Sukses, Seminar Internasional RENPER 2012

SEMINAR internasional RENPER ke-3 tahun 2012 di Universitas Bengkulu, 15 – 17 Oktober berlangsung sukses. Seluruh rangkaian kegiatan berjalan tertib, lancar, tanpa hambatan berarti. Puluhan tamu dari luar negeri sangat antusias dan tampak sangat menikmati suasana ketika berada di Unib dan di Kota Bengkulu umumnya.

Chairman RENPER, Prof. Dr. Ibrahim Che Umar dari Universiti Malaysia Kelantan, mengaku sangat senang dan bangga atas pelaksanaan Seminar Internasional RENPER ke 3 di Universitas Bengkulu.

“Sukses untuk Universitas Bengkulu selaku tuan rumah, kami sangat senang dan memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya, karena seluruh agenda seminar internasional dan rangkaian kegiatan lainnya terkait RENPER berlangsung tertib dan lancar. Kami juga sangat menikmati suasana di Kota Bengkulu. Masyarakatnya ramah-ramah, makanannya enak-enak dan kultur budayanya cukup bagus. Kami ucapkan terimakasih kepada Unib, pemerintah setempat dan seluruh pihak yang telah mensukseskan kegiatan ini,” ujarnya.

Kata Prof. Ibrahim, RENPER baru berumur tiga tahun. Pada tahun ketiga ini target yang ingin dicapai dari kegiatan RENPER adalah ingin melihat sejauh mana respon dan kemungkinan setiap universitas terhadap usaha-usaha penanggulangan dan pemberantasan kemiskinan, baik secara individual maupun institusional.

“Kenyataannya, dari kegiatan RENPER di Unib ini ternyata sudah ramai orang khususnya kalangan akademisi yang membicarakan RENPER dan peduli serta mau terlibat langsung dalam usaha-usaha pemberantasan kemiskinan. Ini sangat positif dalam mewujudkan RENPER sebagai platform pemberantasan kemiskinan,” paparnya.

Prof. Ibrahim menekankan bahwa usaha-usaha pemberantasan kemiskinan melalui RENPER dilakukan oleh para akademisi, bukan oleh lembaga-lembaga sosial atau sukarelawan seperti NGO.

“Di sini, usaha-usaha pemberantasan kemiskinan yang dilakukan melalui pendekatan-pendekatan keilmuan oleh sejumlah ahli di masing-masing universitas. Ada proses transfer ilmu pengetahuan dan teknologi, pembinaan dan pendampingan terhadap masyarakat dan pelaku ekonomi kecil dan menengah dilaksanakan sesuai dengan keahlian akademisi,” tukasnya.

Pantauan Tim Humas Unib, seluruh agenda seminar internasional dan rangkaian kegiatan terkait RENPER sejak tanggal 15 hingga 17 Oktober lalu berjalan lancar. Walau agendanya sangat padat, para peserta seminar baik berasal dari universitas dalam negeri maupun dari luar negeri terlihat antusias mengikuti setiap kegiatan.

Seminar internasional yang dilakukan pada hari pertama dan kedua dilakukan dua sesi, yaitu seminar utama dan Parallel Workshop yang dibagi lima bidang minat yang mempresentasikan lebih kurang 52 paper yang ditulis para akademisi dan peneliti dari luar negeri maupun dari Unib sendiri.

Sementara parallel workshop, di ruang kerja Rektor Unib, para pimpinan universitas pendiri RENPER melakukan council metting. Di bagian lain, tepatnya di lantai dasar gedung Rektorat Unib juga dibuka pameran dan bazar. Di stan-stan pameran itu dipajangkan sejumlah hasil kerajinan tangan dan hasil-hasil penelitian yang merupakan buah karya para akademisi Unib maupun dari luar negeri.

Selain itu, tanggal 16 sore, rombongan peserta RENPER juga diajak mengunjungi Desa Srikaton Kecamatan Pondok Kelapa. Desa Srikaton merupakan desa binaan Unib dan Bank Indonesia dalam upaya-upaya pengetasan kemiskinan.

Ke esokan harinya, sebelum pulang ke negaranya masing-masing, para peserta RENPER dari luar negeri juga diajak mengunjungi sejumlah objek wisata dan pusat-pusat kerajinan batik besurek di Kota Bengkulu, seperti kawasan Persada Bung Karno, Benteng Malrborough dan Pantai Panjang.

Selama di Bengkulu, para peserta RENPER selalu disajikan makanan dan menu-menu masakan tradisional khas Bengkulu dan Indonesia. Dan di beberapa kesempatan, mereka juga disuguhi tari-tarian tradisional Bengkulu dan Indonesia.[hms1]