Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW : Tingkatkan Kejujuran dan Kerja Keras

SETIAP kali kita memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, selalu muncul pertanyaan dari hati yang paling dalam, apakah kita sudah meneladani dan melaksanakan sifat dan akhlak mulia Rasulullah SAW ?

Demikian diungkapkan Rektor Unib Prof. Ir. H. Zainal Muktamar, M.Sc, Ph.D pada acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1413 H di ruang rapat utama rektorat Unib, Selasa (29/1).

Dijelaskan Rektor, sifat dan akhlak mulia Rasulullah itu sangat banyak yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan, melaksanakan hubungan antar sesama manusia dan dengan alam semesta maupun hubungan antar manusia dengan Allah SWT.

Di antara sekian banyak akhlak mulia itu, kejujuran dan kerja keras. Kedua hal itu harus dimiliki dan ditingkatkan terus-menerus sehingga mampu meraih kesuksesan baik dunia maupun akhirat di tengah arus globalisasi dan masa transisi peradaban seperti sekarang ini.

“Pada peringatan Maulid Nabi Muhammad tahun lalu saya menekankan agar kita semua memiliki dan meningkatkan kejujuran dan kerja keras. Kini, kedua akhlak mulia itu kembali saya tekankan. Ini penting, sebab dengan kejujuran dan kerja keras lah kita bisa meraih kesuksesan baik pribadi maupun lembaga,” tegas Rektor.

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1413 H itu diikuti para pembantu rektor, para dekan dan pembantu dekan, para kepala biro, para kepala bagian dan sub bagian, serta ratusan staf dan karyawan Unib.

Inti acara itu adalah mendengarkan ceramah agama yang disampaikan Ustad Drs. K.H. Abdullah Munir, M.Pd dengan tema “Kita Tingkatkan Iman, Ilmu, Amal dan Taqwa Melalui Keteladanan Rasulullah SAW.”

Dalam tausiyahnya, K.H. Abdullah Munir mengurai sejumlah kisah dan alasan kenapa harus diteladani oleh setiap umat Islam di seluruh dunia. Ia juga memaparkan banyak aspek kehidupan yang harus diteladani dari Rasulullah SAW agar manusia selamat di dunia maupun akhirat.

“Mari kita tingkatkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW seraya menjadikannya soritauladan dalam setiap tingkah laku kehidupan,” ujar Ustad Abdullah Munir.[hms1]