Dalam rangka meningkatkan kepercayaan diri dan kesiapan menghadapi Asesmen Lapangan Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT), Universitas Bengkulu (Unib) menggelar simulasi dan diskusi bersama asesor dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) pada Selasa (11/2/2025).


Kegiatan ini berlangsung sepanjang hari di ruang rapat utama Gedung Layanan Terpadu (GLT) Unib, dihadiri oleh Rektor dan para Wakil Rektor, Ketua dan Anggota Senat Universitas, para Dekan dan Wakil Dekan dari delapan fakultas, Ketua Lembaga dan Kepala Unit Kerja, Kepala Biro, serta Anggota Task Force AIPT UNIB.
Sebagai narasumber utama, Unib menghadirkan Sugiyono, S.Si, Ph.D, seorang asesor berpengalaman dari BAN-PT sekaligus dosen di Universitas Jenderal Soedirman. Beliau bertindak sebagai reviewer eksternal yang memberikan kritik, masukan, dan saran untuk memperkuat kesiapan Unib dalam menghadapi asesmen lapangan.


Rektor UNIB, Dr. Retno Agustina Ekaputri, S.E, M.Sc, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada Sugiyono atas kesediaannya berbagi pengalaman dan wawasan terkait strategi menghadapi asesmen lapangan. Rektor juga menekankan pentingnya keterlibatan seluruh pimpinan dan unit kerja dalam simulasi ini agar dapat memahami secara mendalam mekanisme asesmen yang akan dijalani.
“Jika melihat dokumen Laporan Kinerja Perguruan Tinggi (LKPT) dan Laporan Evaluasi Diri (LED) yang telah disusun oleh Task Force AIPT Unib dan telah dikirim ke BAN-PT, saya optimis Unib dapat meraih nilai maksimal dan predikat Akreditasi Unggul,” ujar Dr. Retno Agustina Ekaputri.


Rektor menambahkan bahwa seluruh kriteria dan elemen penilaian akreditasi telah terpenuhi, termasuk jumlah program studi terakreditasi A atau Unggul. Ditambah lagi, institusi Unib dan sebagian besar program studi di Unib telah memiliki sertifikat akreditasi internasional dari Lembaga ACQUIN-Eropa yang dapat menambah keunggulan tersendiri.
“Dengan persiapan yang matang dan dukungan seluruh sivitas akademika, kita menargetkan hasil terbaik dalam AIPT yang sedang berlangsung,” tukas Dr. Retno Agustina Ekaputri. [Purna Herawan | Humas].




