Sosialisasi Peta Jalan UNIB Menuju WCU 2025

BADAN Pengembangan Universitas Bengkulu (BPU) melakukan sosialisasi rencana finalisasi dokumen Peta Jalan Menuju World Class University (WCU) pada 2025, Selasa (25/9/2018) di ruang rapat tiga gedung rektorat. Acara ini dihadiri Wakil Rektor II Bidang Sumber Daya, Dr. Sigit Sudjatmiko dan diikuti pimpinan unit-unit kerja selingkung UNIB.

BPU merupakan badan ad hoc yang dibentuk rektor untuk menyusun rencana strategis pengembangan institusi dalam upaya mewujudkan visi menjadikan UNIB sebagai WCU 2025 dan memberikan masukan diminta atau tidak diminta terhadap kebijakan pimpinan UNIB agar sejalan dan tetap mengacu pada visi dan program kerja rektor.

Tim BPU beranggota 13 orang yang merupakan perwakilan dari masing-masing fakultas, lintas generasi, lintas pengalaman dan latarbelakang. “Komposisi Tim 13 BPU 50% angkatan muda (dosen). Kita bukan hanya pemikir tapi bekerja, untuk mendampingi penyusunan RSB, memberikan rekomendasi pada pimpinan dan memberi masukan sinergisitas antar fakultas dan unit-unit kerja,” ujar Ketua BPU UNIB, Dr. Alamsyah Harahap, M.Lib.

Dijelaskan Dr. Alamsyah, saat ini Tim BPU tengah menyusun peta jalan menuju WCU 2025. Ditargetkan pada akhir Desember 2018, Dokumen Blueprint WCU UNIB 2025 akan disahkan oleh rektor sebagai Dokumen Bluprint pertama.

Dokumen blueprint WCU ini nanti akan menjadi pedoman penyusunan Rencana Strategi Bisnis (RSB) UNIB dan akan diimplementasikan dalam bentuk kegiatan-kegiatan di masing-masing unit kerja. Mulai diberlakukan pada tahun anggaran 2019.

Wakil Rektor II Bidang Sumber Daya, Dr. Ir. Sigit Sudjatmiko, M.Sc menyambut baik kegiatan sosialisasi peta jalan menuju WCU 2025 ini dan mengimbau seluruh pimpinan unit kerja untuk mempedomani dokumen blueprint yang akan ditetapkan.

“Kita akan segera memiliki dokumen blueprint untuk mewujudkan visi institusi. Setiap program dan kegiatan harus berpedoman pada blueprint ini nanti,” ujarnya.

Sosialisasi Peta Jalan Menuju WCU 2025 dipaparkan oleh anggota Tim BPU, dr. Ahmad Azmi Nasution, M.Biomed (FKIK). Dia menjelaskan, sesuai dengan roadmap yang telah ditetapkan, pada 2009-2018 upaya mewujudkan UNIB sebagai WCU adalah dengan peningkatan kapasitas dan tata kelola. Kemudian pada 2019-2023, pencapaian daya saing regional-ASEAN, dan pada 2024-2028 adalah pencapaian daya saing internasional.

Lantas bagaimana kita mengimplementasikan dalam kegiatan riil ? Maka yang paling utama adalah menyamakan persepsi tentang WCU itu sendiri. Definisi WCU yang cukup relevan untuk menyamakan persepsi kita adalah sebagaimana diungkapkan Jamil Salmi, bahwa WCU merupakan suatu pengakuan dari dunia luar terhadap institusi berbasis kualitas dan reputasi internasional.

Kualitas institusi diukur melalui pemeringkatan dan akreditasi internasional seperti international standard (ISO), world ranking (QS-WUR), world rating (QS), dan metrics (webometrics, green metrics). QS-WUR sendiri tidak hanya dilihat dari persentase rasio dosen atau mahasiswa internasional, tetapi bahkan lebih besar dilihat dari persentase reputasi akademik, rasio dosen : mahasiswa, kualifikasi dosen, dan reputasi terhadap pemberi kerja.

Untuk mewujudkan cita-cita UNIB menjadi WCU 2025, semua unit kerja harus bekerja keras, melepaskan ego sektoral dan personal untuk kepentigan institusi. Tim BPU sendiri telah merumuskan sebuah alternatif sebagai tujuan UNIB sebelum tercapainya WCU, sehingga relevan dengan pembagian bidang kerja yang akan diimplementasikan sesuai roadmap.

Tujuan bidang satu yaitu menghasilkan penelitian inovatif yang bermanfaat dan berdampak keilmuan besar. Bidang dua, tersedia dan terselenggaaranya layanan pendidikan dengan proses berkualitas dan prasarana berstandar internasional. Bidang tiga, terwujudnya pelyanan yang sesuai kebutuhan masyarakat serta ditunjang dengan jejaring world wide dan multipihak. Dan bidang empat, yaitu tersedianya system tata kelola yang menjamin terselenggaranya good university governance.

Lalu apa pula sasaran UNIB dalam kurun waktu sampai lima tahun mendatang ? Kita musti lihat situasi internal dulu. Analisis mencakup tata pamong dan kelembagaan, penelitian, pendidikan, dan pengabdian. Dari analisis ini dapat dilihat modal pengembangan UNIB dan permasalahan apa yang dihadapi.

UNIB memiliki sumber daya kualifikasi dosen berkualitas, system insentif telah terbangun dalam bentuk remunerasi, pengelolaan keuangan dan keterbukaan informasi publik yang bagus, sarana prasarana IT dan internet cukup memadai, produktivitas penelitian cukup memadai, produksi HaKI menunjukkan potensi pengembangan terutama paten dan PVT, serta produktivitas dan keluaran pendidikan akademik yang bagus.

Namun sejumlah permasalahan juga dihadapi UNIB, yaitu kualifikasi akreditasi intsitusi masih belum memadai, produktivitas diseminasi hasil penelitian masih rendah baik publikasi dan sitasi, orientasi pengelolaan dan penyelenggaraan program akademik masih berorientasi income generating, keterbatasan kapasitas untuk mendapatkan dana dan melalukan penelitian, daya saing lulusan masih rendah dan kerjasama dan perencanaan belum efektif.

Dengan melihat modal dan permasalahan tersebut, maka seluruh stakeholder harus membangun komitmen pencapaian kinerja outcome, menetapkan target tahunan 2019-2023 dengan indicator kinerja outcome, serta memastikan kegiatan-kegiatan yang direncanakan benar-benar dapat efisien dan efektif.

Bila semua ini dapat dilaksanakan, kita optimistis kurun waktu lima tahun mendatang UNIB berada pada ranking 300 besar Asia (QS-WUR) dan 15 besar nasional, dengan mewujudkan empat sasaran strategis yaitu, pertama meningkatkan relevansi, produktivitas dan kualitas penelitian, pendidikan akademik, pengabdian kepada masyarakat dan inovasi yang berdaya saing global.

Sasaran strategis kedua yaitu meningkatkan efektifitas dan akuntabilitas tata kelola dan kelembagaan serta kualitas dan kuantitas sumber daya yang ramah lingkungan berbasis pada teknologi informasi. Sasaran ketiga, meningkatkan kualitas soft skills dan technical skills mahasiswa dan layanan fasilitas kemahasiswaan untuk mendukung kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan mahasiswa, serta sasaran keempat yaitu meningkatkan efektifitas perencanaan dan kuantitas dan kualitas kerjasama dengan mendayagunakan jaringan kemitraan secara regonal dan nasional.

“Terpenting kita membutuhkan komitmen bersama. Blueprint WCU sebagai panduan sehingga seluruh program dan implementasi kegiatan memiliki tolak ukur yang jelas dan relevan cita-cita UNIB untuk WCU,” papar dr. Ahmad Azmi.[Hms1]