Universitas Bengkulu (Unib) kembali menegaskan komitmennya dalam mendorong inovasi layanan berbasis teknologi. Salah satu wujudnya hadir melalui karya peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan XII BPSDM Provinsi Bengkulu tahun 2025, Budi Utomo, M.Pd, Analis SDM Aparatur Ahli Madya Unib, yang berhasil menciptakan platform digital SIKONA untuk layanan Bimbingan dan Konseling (BK).



Peserta PKA XII saat mempresentasikan dan menyerahkan Aplikasi SIKONA kepada Prodi BK FKIP Unib.(foto:ist)
Platform yang dikembangkan dalam bentuk website SIKONAUNIB.COM ini dipresentasikan Budi Utomo di hadapan pimpinan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unib, dosen pengelola Laboratorium BK, dan para mahasiswa Program Studi BK pada minggu lalu, di ruang rapat senat FKIP Unib.
Pada kesempatan tersebut juga dilakukan serah terima aplikasi kepada Koordinator Prodi BK FKIP Unib, Dr. Rita Sinthia, S.Psi, M.Si, disaksikan Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerja Sama FKIP Unib, Dr. Rio Kurniawan, S.Pd, M.Pd.
“Alhamdulillah, saya dan tim di PKA XII BPSDM Bengkulu berhasil menghasilkan aplikasi digital yang dirancang untuk mendukung layanan bimbingan dan konseling mahasiswa. Aplikasi SIKONA telah kami serahkan ke Laboratorium BK FKIP Unib dan saat ini sudah mulai digunakan,” ujar Budi Utomo kepada Tim Humas Unib, Senin (24/11/2025).

Menurutnya, peserta PKA dituntut untuk menghadirkan perubahan yang nyata dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Tantangan inilah yang mendorong lahirnya ide transformasi layanan BK dari sistem manual menuju layanan digital yang lebih terstruktur, cepat, dan mudah diakses.
Nama SIKONA terinspirasi dari logat daerah Bengkulu yang berarti “Di sinilah tempatnya”, melambangkan pusat akses layanan BK yang tepat dan profesional bagi mahasiswa Unib. Selain itu, SIKONA juga merupakan akronim dari Sistem Informasi dan Konseling Mahasiswa.
“SIKONA kami hadirkan sebagai ajakan agar mahasiswa dan sivitas Unib memanfaatkan layanan ini secara praktis. Harapannya, aplikasi ini dapat menjadi sarana konsultasi, mempermudah penjadwalan layanan, serta menghadirkan akses yang lebih cepat dan transparan,” jelas Budi.
Ia menambahkan, kehadiran SIKONA diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendampingan akademik maupun non-akademik mahasiswa sekaligus memperkuat fungsi Laboratorium BK FKIP Unib dalam memberikan layanan profesional.


Dosen dan para mahasiswa Prodi BK FKIP Unib sangat antusias menyambut kehadiran Aplikasi SIKONA.(foto:ist)
Plt. Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerja Sama FKIP Unib, Dr. Rio Kurniawan, yang mewakili Dekan FKIP Unib, menyampaikan apresiasinya atas inovasi tersebut.
“SIKONA menghadirkan kemudahan dan kenyamanan bagi mahasiswa dalam mengakses layanan BK. Kehadiran platform ini juga memperkuat posisi Laboratorium BK FKIP Unib sebagai pusat praktik dan pengembangan keilmuan, serta mendukung capaian akreditasi institusi,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Rio menyampaikan bahwa SIKONA akan terus dikembangkan dan diintegrasikan dengan layanan bimbingan dan konseling pada level universitas melalui Unit Penunjang Akademik Bimbingan Konseling (UPA-BK), sehingga dapat menjangkau seluruh mahasiswa Unib.
“Kami juga telah menerbitkan SK Personil Pelaksana dan menetapkan SOP penggunaan SIKONA. Untuk tahap awal, platform ini sudah dapat dimanfaatkan sepenuhnya oleh Laboratorium BK FKIP Unib,” tambahnya.


Koordinator Prodi BK FKIP Unib dan mahasiswa BK sangat senang dengan kehadiran Aplikasi SIKONA.(foto:ist)
Sementara itu, Koordinator Prodi BK FKIP Unib, Dr. Rita Sinthia, menyebutkan bahwa SIKONA menjadi langkah strategis dalam menghadirkan layanan BK yang lebih responsif dan adaptif di era digital.
“SIKONA memudahkan mahasiswa dalam memperoleh bantuan psikologis sekaligus meningkatkan profesionalisme konselor dan mahasiswa praktikan (Konselor Sebaya). Setiap sesi layanan kini dapat terdokumentasi dengan baik dan tetap menjaga asas kerahasiaan,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa inovasi ini selaras dengan visi Prodi BK FKIP Unib untuk menghadirkan layanan bimbingan dan konseling yang lebih modern, relevan, dan berbasis teknologi informasi. [Purna Herawan | Humas].