Seminar Pengembangan Semangat ASEAN

FAKULTAS Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unib, Kamis (9/10/2014), menggelar seminar internasional bertajuk pengembangan semangat ASEAN. Acara yang dihelat di ruang rapat utama gedung rektorat Unib itu menghadirkan Professor from University of Western Sidney Australia, Dr. Allan L. White Assoc sebagai keynote speaker.

Usai pemaparan materi Inspiring and profesional teachers oleh Dr. Allan L. White, acara dilanjutkan diskusi panel bertajuk Current Education Issues in Respective Countries dengan tiga orang penyaji dari tiga negara yaitu Ms. W Wipaporn Huiwetchhasat dari Walailak University – Thailand, Ms. Soeurn Chenda dari Battambang University – Cambodia, dan Ms. Dian Rahayu Purba dari Universitas Bengkulu – Indonesia.

Pada acara pembukaan, para peserta seminar disuguhi tarian tradisional sekapur sirih yang ditampilkan anggota sanggar tari UKM Unib. Para peserta sendiri merupakan para mahasiswa yang berasal dari berbagai fakultas selingkung Unib dan mahasiswa dari perguruan tinggi swasta se Kota Bengkulu.

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Dekan FKIP Unib, Prof. Dr. Rambat Nur Sasongko, M.Pd, dihadiri pula oleh para dosen dan Ketua Program Studi selingkung FKIP.

Dalam sambutannya, Prof. Rambat memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini dan berharap melalui kegiatan ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa dalam mempersiapkan diri menghadapi diberlakukannya AFTA pada 2015.

Ketua Program Studi S1 Pendidikan Bahasa Inggris FKIP, Drs. Syafrizal Sabarudin, MA mengatakan, kegiatan seminar internasional ini sudah menjadi agenda rutin dalam rangka memberikan pengkayaan ilmu kepada mahasiswa, serta mengembangkan semangat menyambut pemberlakukan AFTA 2015.

Melalui kegiatan ini para mahasiswa dapat menggali pengalaman yang lebih banyak tentang metode pengajaran dan pengembangan ilmu pengetahuan dari para pakar yang expert di bidangnya. Kemudian dapat saling berbagi informasi tentang perkembangan dunia pendidikan di berbagai negara ASEAN.

“Pada forum diskusi, mahasiswa asal Tahiland dan Kamboja dapat menyerap berbagai informasi dan pengetahuan tentang dunia pendidikan di Indonesia khususnya di Bengkulu. Pun sebaliknya, mahasiswa Bengkulu juga dapat menggali berbagai informasi tentang pendidikan Thailand dan Kamboja serta negara-negara selingkup ASEAN lainnya,” ujarnya.

Kemudian pada kegiatan ini para mahasiswa dapat melatih diri melakukan percakapan berbahasa Inggris, sebab bahasa yang digunakan pada seminar ini lebih banyak Bahasa Inggris.[hms1]