Seminar Kesehatan Dharma Wanita : Menjadi Pasien Pintar dan Berani

DHARMA Wanita Persatuan Universitas Bengkulu, Senin (16/2/2015), menggelar seminar kesehatan bertajuk “Menjadi Pasien yang Pintar dan Berani. Kegiatan ini merupakan implementasi program kerja Bidang Pendidikan Dharma Wanita Persatuan Unib, dalam rangka memberikan pengkayaan ilmu pengetahuan sehingga mampu mewujudkan keluarga sehat dan berkwalitas.

Kegiatan yang dihelat di ruang rapat utama gedung rektorat Unib itu dibuka secara resmi oleh Ketua Dharma Wanita Persatuan Unib, Ny. Purmini Ridwan Nurazi. Para peserta berjumlah puluhan orang mayoritas perempuan yang merupakan para istri dosen dan karyawan selingkung Unib.

Pemateri yang dihadirkan oleh panita merupakan sosok yang ahli di bidangnya, seorang dokter spesialis farmatologi klinik senior yang saat ini menjabat sebagai Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Unib, yaitu dr. Zunilda Djanun, MS, SpFk.

Ketua Dharma Wanita Persatuan Unib, Ny. Purmini Ridwan Nurazi, menyambut baik kegiatan ini dan memberikan apresiasi kepada Bidang Pendidikan Dharma Wanita dan pihak panitia yang telah menyelenggarakan seminar ini.

Tema yang diangkat pada seminar ini kata Ny. Purmini, sangat penting dan relevan, sebab selama ini seringkali dalam mendapatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit maupun di tempat-tempat praktik dokter, kita dan masyarakat pada umumnya hanya menerima apa adanya terhadap perlakuan dan pelayanan yang diberikan oleh para tenaga medis. Padahal, belum tentu semua bentuk perlakuan itu sudah benar sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku.

“Barangkali di antara kita banyak yang ragu-ragu terhadap berbagai perlakuan dokter dan tenaga medis baik di rumah sakit maupun tempat praktik dokter, tapi kita hanya diam dan menerima saja,” ujarnya.

Oleh sebab itu lanjut Ny. Purmini, seminar kesehatan ini dianggap penting dengan harapan bisa memberikan informasi dan pengkayaan ilmu pengetahuan kepada para pengurus dan anggota Dharma Wanita Persatuan Unib, sehingga bisa menjadi pasien yang pintar dan berani ketika menghadapi perlakuan pelayanan kesehatan. “Pada akhirnya nanti, diharapkan kita semua mampu mewujudkan keluarga sehat dan berkualitas,” tukasnya.

Seminar yang disambut antusias oleh para istri dosen dan karyawan Unib itu berlangsung dalam bentuk pemaparan materi dan dialog interaktif antara pemateri dan peserta. Dalam paparannya dr. Zunilda menjelaskan sejumlah aspek tentang pelayanan kesehatan, antara lain ekologi pelayanan medis, patient safety, hak-hak pasien, standar pelayanan kesehatan yang harus diterapkan rumah sakit, dan lain sebagainya.

Pada kesempatan itu dr. Zunilda juga memaparkan secara khusus tentang bahanya resestensi anti mikroba akibat penggunaan obat antibiotik yang tidak sesuai prosedur dan ketentuan. “Semakin banyak penggunaan obat antibiotik maka resestensi anti mikorba semakin meningkat. Ini berbahaya bagi kelangsungan kesehatan kita. Mari kita hentikan penggunaan obat antibiotik yang tidak sesuai prosedur dan ketentuan,” imbaunya.

Spesialis Farmatologi Klinik kelahiran Payakumbuh – Sumatera Barat tahun 1950 itu juga mengimbau, berbagai informasi tentang bagaimana menciptakan pasien yang pintar dan berani ini dapat disebarluaskan kepada masyarakat umum. “Ceritakan dan sebarkan informasi kepada tetangga dan masyarakat umum lainnya, sehingga tidak ada lagi masyarakat ragu-ragu dalam menghadapi perlakuan dan pelayanan kesehatan,” tukasnya.[humas 1]