Pidato Rektor pada Wisuda ke-84 : “Disruption Era dalam Membangun Generasi Milenial yang Visioner”

SELAIN pelantikan para wisudawan, moment penting pada setiap acara wisuda Universitas Bengkulu adalah mendengarkan pidato rektor. Pidato ini tidak hanya berisi pesan moril, motivasi dan inspirasi bagi para wisudawan, tapi juga sebagai mimbar akademis untuk menyampaikan informasi dan ilmu pengetahuan, ide dan gagasan brilian serta kritik dan himbauan, terhadap berbagai fenomena masyarakat dalam perkembangan zaman.

Pada acara wisuda ke-84 yang dihelat di Gedung Serba Guna (GSG) Universitas Bengkulu, Rabu (25/4/2018), Rektor UNIB Dr. Ridwan Nurazi, SE, M.Sc, CA menyampaikan pidato dengan tema “Disruption Era dalam Membangun Generasi Milenial yang Visioner.”

Di hadapan para anggota senat, para guru besar, para wisudawan dan ribuan orang tua wisudawan beserta undangan yang memadati GSG UNIB, Dr. Ridwan Nurazi mengawali orasi dengan menyampaikan berita buruk (bad news) dan berita baik (good news) terkait dengan disruption era sebagai dampak perkembangan teknologi digital secara global.

“Mengutif Kompas.com, diperkirakan pada tahun 2030 sekitar 2 milyar pegawai di seluruh dunia akan kehilangan pekerjaan akibat disruption. Ini bad news nya. Berita baiknya, akan ada pekerjaan-pekerjaan baru yang tidak dikenal 10-20 tahun yang lalu,” ujarnya.

Dijelaskan Dr. Ridwan Nurazi, hilangnya berbagai pekerjaan tersebut karena digantikan teknologi canggih. Otot diganti robot, kuli diganti forklift dan crane. Pekerjaan penjaga pintu toll, tukang pos, pustakawan, supir taksi, kasir, loper Koran, commercial pilots dan lain-lain akan digantikan oleh sistem teknologi digital, termasuk pekerjaan dokter dan tenaga kesehatan juga bisa menggunakan smart phone. Dan bahkan akuntan juga akan berkurang jumlahnya karena digantikan sistem layanan data terintegrasi dengan teknologi.

“Lalau bagaimana dengan dunia pendidikan, khususnya perguruan tinggi ? Kampus akan menjadi EO (Event Organizer) saja, yaitu mengorganisir dosen-ilmuan dari berbagai belahan dunia untuk memberikan layanan pengembangan ilmu pengetahuan kepada para mahasiswa,” ujar Rektor.

Oleh sebab itu lanjut Rektor, paradigma pendidikan tinggi harus disesuaikan dengan perkembangan zaman. Peningkatan kesadaran teknologi digital merupakan suatu keniscayaan dalam menghadapi disruption era. Dan hal terpenting adalah membentuk mahasiswa, generasi milenial yang berkarakter, sehingga mampu memanfaatkan peluang dan mengakses pekerjaan-pekerjaan baru yang tidak dikenal sebelumnya.

Pekerjaan-pekerjaan baru tersebut antara lain, blogger, web developer, apps developer/creator, smart chief listener, smart kettle manager, drone operator, big data analyst seperti yang digunakan pebisnis traveloka, go jek, go food dan lain-lain, cyber troops, cyber psychologist, cyber patrol, cyber crime specialist, smart animator, game developer, smart control room operator, medical sonographer, prosthodontist, crowd funding specialist, social entrepreneur, fashionista and ambassador, cloud computing service, cloud service specialist, dan sebagainya yang berbasis teknologi digital.

“Metode pengajaran harus berubah, tidak hanya mengejar kurikulum dan isi. Cara pengajaran harus relevan dengan konteksnya dan mengembangkan cara berpikir kreatif dan inovatif, meningkatkan literasi data, literasi teknologi dan literasi manusia. Pelajari cara mengetahuinya dan tahu cara belajar,” ujar Rektor.

Penting juga dimiliki dan harus dipersiapkan bagi generasi saat ini dan akan datang kata Rektor adalah jiwa dan kemampuan entrepreneur. Generasi pencipta lapangan kerja, bukan pencari kerja. Atau apapun jenis pekerjaan yang dilakukan, harus disertai dengan jiwa kewirausahaan, yaitu melawan dan tangguh, kreatif, serta inovatif.

“Anda mau jadi pahlawan dan memajukan Bangsa di masa akan datang ? Jadilah pengusaha. Atau kalau Anda bekerja di sektor formal, jiwa pengusaha harus dimiliki dan selalu dikembangkan. Sebab indikator negara maju adalah seberapa banyak pengusahanya. Jumlah pengusaha di Indonesia saat ini sangat sedikit dibanding Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina,” ujarnya.

Pada wisuda periode ke-84 ini, UNIB meluluskan 755 wisudawan dari berbagai fakultas selingkung UNIB dengan jenjang S3 (Doktor), Magister (S2), Sarjana (S1) dan Diploma (D3). Dari 755 wisudawan, sebanyak 55 orang yang meraih cumlaude (Predikat Lulus Dengan Pujian), yaitu dari jenjang S2 sebanyak 10 orang dan jenjang S1 sebanyak 45 orang.

Kepada para wisudawan Rektor mengucapkan selamat dan sukses, dan mengimbau agar para wisudawan senantiasa mengasah kemampuan yang dimiliki. “Ingat, ketika Anda terjun ke masyarakat dan dunia kerja Anda akan dihadapkan pada Ilmu Tahu dan Ilmu Bisa. Ingat pula bahwa kunci sukses itu bukan karena Anda kuliah di kampus besar atau favorit, bukan semata karena Anda lulusan terbaik/cumlaude. Tapi Anda juga harus memiliki life skill, kejujuran, kepercayaan (trust) dan karakter yang kuat. Kata pepatah, Jika kita tidak punya uang kita kehilangan sesuatu. Jika kita tidak memiliki karakter, kita kehilangan segalanya,” ujar Dr. Ridwan Nurazi.

Terakhir dalam orasi nya Rektor berharap agar seluruh lulusan UNIB selalu menjaga nama baik almamater dan kepada masyarakat khususnya para orang tua wisudawan, Rektor mengucapkan terimakasih karena telah memberikan kepercayaan kepada UNIB sebagai tempat mendidik dan membina putra–putri nya.[Purna Herawan/Foto : Ngamarudin].