Seminar Nasional Tanaman Obat dan Saintifikasi Jamu

LEMBAGA Penelitian Universitas Bengkulu, Kamis (12/7), menyelenggarakan seminar nasional tanaman obat dalam rangka aktualisasi potensi biodiversitas dan saintifikasi jamu. Seminar ini sangat menarik dan penting karena menghadirkan pembicara yang kompeten di bidangnya yaitu antara lain Indah Yuning Prapti, SKM, M.Kes selaku Kepala Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional Kementerian Kesehatan, dan dr. Siswanto, MHP, DTM selaku Ketua Komisi Nasional Saintifikasi Jamu.

Ketua Lembaga Penelitian Unib Drs. Sarwit Sarwono mengatakan, seminar ini dimaksudkan sebagai keikutsertaan secara aktif terhadap program riset tanaman obat dan saintifikasi jamu untuk pencapaian visi Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan. Kegiatan ini juga merupakan salah satu tindaklanjut dari MoU antara Unib dengan Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional Kemenkes yang ditandatangani beberapa waktu lampau.

“Maksud kegiatan ini adalah untuk memberdayakan peran institusi penelitian dalam rangka eksplorasi biodiversitas tanaman obat dan pengetahuan tradisional serta dalam rangka percepatan saintifikasi jamu,” papar Drs. Sarwit.

Seminar nasional di ruang rapat utama rektorat Unib tersebut dibuka secara resmi oleh Rektor Unib Prof. Ir. H. Zainal Muktamar, M.Sc, Ph.D. Peserta seminar lebih kurang 200 orang terdiri dari para dosen peneliti, mahasiswa kedokteran, mahasiswa MIPA, mahasiswa sekolah-sekolah kesehatan se Provinsi Bengkulu, perwakilan rumah sakit, perwakilan tenaga Puskesmas, dan sejumlah pegawai dari dinas kesehatan masing-masing kabupaten.

Dalam sambutannya Rektor Unib Prof. Zainal Muktamar mengatakan, keberadaan pengetahuan tradisional tentang tanaman obat herbal yang diperoleh secara turun temurun masih berperan secara signifikan dalam memelihara kesehatan masyarakat. Akan tetapi eksplorasi terhadap pengetahuan tanaman obat dan penggunaannya masih terbatas dan belum terorganisasi secara memadai.

Peran Unib dalam riset tanaman obat yaitu memberdayakan peran institusi penelitian lebih terpadu untuk riset strategi tanaman obat yang bersifat nasional menjadi lebih fokus, komprehensif dengan cara yang lebih efisien dari segi sumberdaya manusia, waktu, biaya dan didukung sarana/prasarana yang memadai.

Rencana induk penelitian Unib 2012-2020 adalah Optimalisasi Pemanfaatan Kawasan Hutan Tropis dan Pesisir yang Spesifik dan Berkesinambungan untuk Mendorong Terwujudnya Sentra Produksi dan Pengolahan Hasil Bumi Bagi Kesejahteraan Masyarakat. Salah satu fokusnya adalah pengembangan tanaman obat herbal.

Untuk mendukung rencana induk penelitian tersebut, beberapa waktu lalu Unib telah menjalin kerjasama (MoU) dengan Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional Kemenkes, serta terus meningkatkan SDM dan sarana prasarana. “Salah satu implementasi kerjasama adalah seminar ini, dan ke depan kita akan terus berdiskusi serta menyusun langkah-langkah untuk mewujudkan apa-apa yang sudah direncanakan,” papar Rektor seraya berharap seminar ini dapat memberikan pengayaan ilmu bagi mahasiswa maupun dosen.

Seminar nasional tanaman obat ini berlangsung hingga sore hari. Selain Indah Yuning Prapti dan Siswanto, panitia juga menghadirkan empat pemateri lainnya yaitu Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Rejang Lebong Ir. Zulkarnain, MP, Dosen Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Unib Dr. Agus Susatya, M.Sc, Dosen FKIP Unib Dr. Agus Sundaryono dan Dr. Aceng Ruyani.

“Ada dua orang pemateri lagi yang sudah kita undang namun berhalangan hadir yaitu Ketua Komunitas Budaya Indonesia Prof. Dr. Edi Sedyawati dan Kepala Litbangkes Kemenkes Dr. dr. Trihono, M.Sc. Khusus Prof. Edi, walau berhalangan hadir karena sakit namun tetap mengirimkan makalahnya untuk dibagi pada peserta seminar,” ujar Ketua Lembaga Penilitian Unib Drs. Sarwit Sarwono. [hms1]