak yaitu Muhammad Fikri Nugraha, Muhammad Farhan Gumilar, dan Azizah Aulia Ramadhany.

Prof. Yosi menyelesaikan pendidikan strata 1 (S1) di Universitas Andalas Padang tahun 1992, kemudian menyelesaikan strata 2 (S2) di Universitas Andalas Padang, dan strata 3 (S3) di Institut Pertanian Bogor pada tahun 2002. Dia bekerja sebagai dosen di Fakultas Pertanian UNIB sejak tahun 1994 dengan mengampu mata kuliah Nutrisi Ternak Dasar, Biokimia, Managemen Limbah Ternak, Managemen Ternak Unggas dan Nutrisi Ternak Monogastrik.

IMG_4079

Pada orasi ilmiahnya, Prof. Yosi hanya menyampaikan beberapa hal penting dari hasil penelitiannya, yaitu pertama, lumpur sawit fermentasi dapat meningkatkan kandungan β-karoten dari 1873,4 µ/100 g menjadi 3735,8 µ/100 g. Pemberian LSF dengan Neurospora sp sampai level 10% tidak menurunkan produksi telur serta dapat meningkatkan warna yolk telur 40% untuk telur mentah, 6,85 % untuk telur rebus, dan 13,68 % untuk telur mata sapi. LSF dapat meningkatkan rasa dan menurunkan bau amis telur dan mampu memodifikasi kadar protein, lemak, kolestrol, dan kadar protein kunig telur.

Kedua, pemberian suplementasi asam amino essensial dalam ransum berbasis lumpur sawit tidak mempengaruhi perfoma produksi ayam petelur tapi dapat meningkatkan warna yolk telur. Ketiga, pemberian enkapsulasi minyak ikan 1,5 % dalam ransum berbasis LSF dengan Neourospora sp sampai 15% dan penambahan asam amino kritis meningkatkan produksi telur (mas production), menurunkan konsumsi ransum, dan memperbaiki konversi ransum. Selain itu dapat meningkatkan warna yolk telur mentah, dan meningkatkan selera panelis untuk telur yang direbus. Enkapsulasi minyak ikan dalam ransum berbasis LSF mampu memodifikasi kadar protein, lemak, kolestrol kuning telur. Pemakaian enkapsulasi minyak ikan lemuru dalam ransum berbasis asam amino kritis dapat mengurangi pencemaran lingkungan ayam petelur ditandai dengan menurunnya kadar nitrogen feses, amoniak, sulfide, BOD, dan COD pada feses ayam petelur strain platinum.

Keempat, pemberian ekstrak daun katuk dalam ransum berbasis lumpur sawit fermentasi sebanyak pada level 9 g memberikan perfoma dan kualitas terbaik. Dan kelima, pemberian herbal seperti buah mengkudu, air jus mengkudu, tepung kunyit, dan tepung bawang putih mampu meningkatkan perfoma dan kualitas pada produk unggas.

“Saya sangat bersnyukur dan mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu saya selama ini. Saya juga mohon doa restu agar mampu mengemban amanah jabatan Guru Besar ini dengan baik,” ujar Prof. Yosi seraya menyebut sejumlah nama keluraga dan orang-orang dekat, kolega yang telah berperan dan berjasa atas semua prestasi yang telah diraihnya.

6

Sementara itu, dalam sambutannya Rektor UNIB Dr. Ridwan Nurazi, M.Sc mengaku sangat senang dan bangga dengan kegiatan pengukuhan dua guru besar ini. “Kedua professor kita ini adalah wanitia, hal ini diharapkan mampu memotivasi dan menginspirasi kita semua. Dan dengan pengukuhan dua guru besar ini, maka jumlah professor di UNIB bertambah menjadi 37 orang. Ini merupakan capaian luar biasa, mengingat usia UNIB yang masih tergolong muda,” ujar Dr. Ridwan Nurazi.

Dengan bertambahnya jumlah guru besar ini lanjut Rektor, diharapkan berkolerasi dalam peningkatkan implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang meliputi pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Juga diharapkan mampu meningkatkan berkontribusi UNIB terhadap kemajuan daerah, kesejahteraan masyarakat, Bangsa dan Negara.

7

“Perlu kami infokan bahwa dari 37 Guru Besar di UNIB itu memiliki berbagai bidang keahlian, seperti Bidang Ilmu Kopi, Bidang Ilmu Padi, Bidang Ilmu Kedelai, Bidang Ilmu Tanah, Bidang Ilmu Hama dan Penyakit Tanaman, Bidang Ilmu Teknologi Pendidikan, Bidang Ilmu Manajemen Pendidikan, Bidang Ilmu Bisnis dan Pemasaran, Bidang Ilmu Hukum Pidana, Bidang Ilmu Hukum Agraria, dan lain sebagainya. Ini semua, bila dikembangkan dan diberdayakan secara baik, maka selain bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan itu sendiri, juga bisa berkontribusi menyumbang pikiran dan ide-ide cemerlang dalam membantu pemerintah daerah untuk memajukan daerah ini,” ujarnya.

Kepada Prof. Yudhi dan Prof. Yosi beserta keluarga, Rektor mengucapkan selamat atas pencapaian luar biasa ini. “Namun pengukuhan Guru Besar ini bukan lah akhir pengabdian, tetapi justru dijadikan estape baru dalam meningkatkan pengabdian, mendarmabaktikan pengetahuan, pengalaman dan keahliannya dalam pengembangan ilmu pengetahuan, peningkatan kualitas Tri Dharma Perguruan Tinggi di UNIB, yang pada akhirnya mampu memberikan kontribusi sebesar-besarnya bagi kemajuan institusi, daerah, dan Negara,” demikian Ridwan Nurazi.[Penulis : Purna Herawan. Foto : Ngamarudin]