Ridwan Siap Wujudkan Keunggulan Unib sebagai World Class University

HARI ini Jumat 4 Oktober 2013 adalah hari yang sangat bersejarah bagi kepemimpinan Universitas Bengkulu. Sekitar pukul 10.00 WIB, Dr. Ridwan Nurazi, SE, M.Sc, Akt resmi dilantik sebagai Rektor Unib yang ke 6 periode 2013-2017. Pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan dilakukan langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Prof. M. Nuh di graha utama (gedung A) komplek Kemendikbud – Jakarta.

Siapa Ridwan Nurazi dan apa yang akan dilakukannya untuk memajukan Universitas Bengkulu ke depan ? Ia dan keluarga besarnya, tidak asing lagi bagi keluarga besar sivitas akademika Unib dan masyarakat Provinsi Bengkulu umumnya.

Sosok low profil satu ini adalah putra tokoh pendidikan, ulama sekaligus tokoh masyarakat Provinsi Bengkulu Prof. KH. Djamaan Nur. Sebelum dilantik sebagai Rektor Unib ke 6, suami Dra. Purmini, M.Sc itu adalah dekan Fakultas Ekonomi Universitas Bengkulu untuk periode kedua kalinya.

Dia adalah putra daerah Bengkulu kelahiran 15 September 1960 yang mengawali pendidikan formal di SDN V Teladan Curup dan SMPN 1 Curup. Kemudian Ia melanjutkan pendidikan di SMAN 1 Teladan Yogyakarta dan meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Gadjah Mada – Yogyakarta tahun 1987.

Semasa kuliah di UGM, Ridwan Nurazi aktif berorganisasi dan sering terlibat dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan. Namun demikian, Ia tetap mengutamakan prestasi akademik. Oleh sebab itu, Ridwan juga dipercaya menjadi asisten dosen.

Ternyata, menjadi asisten dosen adalah cikal bakal karirnya sekaligus gerbong utama mewujudkan cita-citanya sebagai dosen dan saat ini menjadi pemimpin perguruan tinggi terbesar di Provinsi Bengkulu.

Setelah menyandang gelar Sarjana Ekonomi dari UGM dengan pengalaman organisasi dan kemampuan akademik yang tidak diragukan lagi, Ridwan Nurazi diajak oleh Rektor Unib kala itu Prof. Soekotjo, untuk menjadi dosen di Universitas Bengkulu.

Ajakan Prof. Soekotjo itu langsung diterima oleh Ridwan, apalagi waktu itu Ia juga dijanjikan untuk dibiayi melanjutkan studi S2 ke luar negeri. Akhirnya langkah Ridwan untuk menjadi dosen terwujud. Tahun 1989 Ia resmi meniti karir sebagai Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Bengkulu.

Setelah menamatkan sarjana di UGM, Ridwan muda kembali pulang ke Bengkulu. Dia melamar dan diterima menjadi dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Bengkulu (Unib) pada tahun 1989. Empat tahun kemudian (1993), Ia berangkat ke luar negeri untuk meraih gelar S2 di jurusan Accounting/Finance University of Illionis Amerika Serikat.

Sepulang dari AS, intelektualitas Ridwan sebagai dosen muda semakin terasa. Dia banyak diundang menjadi pembicara seminar baik lokal maupun nasional. Ia juga banyak mengaplikasikan keilmuannya di forum dan organisasi-organisasi bersifat kajian pendidikan dan ekonomi. Diantaranya Ridwan pernah menjadi Chief of Higher Education Development Support Project (Ketua HEDS Project), Faculty of Economics, Bengkulu University (1993-1995), Director of Job Placement Center (Direktur Pusat Jasa Ketenagakerjaan), Higher Education Development Support Project, Faculty of Economics, Bengkulu University (1995-1996).

Di bidang manajerial, Ridwan Nurazi juga memiliki segudang pengalaman. Sebab pada tahun 1997-1999 Ia dipercaya menjabat sebagai Head of Project Management, Bengkulu University, kemudian tahun 1999-2001 dipercaya sebagai Pembantu Rektor Bidang Administrasi dan Keuangan (Acting Vice Rector II), dan tahun 2003-2005 menjabat Sekretaris Program Magister Manajemen (MM) Unib.

Pada tahun 2003, dia menemukan momentum melanjutkan pendidikan ke jenjang Doktor (S3) di Southern Cross Universiti Australia dengan mengambil ilmu bidang Finance/Accounting. Setelah itu, Ia dipercaya mejabat Direktur Program MM (Director of Magister Management Program) Universitas Bengkulu.

Di luar Univeritas Bengkulu, Dr. Ridwan juga dipercaya sebagai pengurus teras Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) Provinsi Bengkulu, Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia/ESEI Provinsi Bengkulu, Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), dan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Bengkulu, Dewan Riset Daerah, dan organisasi lainnya.

Kini, Ridwan Nurazi telah mengampu jabatan nonor wahid di Universitas Bengkulu. Dalam visi dan misi dan program kerja yang dipaparkannya di hadapan Senat Universitas Bengkulu beberapa waktu lalu, Ia telah mengurai sejumlah program dan agenda untuk memajukan Universitas Bengkulu ke depan.

“Kepemimpinan Unib 2013-2017 untuk memperkokoh karakter insan akademis dalam mewujudkan keunggulan Unib sebagai universitas kelas dunia,” ujar Dr. Ridwan Nurazi.

Permasalahan atau isu strategis yang harus dipecahkan oleh kepemimpinan Unib ke depan antara lain menyangkut relevansi program, academic atmosphere, internal manajemen, sustainability, Efficiency and productivity, Leadership, Quality Assurance dan Globalized Education.

“Masing-masing permasalahan memiliki keterkaitan yang erat antara satu dengan yang lain. Perlu pemahaman yang komprehensif. Perlu back-up data yang akurat untuk mengurangi kesalah-pahaman. Has been discussed and should never be-ending discussion,” papar Ridwan.

Menurut Dr. Ridwan, gerbong untuk mencapai Visi-Misi Unib 2025 adalah mengimplementasikan Unib sebagai PK-Badan Layanan Umum (BLU). Sebab BLU menawarkan fleksibilitas dan Kemudahan untuk mencapai Visi-Misi Unib 2025 sesuai dengan core-business Unib sebagai institusi pendidikan. “BLU adalah karunia yang belum dijalankan, dipahami dan dilaksanakan dengan baik,” ujarnya.

Untuk menciptakan relevansi program kata Ridwan, ke depan Unib akan mengembangkan budaya kebersamaan dan harmonisasi. Kemudian peningkatan akses dan komitmen masyarakat dengan menerapkan sistem “Menara Gading vs Menara Air”. Dan meningkatkan jaringan kerjasama (networking) tripartit baik level nasional dan internasional.

Peningkatan Academic atmosphere akan diimplementasikan dengan cara memfasilitasi dosen agar berorientasi pada pengembangan ilmu pengetahuan. Peningkatan kualitas penelitian dan publikasi. Memperbanyak penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperbanyak HAKI. Kemudian, memprioritaskan anggaran yang mampu mengangkat nuansa akademis yang kondusif. Dan meningkatkan profesionalitas dalam mengajar, seperti meningkatkan program ALIHE.

Internal manajemen Universitas Bengkulu akan dibenahi dan ditingkatkan dengan mengimplementasikan sistem dan aturan BLU, peningkatkan pelayanan yang prima, memperkuat IT, peningkatkan koordinasi dan komunikasi sistemik diantara eksekutif dan stakeholders, penguatan kelembagaan (post graduate, BLN, PJK, Bidang IV).

Isu strategis terkait dengan sustainability, akan diupayakan dengan mengoptimalkan sumber daya (tangible, intangible, extern, and intern). Kemudian Including  laboratorium dan Tahura (Taman Hutan Raya), Merealisasikan MOU dan meningkatkan menjadi MOA, merealisasikan otonomi dan kemandirian, serta meningkatkan generating income unit.

Isu strategis menyangkut Efficiency and Productivity, akan diupayakan dengan mengimplementasikan proses belajar mengajar (PBM) berbasis teknologi, peningkatan mutu mahasiswa melalui proses (input-output). Improving quality of graduate: Soft skill dan Life skill mahasiswa. Kemudian optimalisasi pengembangan dosen (intern-extern). Dan terkait kepemimpin (leadership), yaitu dengan mengembangkan manajemen partisipatif dan kolegial, serta memberikan kesempatan yang sama dalam kaderisasi (untuk karyawan dan dosen).

Berikutnya, program penguatan sumber daya, akan diupayakan dengan cara mengimplementasikan sistem manajemen yang partisipatif dan kolegial, meningkatkan kemampuan staf akademis dan staf pendukung, menciptakan transparansi dan akuntabilitas sistem keuangan, membenahi dan meningkatkan fasilitas fisik (gedung, laboratorium dan lain-lain), serta meningkatkan sistem pengolahan data dan informasi.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa program kepemimpin Universitas Bengkulu 2013-2017 akan berpatokan pada hal-hal sebagai berikut; Pengembangan Sumber Daya secara komprehensif, peningkatan sarana dan prasarana akademik, PBM berbasis teknologi dan Quality Assurance, reformasi kelembagaan dan penguatan networking, penguatan fakultas/jurusan, dan desentralisasi dan transparansi keuangan.

“Untuk mewujudkan program kerja yang kompleks tersebut Rektor tidak dapat bekerja sendiri, dia harus didukung oleh semua unsur atau komponen yang ada di Unib. Bersama Kita Bisa,” tukas Dr. Ridwan Nurazi ketika memaparkan visi dan misi dan program kerja di hadapan senat. [hms1]