Pidato Rektor pada Wisuda Periode Ke-79 : Keterampilan dan Pahlawan Abad 21

DIADAPTASI dari Laporan Forum Ekonomi Dunia “Visi baru untuk Pendidikan : Membina Pembelajaran : Sosial dan Emosional Melalui Teknologi”. Demikian ungkap Rektor UNIB Dr. Ridwan Nurazi, M.Sc ketika mengawali pidato dalam rangka upacara wisuda periode ke-79, yang dihelat di gedung serba guna (GSG) UNIB, Selasa dan Rabu, 30 dan 31 Agustus 2016.

IMG_2615

Dalam slide show yang berjudul “Keterampilan dan Pahlawan Abad 21” Rektor menjelaskan, ada tiga hal pokok yang harus dikembangkan dunia pendidikan dalam menciptakan SDM handal yang memiliki keterampilan mumpuni.

Pertama, dunia pendidikan harus mengembangkan dan membekali peserta didik dengan literasi dasar. Literasi dasar antara lain, baca tulis, berhitung, pemahaman terhadap bidang ilmu yang ditekuni, memahami teknologi informasi dan komunikasi, memahami system keuangan, serta literasi budaya dan kewarganegaraan.

Kedua, peserta didik harus memiliki kompetensi ; Bagaimana cara mengatasi tantangan yang kompleks; berfikir kritis dan konstruktif dalam memecahkan masalah; memiliki penalaran dan kreativ dalam menyikapi suatu persoalan; memiliki kemampuan berkomunikasi verbal dan non verbal, serta menguasai bahasa asing; serta mampu berkolaborasi, bersinergi, kerjasama dan memiliki semangat gotong royong.

IMG_2595

Ketiga, mengembangkan dan meningkatkan kualitas karakter. Karakter yang baik itu adalah bagaimana menghadapi lingkungan yang terus berubah; memiliki keimanan dan ketaqwaan; memiliki rasa ingin tahu yang kuat sehingga tidak henti-hentinya belajar dari setiap aktivitas dan kondisi yang dihadapi; inisiatif; gigih; mampu beradaptasi terhadap lingkungan dan budaya; memiliki jiwa kepemimpinan; serta kesadaran sosial dan budaya yang tinggi.

“Ungkapkan Aristoteles, Filsuf Yunani : 384-322 SM yang menyatakan “Mengedukasi Pikiran Tanpa Mengedukasi Hati Sama dengan Tidak Mengedukasi Apa-apa” kiranya cukup relevan untuk menggambarkan bagaimana kita harus mewujudkan visi pendidikan saat ini dan masa mendatang,” papar Rektor.

Entrepreneur yang dibutuhkan

Menurut Rektor, dalam menyongsong abad 21, salah satu tantangan terbesar adalah bagaimana menciptakan sumber daya manusia handal di bidang kewirausahaan. Sebab hasil penelitian menunjukkan, negara yang kuat dan makmur harus memiliki minimal 2% entrepreneur dari total jumlah penduduk (David McClelland).

gub4

Saat ini Indonesia baru memiliki sekitar 0,24 % entrepreneur dari total penduduk. Kondisi ini jauh dibawah Singapura yang memiliki 7,2 % pengusaha, kemudian Malaysia, Thailand dan Filipina sudah memiliki 4 % entrepreneur, dan Amerika memiliki 11 % pengusaha dari total jumlah penduduknya.

“Jika penduduk Indonesia 240 juta, maka masih dibutuhkan sekitar 4,2 juta jiwa entrepreneur (pahlawan abad 21) untuk mencapai jumlah minimal tersebut,” papar Dr. Ridwan Nurazi.

Bagaimana menciptakan generasi entrepreneurship ? Inilah tugas kita bersama. Pemerintah, swasta dan kalangan dunia pendidikan harus saling bahu membahu agar ke depan jumlah pengusaha terus bertambah.

Para generasi muda, alumni perguruan tinggi termasuk para lulusan UNIB harus diarahkan dan diimbau terus-menerus agar mengubah cara pandangnya bahwa dunia wirausaha lebih menjanjikan ketimbang harus berlomba-lomba menjadi pegawai negeri sipil (PNS). “Jika mau sukses, jadilah pengusaha,” ujar Rektor.

“Memulai usaha memang berisiko, tapi tidak memulai usaha lebih berisiko,” tambah Rektor.

Sekarang ini kata Rektor, di tengah-tengah kita ada seorang pengusaha sukses yang saat ini menjabat anggota DPD RI. Dia adalah Bapak H. Mohamad Saleh, salah satu sosok yang bisa menginspirasi dan memotivasi.

“Beliau ini juga alumni UNIB dan saat ini menjadi Ketua IKAL UNIB. Jika ditanya bagaimana Pak Saleh bisa sukses ? Tentu beliau akan menjawab, memang tidak mudah untuk menjadi pengusaha tapi kita tidak boleh menyerah,” ujar Rektor seraya memandang Mohamad Saleh yang duduk di kursi undangan.

Rektor sangat berharap para alumni UNIB khususnya peserta wisuda periode ke-79 ini senantiasa membangun dan mengembangkan jiwa entrepreneurship. “Kita harus fight, creative dan innovative. Harus ada keberanian untuk berwirausaha. Lebih baik mencoba gagal, daripada gagal mencoba. Jadilah generasi pencipta lapangan kerja, bukan pencari kerja,” ujar Rektor.

Perlu juga Anda tahu kata Rektor, bahwa Sunnah Nabi bukan hanya “Menikah”, menjadi pengusaha juga merupakan sunnah Nabi. “Kalaupun tidak menjadi pengusaha, terapkan prinsip kewirausahaan dalam setiap sendi kehidupan,” papar Dr. Ridwan Nurazi seraya menggelorakan semangat kepada 1464 lulusan UNIB pada wisuda periode ke-79.

Doktor Angkatan Pertama

Rektor mengatakan, upacara wisuda period eke-79 ini cukup istimewa. Hal ini bukan hanya karena peserta wisuda yang cukup banyak, tapi pada wisuda kali ini UNIB juga telah mengukir sejarah baru dengan melantik lulusan angkatan pertama program Doktor Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) sebanyak empat orang dan melantik puluhan dokter yang sudah menjalani pendidikan profesi di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK).

Keempat lulusan S3 (Doktor) Ilmu Manajemen FEB UNIB yang lulus angkatan pertama itu adalah Dr. Muhartini Salim, SE, MM, Dr. Iskandar Zulkarnain, SE, MBA, Dr. Ir. Anzori Tawakkal, MM, dan Dr. Ir. HM. Nashsyah, MM.

“Ke depan kita berharap lulusan S3 semakin banyak untuk memenuhi tuntutan masyarakat. Bukan hanya di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, tapi beberapa fakultas juga terus berupaya membuka program S3 seperti Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Pertanian dan Fakultas Hukum,” tukas Rektor seraya mengucapkan selamat kepada seluruh wisudawan dan wisudawati yang telah menyandang gelar akademik jenjang diploma (D3), sarjana (S1), dan pascasarjana (S2 dan S3) dari almamater biru UNIB. [Penulis : Purna Herawan. Foto : Ngamarudin].