Pidato Rektor pada Wisuda Periode ke-66

“Internasionalisasi : Pengembangan Program Pertukaran Mahasiswa di Universitas Bengkulu”

RABU 25 April 2012 bertempat di Gedung Serba Guna (GSG) Universitas Bengkulu, senat Universitas Bengkulu menyelenggarakan rapat paripurna terbuka dalam rangka wisuda periode ke 66. Seperti biasa, pada momentum bersejarah seperti ini Rektor sebagai pimpinan tertinggi di universitas menyampaikan pidato yang berisi tentang hasil-hasil yang telah dicapai Unib selama ini serta beberapa pemikiran dan langkah strategis yang perlu diambil untuk masa mendatang.

Tema pidato Rektor pada wisuda periode ke-66 sangatlah menarik dan realistis, yaitu “Internasionalisasi : Pengembangan Program Pertukaran Mahasiswa di Universitas Bengkulu.” Pidato Rektor ini patutlah disimak oleh segenap sivitas akademika Universitas Bengkulu maupun oleh masyarakat dan stakeholders lainnya. Berikut petikannya.

Internasionalisasi pendidikan merupakan serangkaian kegiatan yang akan dilakukan untuk meningkatkan kualitas lembaga pendidikan tinggi dalam negeri setara dengan kualitas pendidikan tinggi sekala internasional.

Di Indonesia internasionalisasi pendidikan sudah mulai terjadi dengan dibukanya beberapa universitas yang berafiliasi dan bebebrapa universitas yang sudah menjalani program dual-degree keluar negeri. Beberapa perguruan tinggi di Indonesia bahkan sudah menerima mahasiswa asing, mengirim tenaga pengajar untuk diperbantukan di luar negeri, kerjasama penelitian dan program akademis lainnya.

Internasionalisasi sebuah perguruan tinggi dapat dilakukan dengan kerjasama berbagai universitas internasional. Untuk kepentingan tersebut, perguruan tinggi di Indonesia harus mampu mengembangkan dan menerapkan sistem penjaminan mutu yang berorientasi internasional. Kemampuan berkomunikasi dalam bahasa asing, baik dosen maupun mahasiswa menjadi salah satu prasyarat mutlak dalam upaya internasionalisasi. Kemampuan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi juga harus dimiliki oleh dosen maupun mahasiswa Indonesia untuk dapat berinternasionalisasi dengan baik.

Lalu apa yang harus dilakukan oleh Universitas Bengkulu dalam rangka pertukaran mahasiswa internasional ? Tidak dapat dihindari, Universitas Bengkulu harus dapat beradaptasi, mendapat akses untuk masuk dalam pergaulan ilmu internasional, dan mendapatkan manfaat dari kecenderungan tersebut. Universitas Bengkulu menyadari bahwa peran dan sumbangannya bagi setiap perubahan di tingkat local dan global ditentukan oleh setiap kegiatan universitas di dalam masyarakat.

Untuk dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi bangsa dan dunia, Universitas Bengkulu memiliki visi untuk menjadi universitas berkelas dunia. Untuk mencapai visi tersebut, Universitas Bengkulu secara bertahap melaksanakan program internasionalisasi sebagai jawaban pula atas tantangan globalisasi, namun tetap memperhatikan sisi-sisi ke-lokalan. Di dalam proses pencapaian tersebut, Universitas Bengkulu senantiasa berusaha meningkatkan kapasitasnya, dalam kesadaran sebagai sebuah institusi yang sedang berusaha menuju universitas berkelas internasional, menyangkut berbagai dimensi internasional dalam penelitian, pengajaran dan pembelajaran, serta pengabdian masyarakat.

Dimensi internasionalisasi Universitas Bengkulu mencakup staf dan mahasiswa yang berkelas internasional, program mobilitas staf dan mahasiswa, kerjasama internasional di bidang penelitian, dan kurikulum yang berorientasi internasional. Semua dimensi tersebut didukung oleh peran aktif Universitas Bengkulu di dalam asosiasi regional dan internasional yang berkenaan dengan pendidikan tinggi seperti misalnya ASAIHL (Association of South East Asia Institution of Higher Learning) serta RENPER (Regional Network on Poverty Eradication), jaringan kerjasama lembaga-lembaga pendidikan tinggi di Asia untuk pengentasan kemiskinan.

Kolaborasi dan berbagi pengetahuan dengan berbagai universitas lain di penjuru dunia merupakan bagian penting yang dapat mendukung Universitas Bengkulu untuk menjadi universitas kelas dunia dengan tujuan utama untuk memainkan peranan penting dan berkontribusi untuk peradaban dan kemanusiaan. Kerjasama universitas dapat berupa : Program gelar ganda, pertukaran mahasiswa, kerjasama penelitian, pertukaran materi publikasi akademis, kerjasama dalam proyek-proyek pelatihan, anjangkarya singkat, partisipasi dalam seminar-seminar, dan sebagainya.

Dalam kerangka pertukaran mahasiswa, para mahasiswa akan dapat keuntungan dari proses pembelajaran dan pengajaran internasional selama kuliah. Dalam hal ini, Universitas Bengkulu menerima mahasiswa dan peniliti internasional untuk pembelajaran atau penilitian. Secara bertahap penggunaan bahasa Inggris akan diterapkan di tiap program studi, sehingga pada akhir dari Rencana Strategis, persentase dari kelas yang berpengatar bahasa Inggris akan mencapai 20 %.

Program pertukaran mahasiswa internasional dapat dilakukan dengan dua model : pertukaran mahasiswa ke dalam dan pertukaran mahasiswa keluar. Pertukaran mahasiswa ke dalam berarti mahasiswa internasional memilih Universitas Bengkulu untuk menyelesaikan program gelar di Negara asal mereka mendapatkan pengalaman hidup dengan kebudayaan berbeda. Sementara pertukaran mahasiswa ke luar berarti mendorong mahasiswa Universitas Bengkulu untuk melakukan studi di luar negeri sebagai bagian dari pembelajaran mereka. Para mahasiswa diharapkan dapat memiliki pengalaman internasional dan dapat memperluas perspektif mereka agar kelak dapat aktif di dunia global.

Pada saatnya nanti, program pertukaran mahasiswa ini akan diperluas menjadi program gelar ganda (dual degree) dan program sandwich. Untuk program gelar ganda, mahasiswa yang berhasil menyelesaikan program tersebut akan menerima gelar ganda dari dua lembaga yang bersangkutan. Universitas Bengkulu akan memiliki beberapa kesempatan atas progam ini dengan universitas-universitas lain. Program-program tersebut membuat kualitas pembelajaran dan pengajaran Universitas Bengkulu dikenal secara internasional oleh universitas-universitas mitra. Sementara untuk program sandwich, para mahasiswa memulai studi mereka di Negara asal, melakanakan penelitian di luar negeri, kemudian kembali ke Negara asal untuk menyelesaikan studi dan mempresentasekan tesis/disertasi. Program ini ditujukan untuk tingkat Pascasarjana dengan universitas-universitas yang menjalin kerjasam dengan Universitas Bengkulu.

Pengalaman adalah guru yang terbaik. Begitu kata pepatah. Dari sekian banyak pengalaman yang berharga, hidup di negeri orang dengan budaya, kebiasaan dan lingkungan yang berbeda sembari belajar merupakan pelajaran hidup yang tak ternilai. Dengan berpartisipasi dalam program pertukaran mahasiswa, para mahasiswa akan dihadapkan pada “realitas” lain yang mengesankan, sekaligus menegangkan. Mengesankan karena mereka dapat berjumpa dengan banyak sahabat dan keluarga dari bermacam-macam Negara dan berbagai latar belakang. Menegangkan, karena meski mereka menjadi “Tamu”, mereka tetap harus dapat menyesuaikan dan membawakan diri terhadap lingkungan di sekelilingnya.

Paling tidak ada tiga manfaat yang dapat secara langsung dirasakan oleh para peserta pertukaran mahasiswa. Pertama, menempa kemandirian dan kedewasaan. Mandiri untuk tinggal dan dapat survive di tengah budaya dan lingkungan yang berbeda. Kedua, lebih menghargai hubungan antar manusia dengan empathy, caring serta memiliki kesadaran bahwa kita hidup di satu bumi. Ketiga mendapatkan kemampuan bahasa asing sekaligus teman dan sahabat dari banyak Negara.

Beberapa saat lalu, delegasi Thailand melakukan pertemuan dengan jajaran Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti). Salah satu isu hangat yang dibahas adalah ketertarikan mahasiswa Thailand yang tersebar di 150 perguruan tinggi untuk belajar bahasa Indonesia. Bagi Thailand, Indonesia adalah bangsa yang besar dengan jumlah penduduk sebanyak 230 juta jiwa. Inilah mengapa Thailand merasa perlu menguasai bahasa Indonesia di era globalisasi. Mereka ingin sekali belajar bahasa Indonesia. Keinginan pemerintah Thailand tersebut, disambut baik pemerintah Indonesia. Direktorat Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Ditjen Dikti berjanji mengirim 100 orang dosen untuk mengajar Bahasa Indonesia di Thailand selama satu tahun mulai tahun depan.

Pertemuan kedua Negara ini juga membahas kemungkinan adanya nota kesepahaman terkait mekanisme pertukaran pejar. Saat ini, 77 mahasiswa Indonesia belajar di Thailand. Pada tahun ini, pemerintah telah menambah 50 mahasiswa untuk belajar di negeri gajah putih tersebut. Sedangkan, mahasiswa Thailand yang kuliah di Indonesia berjumlah 20 orang. Jumlah ini akan meningkat dua kali lipat tahun depan.

Program pertukaran mahasiswa Thailand – Indonesia ini merupakan bentuk kerjasama pertukaran mahasiswa pertama yang digagas oleh beberapa Negara ASEAN, bernama Malaysia-Indonesia-Thailand (MIT) Exchange Student Program. Ini adalah suatu program pertukaran mahasiswa yang menarik dan memiliki tujuan yang visioner. Mungkin bagi mahasiswa Indonesia, mencicipi dunia pendidikan Negara-negara ASEAN terlalu kecil rasanya dibandingkan kesempatan mencicipi pendidikan di Eropa atau Amerika. Hanya saja perlu dicatat, pengalaman hidup di lingkungan budaya yang berbeda akan memberikan nilai tambah yang tinggi bagi mahasiswa Indonesia.

Pada KTT ASEAN ke-18 di Indonesia pada 7-8 Mei 2011 lalu telah disepakati pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2015 yang akan menghapus hambatan nontarif dalam perdagangan antarnegara ASEAN. Hal ini tentu akan menyebabkan arus perpindahan barang dan jasa maupun tenaga kerja antarnegara ASEAN semakin deras. Semakin terintegrasinya bangsa-bangsa ASEAN juga berdampak pada semakin tingginya kebutuhan akan pemahaman terhadap karakteristik Negara masing-masing. Pertukaran mahasiswa ASEAN adalah satu langkah awal untuk mempelajari karakter tersebut agar Indonesia tidak hanyut dalam persaingan nantinya.

Ada satu hal yang sebenarnya penting tetapi sering terlupakan oleh bangsa ASEAN, yakni adanya kesadaran bahwa kita adalah bangsa satu region yang senasib sepenanggungan, bangsa yang serumpun dan memiliki kedekatan sejarah dan budaya yang erat. Kesadaran bahwa kita adalah satu bangsa, yaitu bangsa ASEAN, harus ditumbuhkan di kalangan masyarakat ASEAN, terutama mahasiswa. Oleh karena itu, Indonesia sebagai salah satu Negara yang selalu menjadi garda terdepan ASEAN harus menggalakkan program pertukaran mahasiswa ASEAN ini.

MIT-Exchange Student Program merupakan salah satu langkah awal yang cukup baik. Indonesia pun juga harus terus-menerus memperbaiki kualitas pendidikan dan kemudahan birokrasi keluar dan ke dalam negaranya agar kegiatan pertukaran tersebut dapat berjalan dengan semakin lancar. Ke depannya semoga Negara-negara ASEAN yang lain dapat dirangkul untuk ikut berpartisipasi dalam program pertukarn ini. Dalam kerangka program pertukaran mahasiswa ini diharapkan Universitas Bengkulu dapat terlibat aktif untuk dapat menarik mahasiswa internasional ke dalam maupun mengirim mahasiswa Universitas Bengkulu ke luar negeri.

Saat ini Universitas Bengkulu punya agreement tentang pertukaran mahasiswa dan staf dosen dengan Rajamanggala University – Thailand, University Malaysia Kelantan – Malaysia, Gifu University – Japan, dan Murray State University – USA. Beberapa mahasiswa dan dosen Universitas Bengkulu telah dan sedang menjalai program tersebut. Tidak lama lagi, Universitas Bengkulu juga akan memiliki Memorandum of Agreement (MoA) dengan Universiti Sains Malaysia dan University of Battambang – Cambodia.

Sehubungan dengan hal-hal tersebut, Universitas Bengkulu telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) 2006-2025 untuk mewujudkan visi menjadi perguruan tinggi terdepan, conveying better future. Pengembangan Universitas Bengkulu di masa mendatang tidak terlepas dari kebijakan dasar Kemendikbud melalui strategi jangka panjang yaitu menciptakaan kelembagaan yang sehat, efisiensi kelembagaan, dan akuntabilitas baik kepada masyarakat maupun kepada pemerintah. Stratgei jangka panjang Universitas Bengkulu mencakup tiga usaha besar yaitu (1) peningkatan daya kompetisi, (2) pemberdayaan otonomi kelembagaan, dan (3) meningkatkan daya kompetisi.

Universitas Bengkulu terus melakukan beberapa usaha antara lain berupaya terus mencapai keunggulan-keunggulan pada berbagai kegiatan, melakukan perluasan kualitas sumber daya manusia guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan pasar kerja, memberdayakan unit-unit untuk meningkatkan mutu tridharma, serta menumbuhkan kreatifitas karya ilmiah mahasiswa.

Untuk mewujudkan otonomi kelembagaan Universitas Bengkulu akan terus melakukan berbagai upaya menata unit-unit kelembagaan, melakukan reformasi financial dan sistem pengadaan, pengembangan manajemen kepegawaian, pemberdayaan kepemimpinan dan pemenuhan kebutuhan staf, pemberian competitive funding melalui sistem kompetisi, serta melakukan restrukturisasi pembiayaan operasional dan pembiayaan yang berulang-ulang secara ketat. Sementara itu, untuk peningkatan kesehatan organisasi Universitas Bengkulu akan terus melakukan berbagai usaha melalui pembangunan kapasitas organisasi yang sesuai dengan spirit otonomi, peningkatan organisasi sejawat (peer organization) untuk menjamin mutu lembaga, peningkatan kredibelitas lembaga, terus menciptakan good governance, serta melakukan berbagai kerjasama.

Rencana jangka panjang Universitas Bengkulu ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi penentuan penekanan pelaksanaan kebijakan pengembangan Universitas Bengkulu jangka menengah dalam memastikan tercapainya visi, misi dan tujuan Universitas Bengkulu. Sejalan dengan kecenderungan internasionalisasi pendidikan, pengembangan Universitas Bengkulu jangka panjang akan lebih memberikan tekanan pada : (1) peningkatan kapasitas dan modernisasi, (2) penguatan pelayanan, (3) daya saing regional, dan (4) daya saing internasional.

Setiap tema strategis pengembangan Universitas Bengkulu jangka panjang di atas akan diturunkan dalam program kerja universitas sesuai kebijakan pengembangan Universitas Bengkulu jangka menengah yang menekankan pada 3 tantangan utama yaitu (1) pemerataan dan perluasan akses, (2) peningkatan mutu, relevansi dan daya saing, dan (3) peningkatan tata kelola, akuntabilitas dan citra publik. Information and Communication Technology (ICT) adalah salah satu entry point dalam internasionalisasi pendidikan. Sejalan dengan hal tersebut, Universitas Bengkulu telah dan akan terus berusaha untuk melengkapi, mengikuti semua perkembangan, dan menyempurnakan ICT-nya.

Dalam kesempatan yang baik ini, Saya mengajak kepada seluruh civitas academica dan karyawan Universitas Bengkulu untuk bersama-sama dan bekerjasama mencapai tujuan-tujuan tersebut. Internasionalisasi pendidikan berarti penjaminan mutu pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat. Penjaminan mutu tidak selalu berarti naiknya SPP. Penjaminan mutu merupakan serangkaian usaha yang harus terus menerus dilakukan untuk meningkatkan kinerja professional dosen dan karyawan. Dengan penjaminan mutu maka Universitas Bengkulu akan menjadi lebih eksis, salah satu perguruan tinggi terdepan pada skala nasional, dan setara dengan perguruan tinggi lain pada skala internasional.

Beberapa waktu yang lalu ada visiting fellow dari Thailand ke Universitas Bengkulu. Saat ini ada beberapa dosen Universitas Bengkulu sebagai visiting fellow ke USA dan Jepang. Kesempatan ini akan kita jadikan sebagai cikal bakal kerjasama penelitian dan pengajaran secara internasional, menuju internasionalisasi pendidikan Universitas Bengkulu.[hms1]