Peserta RENPER Kunjungi Desa Srikaton

SELAIN mentransfer ilmu pengetahuan, peran Perguruan Tinggi khususnya partisan RENPER dalam penanggulangan kemiskinan, juga ikut melakukan pembinaan dan pendampingan aktif terhadap usaha-usaha peningkatan ekonomi masyarakat. Karena itu, selain melakukan seminar, para peserta RENPER, Selasa sore (16/10), diajak melihat langsung Desa Srikaton yang merupakan desa binaan Unib dalam pengentasan kemiskinan.

Desa Srikaton Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah, sudah menjadi desa binaan Unib sejak tiga tahun lalu. Bekerjasama dengan Bank Indonesia (BI) untuk membantu pendanaan dan permodalan, Unib menciptakaan sejumlah program usaha kecil menengah yang dapat meningkatkan perekonomian dan taraf hidup masyarakat setempat.

Saat ini, Desa Srikaton memiliki puluhan usaha kecil menengah yang dapat mendongkrak pendapatan perkapita masyarakat. Bahkan, baru-baru ini Desa Srikaton telah dinobatkan sebagai desa teladan dan Desa Terpadu percontohan, bukan hanya skala Provinsi Bengkulu tapi untuk tingkat nasional.

Usaha kecil menengah yang terus dikembangkan di Desa Srikaton antara lain usaha kolam ikan lele, usaha ayam petelor, usaha jamur putih, usaha meubelair, pengembangbiakan ternak sapi dan kambing, usaha kerajinan tangan, hingga usaha pembuatan penganan ringan seperti nuget ikan lele, keripik pisang dan lain sebagainya.

“Kami sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Bank Indonesia khususnya Bapak Iman Causa Karana (Pimpinan BI), Universitas Bengkulu dan Pemerintah Daerah. Berkat bantuan modal, pembinaan dan pendampingan yang dilakukan selama ini, telah menjadikan desa ini sebagai percontohan tingkat nasional untuk Desa Terpadu dalam hal peningkatan ekonomi masyarakat, peningkatan pendidikan dan sosial kemasyarakatan,” kata Kepala Desa Srikaton, Surahman.

Sementara itu, Kepala Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, Causa Iman Karana, menyambut baik kunjungan para peserta RENPER ke Desa Srikaton. Ia juga mengapresiasi perguruan tinggi di negara-negara Asia partisan RENPER yang telah memberikan andil secara nyata dalam penanggulangan dan pengentasan kemiskinan.

“Semoga dengan kunjungan peserta RENPER ini Desa Srikaton dapat menambah pengetahuan yang lebih luas dari para akademisi dan peneliti, sehingga ke depan Desa Srikaton tidak hanya menjadi percontohan tingkat nasional tapi contoh tingkat internasional khususnya di kawasan Asia,” ujar Causa Iman Karana.

Dijelaskan Iman Karana, keberhasilan berbagai usaha (ekonomi kecil dan menengah) di Desa Srikaton merupakan hasil kerjasama terpadu antar berbagai pihak yang konsisten dan komitmen melaksanakan program. Bank Indonesia membantu permodalan, Unib melakukan pembinaan, pendampingan dan transfer ilmu, Pemerintah Daerah memfasilitasi dan masyarakat melaksanakan. “Semuanya bersinergi dan memiliki komitemen untuk berhasil dan maju. Itulah yang kita lakukan selama ini,” tukas Iman.

Kunjungan peserta RENPER ke Desa Srikaton itu merupakan rangkaian kegiatan Seminar Internasional RENPER ke 3 yang dilaksanakan di Universitas Bengkulu tanggal 15 – 17 Oktober 2012. RENPER (Regional Network on Poverty Eradication) adalah Jaringan Regional Penanggulangan Kemiskinan, yang bertujuan untuk menyusun strategi, energi, dan mensinergikan ide-ide dan upaya oleh akademisi, secara individual maupun institusional, dalam pemberantasan kemiskinan di kawasan Asia.

Seminar RENPER ke 3 tahun 2012 ini diikuti 23 orang peserta dari luar negeri dan puluhan akademisi dari Tanah Air dan Unib sendiri. Ke 23 peserta luar negeri itu adalah perwakilan dari beberapa universitas dari 11 perguruan tinggi partisan RENPER dari 8 negara di Asia.

Setibanya di Balai Desa Srikaton, Ketua RENPER Prof. Dr. H. Ibrahim Che Omar dari Universiti Malaysia Kelantan, Rektor Unib Prof. Ir. H. Zainal Muktamar, M.Sc, Ph.D dan peserta seminar RENPER lainnya disambut tari barongan dan tari sekapur sirih.

Didampingi Kepala BI Bengkulu Causa Iman Karana dan Kepala Desa Srikaton Surahman, rombongan diajak melihat langsung usaha ayam petelor, usaha penangkaran jamur putih, usaha kolam ikan lele dan usaha-usaha lainnya yang dikembangkan masyarakat.

Tak hanya dilihat, berbagai hasil usaha itu juga disajikan dan dinikmati oleh para peserta RENPER pada jamuan makan malam di rumah Kepala Desa. Hampir semua menu makanan di meja prasmanan adalah hasil olahan dari usaha kreatif masyarakat, seperti ikan lele goreng, nuget ikan lele, keripik ubi, keripik pisang, telor asin dan lain sebagainya.

Sebelum meninggalkan Desa Srikaton, para tamu dari negara jiran itu juga disuguhi tari-tari tradisional seperti Tari Nelayan dan Tari Wawayangan yang ditampilkan muda-mudi desa setempat.[hms1]