Seminar RENPER : Menyamakan Pemahaman Tentang Miskin, Kemiskinan dan Pemiskinan

KANTOR RENPER UNIB sebagai Country Representative RENPER (Regional Network on Poverty Eradication) di Indonesia, kembali menggelar horizon seminar untuk menyamakan pemahaman tentang miskin dan kemiskinan, Selasa (16/5/2017).

Seminar kali ini mengangkat tema “Miskin, Kemiskinan, Pemiskinan : Perspektif Multidisipliner” dengan pembicara Dr. Djonet Santoso, MA yang merupakan salah satu staf pengajar dan dosen peneliti dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNIB, dan dipandu moderator Dr. Sigit Sujatmiko dari Fakultas Pertanian.

Kegiatan ini sangat istimewa karena peserta merupakan para dosen peneliti dari berbagai fakultas dan berbagai disiplin ilmu selingkung UNIB. Tampak Prof. Yuwana (Fakultas Pertanian), Prof. Rambat Nur Sasongko (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan), Dr. M. Farid (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam), dan puluhan akademisi lainnya.

Dan lebih istimewa lagi, kegiatan ini juga dihadiri oleh Rektor UNIB Dr. Ridwan Nurazi, M.Sc, selaku President RENPER yang terpilih secara aklamasi di Kelantan, Malaysia, awal April 2017 lalu.

Ketua RENPER UNIB, Prof. Dr. Ir. Zainal Muktamar, M.Sc mengatakan, horizon seminar tentang kemiskinan ini merupakan salah satu agenda yang terus digalakkan dalam rangka berkontribusi nyata dalam mengatasi masalah kemiskinan baik lingkup daerah, nasional maupun internasional (Asia Tenggara).

“Selain melaksanakan pembinaan dengan pendekatan urban agriculture, tahun ini kita menggelar horizon seminar tentang kemiskinan. Kegiatan ini disambut positif oleh para dosen peneliti dan cukup banyak yang mau jadi pembicara,” ujarnya.

Sementara itu, dalam makalahnya Dr. Djonet Santoso, memaparkan tentang kondisi kemiskinan di Indonesia dengan menyajikan data BPS (Badan Pusat Statistik), tentang upaya pembangunan mengatasi kemiskinan, tentang perspektif miskin, kemiskinan, garis kemiskinan, pemiskinan, serta upaya dunia internasional mengatasi kemiskinan dengan focus program MDGs (Millenium Development Goals) 2000-2015 yang belum mencapai target dan dilanjutkan dengan SDGs (Sustainable Development Goals) 2016-2030.

Dr. Djonet juga memaparkan tentang perspektif multi disipliner, dengan menekankan bahwa semua bidang ilmu berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia. Kemiskinan adalah gambar masih lemahnya berbagai bidang ilmu memberikan kontribusi penyelesaian masalah penduduk miskin. Dengan demikian pemiskinan adalah produk berbagai bidang ilmu menambah jumlah penduduk miskin.

Oleh sebab itu kata Dr. Djonet, yang menjadi catatan penting adalah komitmen berbagai bidang ilmu untuk penanggulangan kemiskinan bersifat mutlak. “Pro-poor based scientific discussion and research,” ujar menutup sesi pemaparan makalah.

Karena para peserta seminar merupakan para akademisi dan expert di bidangnya masing-masing, paparan makalah yang disajikan Dr. Djonet banyak mendapat tanggapan. Suasana diskusi berlangsung alot, namun pada sesi closing statement yang disampaikan Rektor Dr. Ridwan Nurazi, M.Sc, Dia menyambut baik dan sangat mengapresiasi kegiatan seminar ini.

Rektor juga mengimbau agar para dosen peneliti UNIB dapat meningkatkan penelitian khususnya menyangkut masalah kemiskinan. “Apapun latar belakang keilmuan, fokuskan pada masalah bagaimana penanggulangan kemiskinan,” ujar Dr. Ridwan Nurazi.[Penulis : Purna Herawan]