Teater Besurek UNIB Raih Juara III Festival Monolog Nasional STUBA

MAHASISWA UNIB kembali mengukir prestasi pada ajang perlombaan tingkat nasional. Kali ini, para mahasiswa yang tergabung dalam Teater Besurek UNIB berhasil mengukir prestasi, sebagai Juara III pada Festival Monolog Nasional Studi Teater Islam Bandung (STUBA) yang dihelat di Universitas Islam Bandung, 8-9 Oktober 2019.

Pada ajang ini Teater Besurek UNIB menampilkan garapan berjudul “Anak-Anak Kegelapan” yang merupakan naskah drama karya Ratna Sarumpaet yang kemudian diadaptasi oleh alumni Teater Bahtra UNIB, Budi Rahmat, S.Pd.

Tampil sebagai aktris pada pemetasan monolog ini adalah Dwi Utari, mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP UNIB (angkatan 2018). Sebagai sutradara sekaligus penata cahaya/lighting adalah Denis Kurniawan, staf di UPT PKM juga mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP UNIB.

Dalam release yang diserahkan kepada Tim Humas UNIB, Denis Kurniawan menjelasakan, awalnya Teater Besurek mengikuti seleksi/kurasi yang kemudian menyisihkan 10 besar tim yang dinobatkan menjadi finalis untuk tampil di perhelatan nasional ini.

Setelah menjadi finalis untuk tampil pada monolog tingkat nasional yang dilaksanakan di Gedung Kesenian Rumentangsiang, Bandung, seluruh anggota tim dan aktris semakin bersemangat untuk mengukir prestasi.

Apalagi, tim ini mendapat support dari Wakil Rektor III UNIB Bidang Kemahasiswaan, Dr. Drs. Syahrial, MA, M.Phil yang menaruh harapan besar agar Teater Besuerk mampu mengangkat citra positif UNIB dan Provinsi Bengkulu umumnya pada kancah keseniaan dan kebudayaan tingkat nasional.

Setelah berlatih maksimal dan memantapkan kekompakan tim, Teater Besurek tampil dengan penuh percaya diri, meskipun harus menghadapi pesaing berat dari kelompok-kelompok teater kampus senior. Para pesaing berat tersebut antara lain Teater Orok Universitas Udayana Bali; Teater Seriboe Djendela Universitas Sanata Dharma Yogyakarta; Teater Titik Universitas Telkom Bandung; Teater Temma 23 STIE INABA Bandung; Teater Terkam FSD Universitas Negeri Makassar; Komunitas Teater Universitas Islam Malang (UNISMA); Teater Gebog UNISMA.

Sebelumnya, masih ada dua kelompok teater hebat lainnya yang masuk 10 besar dan kategori pesaing berat bagi Teater Besurek UNIB, yaitu Teater Langkah Universitas Andalas – Padang dan Teater Pitoelas Universitas 17 Agustus 1945 – Semarang. Namun dua kelompok teater ini mengundurkan diri dengan alasan terkait perizinan dan akomodasi.

“Alhamdulillah, setelah melakukan pemetasan berdurasi setengah jam, oleh juri kita dinobatkan sebagai Juara III dan meraih penghargaan sebagai Penata Artistik terbaik tingkat nasional,” papar Denis Kurniawan.

Ditambahkan Denis, selain aktris yang berperan utama pada tampilan monolog ini, juga didukung oleh Penata Rias, Ratu Anggraini, Eria Sagita dan Wiliana sebagai Penata Artistik. Ketiganya merupakan mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia, FKIP UNIB. Lalu, ada juga Budi Hari Wijaya, Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris FKIP UNIB yang membantu pada bagian musik pengiring pementasan.

Pementasan monolog “Anak-anak Kegelapan” oleh Teater Besurek UNIB mendapat tanggapan postif dari Dewan Juri yang salah satunya adalah Agus Safari, seorang Senior Teater Bell Bandung. Menurutnya, teknik permainan lampu Teater Besurek UNIB mampu mengiringi permainan aktor, sehingga suasana dan emosi aktris semakin kuat.

“Teknik permainan lampu yang mampu mengiringi permainan aktor membuat juri terhipnotis dan tetap melek mengikuti pementasan Tim Besurek ini,” ujar Agus Safri ditirukan Denis.

Selain Agus Safri, seorang Teaterwan Nasional asal Bandung, Kang Godi Suwarna, juga sangat terkesan dengan pementasan Teater Besurek UNIB. Menurutnya, aktris Besurek UNIB mampu menampilkan secara utuh kesedihan yang diinginkan oleh naskah. “Seluruh peserta juga berbaur seperti sudah saling mengenal lama. Inilah yang menjadi salah satu faktor kesuksesan penampilan ini,” ujarnya sebagaimana dititurkan Denis dan dikutif kembali Tim Humas.

Denis sendiri berharap dengan keberhasilan ini dapat mendongkrak nama baik UNIB di kancah nasional khususnya di kalangan penggiat teater, serta lebih mengenalkan daerah Bengkulu pada seluruh daerah di Indonesia sehingga tidak ada lagi orang yang tidak tahu dengan Bengkulu sebagai darah yang memiliki banyak potensi keseniaan dan kebudayaan.[Hms1/Denis].