Rapat Senat Paripurna Terbuka Lustrum VI Unib

HARI ini 24 April 2012, Universitas Bengkulu genap berusia 30 tahun (1982-2012). Di hari puncak peringatan dies natalis ke 30 atau lustrum VI ini, Senat Universitas Bengkulu menggelar acara Rapat Senat Paripurna Terbuka yang diisi dengan orasi ilmiah oleh Rektor Universitas Sebelas Maret – Surakarta, Prof. Dr. H. Ravik Karsidi, M.S.

Acara yang dihelat di ruang rapat utama gedung rektorat Unib itu dihadiri para unsur Muspida, Rektor dan Ketua Perguruan Tinggi di Bengkulu, para anggota senat Universitas Bengkulu, para dosen dan ratusan mahasiswa. Secara resmi rapat senat itu dibuka oleh Rektor Prof. Ir. H. Zainal Muktamar, M.Sc, Ph.D sebagai Ketua Senat Universitas Bengkulu.

Sebelum memaparkan tema orasi ilmiah berjudul “Green Campus : Menuju Lingkungan Kampus Ideal Masa Depan dengan Partisipasi Warganya,” Prof. Ravik atas nama pribadi dan lembaga mengucapkan selamat dies natalis XXX Universitas Bengkulu. “Harapan dan do’a kita semoga semua pimpinan dan warga Unib akan diberi limpahan rahmat barokah oleh Allah SWT untuk bisa terus berkontribusi positif mewujudkan kemajuan bangsa dan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Terkait tema orasi ilmiah ini kata Prof. Ravik, tidaklah berlebihan bila di dalam makalahnya Ia mengutif pesan Prof. Emil Salim “Bahwa pada hakekatnya kita hidup dalam satu biduk secara bersama, sekali ada yang usil melubangi biduk, maka kita akan tenggelam bersama-sama. Ini bisa dimaknai bahwa kelangsungan hidup kita tergantung oleh kelestarian bumi itu  sendiri,” ujarnya.

Tapi perkembangan sejarah manusia mempunyai efek terbalik dengan lingkungannya, seperti adanya global warming, el-nino, dan berbagai bencana yang berawal dari gerak sejarah manusia untuk meraih kesejahteraan. Berbagai bentuk antisipasi, upaya mitigasi serta adaptasi sebagai wujud kepedulian telah melahirkan berbagai program guna mengatasi pemanasan global dan resiko terhadap lingkungan. Salah satu program penyelamatan lingkungan di kampus adalah gerakan Green Campus.

Kata Prof. Ravik, dalam konteks pelestarian lingkungam, green campus bukan hanya suatu lingkungan yang dipenuhi pepohonan hijau ataupun kampus yang dipenuhi cat hijau, namun lebih jauh dari itu, yaitu sejauh mana warga kampus dapat memanfaatkan sumberdaya yang ada di lingkungan kampus secara efektif dan efisien.

Selain memaparakan pengertian green campus dan apa saja indikator bisa dikatakan green campus, pada kesempatan itu Prof. Ravik juga mengurai tentang bagaimana implementasi ruang terbuka hijau dalam lingkungan kampus. Ia juga menjelaskan tentang bagaimana upaya peningkatan kualitas dan kuantitas ruang terbuka hijau, strategi apa untuk menciptakan partisipasi warga kampus dalam mewujudkan green campus, kemudian sejumlah contoh-contoh kecil tindakan yang bisa dilakukan warga kampus dalam mewujudkan green campus.

“Unib menjadi salah satu 10 besar perguruan tinggi di Indonesia dalam hal green campus. Berdasarkan pemeringkatan dilakukan UI green metrix beberapa waktu lalu, Unib menempati urutan 29 dunia. Ini merupakan prestasi yang patut diapresiasi oleh berbagai pihak dan ke depan prestasi ini harus terus dipertahankan dan ditingkatkan, sehingga ke depan Unib bisa menjadi salah satu percontohan dalam mengimplementasikan green campus,” papar Prof. Ravik.

Sementara itu, Rektor Unib Prof. Ir. H. Zainal Muktamar, M.Sc, Ph.D dalam pidatonya menyampaikan, terkait usaha penataan bangunan dan upaya menghijaukan kampus, Unib mendapatkan dukungan dari berbagai lembaga mitra. “Sejak 2010 Unib bekerjasama dengan Bank Indonesia dan Bank Tabungan Negara mengembangkan model pengelolaan sampah di lingkungan kampus. Kemudian dengan Bank Mandiri, Unib bekerjasama membangun kawasan taman kupu-kupu dan organic farming. Ke depan, berbagai upaya semcam itu akan terus ditingkatkan,” ujar Rektor.[hms1/Rus]