Rektor UNIB Jadi President RENPER

REKTOR Universitas Bengkulu, Dr. Ridwan Nurazi, M.Sc terpilih secara aklamasi sebagai President Regional Network on Poverty Eradication (RENPER) periode 2017-2019 menggantikan Prof. Dato Dr. Ibrahim Che Omar (University Malaysia Kelantan – Malaysia). Prosesi pemilihan berlangsung pada Council Meeting di Kota Bharu, Kelantan, Malaysia, 1-3 April 2017.

RENPER merupakan organisasi para akademisi sebagai perwujudan inisiatif beberapa perguruan tinggi di ASIA untuk berperan serta dalam penanggulangan masalah kemiskinan di Negara masing-masing dan berkontribusi secara internasional melalui riset, pengembangan ilmu pengetahuan dan kegiatan akademis lainnya.

Sejak berdirinya RENPER bulan Oktober 2010 di University Kelantan-Malaysia, UNIB sudah menjadi anggota dan menjadi salah satu perguruan tinggi penginisiasi berdirinya RENPER bersama 9 universitas di Asia (Tenggara).

Kegiatan RENPER berupa seminar-seminar dan kajian akademik tentang penanggulangan masalah kemiskinan yang dikemas dalam bentuk consul meeting dan annual meeting.

Sebagai salah satu penginisiasi RENPER, UNIB juga pernah sukses menjadi tuan rumah seminar (annual meeting) bertaraf internasional pada tahun 2012 lalu. Ini merupakan annual meeting RENPER ke tiga yang dihadiri ratusan pakar dari berbagai perguruan tinggi se Tanah Air mupun dari negara-negara ASIA.

Saat ini RENPER telah membuktikan eksistensinya dan semakin banyak para pakar lintas negara yang bergabung. Selain dari Malaysia, Thailand, Kaboja, dan Indonesia, bahkan para pakar dari India dan Srilangka juga banyak yang sudah bergabung dalam jaringan RENPER.

Berdasarkan data resmi dari RENPER UNIB yang disampaikan Dr. Djonet Santoso, MA, universitas yang sudah menjadi anggota RENPER, yaitu : Universitas Bengkulu, Universitas Andalas (Indonesia), Universiti Malaysia Kelantan, Universiti Sains Malaysia, Universiti Sultan Zainal Abidin Malaysia, University of Battambang Cambodia, Banking University Vietnam, Dhaka University Bangladesh, dan Prince of Songklha University Thailand. Kemudian sampai tahun 2017, jumlah universitas yang bergabung dalam jaringan bertambah menjadi 13. universitas-universitas tambahan tersebut diantaranya Sri Venkateswara University India, Bangladesh Agricultur University, Universiti Putra Malaysia, dan San Beda University the Philipines.

Khusus di UNIB sendiri, sejak tahun 2014 lalu telah dibentuk RENPER UNIB yang diketuai Prof. Zainal Muktamar. Ini merupakan konsekwensi dijadikannya UNIB sebagai representasi RENPER di Indonesia.

Kemudian pada consul meeting di Nanjing University, How Chi Min, tahun 2014 lalu, RENPER UNIB diberi kepercayaan mengelola Jurnal Internasional RENPER. Jurnal ini bernama “Asian Journal for Policy Studies” yang merupakan wadah aktualisasi naskah riset dan kajian ilmiah tentang penanggulangan kemiskinan yang dihasilkan para pakar dari berbagai universitas jaringan RENPER.

Pemberantasan kemiskinan yang dilakukan RENPER bukan seperti yang dilakukan lembaga-lembaga sosial atau NGO. Di sini, usaha pemberantasan kemiskinan dilakukan melalui pendekatan-pendekatan keilmuan oleh ahli di masing-masing universitas. Ada proses transfer ilmu pengetahuan dan teknologi, pembinaan dan pendampingan terhadap masyarakat dilaksanakan sesuai keahlian akademisi.

Selain memberikan kontribusi nyata dalam usaha pemberantasan kemiskinan di Provinsi Bengkulu dan di Indonesia umumnya, bagi UNIB secara institusi, RENPER ini juga menjadi ajang peningkatan eksistensi pergaulan internasional dalam rangka mewujudkan visi UNIB sebagai World Class University pada 2025.

Pada kepengurusan periode sebelumnya (periode 2010-2012, 2012-2015 dan 2015-2017), UNIB (Prof. Ir. Zainal Muktamar, M.Sc, Ph.D dan Dr. Ridwan Nurazi, M.Sc) pernah menempati posisi sebagai Vice President dan menjabat sebagai Secretary (Drs. Djonet Santoso, MA).

Tahun 2017 ini, UNIB (Dr. Ridwan Nurazi, M.Sc) dipercaya sebagai President RENPER. Sebagai Vice President adalah Prof. Dr. Nik Maheran Nik Muhammad (Universiti Kelantan Malaysia) dan Secretary Dr. Ha Thi Thieu Dao (Banking University of Vietnam).

Tentu saja hal ini menjadi kebanggan tersendiri dan patut diapresiasi oleh semua pihak. Ini merupakan bukti nyata bahwa UNIB mampu mensejajarkan diri dengan perguruan tinggi terkemuka baik level nasional maupaun internasional. [Penulis : Purna H/Tim Humas].