Menteri PPN Minta Bengkulu Fokus pada Masalah Konektivitas dan Kemiskinan

UNTUK keluar dari ketertinggalan, Provinsi Bengkulu harus memfokuskan pembangunan beberapa tahun ke depan pada dua masalah, yaitu membuka dan memaksimalkan konektivitas dan menurunkan angka kemiskinan.

“Saya mohon agar dalam APBD provinsi, APBD kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu dialokasikan serta difokuskan membangun konektivitas dan menurunkan angka kemiskinan,” ujar Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Prof. Dr. Bambang P.S Brodjonegoro, ketika memberikan kuliah umum di hadapan ratusan mahasiswa UNIB di ruang rapat utama gedung rektorat UNIB, Kamis (13/4/2017).

Prof. Bambang menjelaskan, untuk meningkatkan konektivitas maka pengalokasian dana pembangunan diprioritaskan bagi pembangunan infrastruktur transportasi darat, udara dan laut.

“Terutama sarana transportasi darat dan udara dulu. Mulai dari pembangunan jalan-jalan desa, jalan penghubung antar kecamatan, jalan penghubung lintas kabupaten dan kota, serta jalan penghubung ke daerah-daerah tetangga. Semua jalan diupayakan mulus,” ujarnya.

Dulu sekitar tahun 90-an kata Prof. Bambang, dirinya pernah terlibat dalam suatu penelitian untuk melihat dampak pembangunan Jalan Lintas Sumatera terhadap laju pembangunan di Pulau Sumatera.

Ternyata pembangunan Jalan Lintas Sumatera yang berada di empat provinsi, yaitu Lampung, Sumatera Selatan, Bengkulu dan Jambi telah menyebabkan kemajuan pesat bagi Pulau Sumatera.

“Namun sungguh disayangkan, Jalan Lintas Sumatera ternyata tidak berdampak signifikan bagi Bengkulu. Sebab daerah ini tidak dilewati arus padat lalu lintas kendaraan antar kota dan antara provinsi serta antar pulau,” paparnya.

Oleh sebab itu kata Prof. Bambang, beberapa tahun ke depan Bengkulu harus fokus membangun konektivitas agar terhubung dengan daerah lain, terutama jalur darat.

“Potensi Bengkulu cukup banyak. Namun belum bisa dimanfaatkan maksimal karena untuk memasarkan masih terkendala angkutan, dan sebaliknya orang luar sulit masuk karena keterbatasan jalur transportasi,” ujarnya.

Permasalahan konektivitas tersebut kata Prof. Bambang juga berkolerasi dan menjadi salah satu penyebab tingginya angka kemiskinan di Bengkulu. Penyebab lainnya yaitu masih minimnya infrastruktur dan pelayanan dasar masyarakat.

“Secara umum memang permasalahan minimnya infrastruktur dan pelayanan dasar juga masih banyak dihadapi berbagai daerah di Indonesia, sehingga kita belum mampu mencapai target MDGs dan program tersebut dilanjutkan dengan SDGs yang ditargetkan tuntas pada 2030,” ujarnya.

Apa saja komponen infrastruktur dan pelayanan dasar ? Banyak yang harus ditingkatkan baik jumlah maupun kualitasnya, seperti sarana MCK (Mandi Cuci Kakus), sanitasi sehat lingkungan permukiman, ketersediaan rumah layak huni dan lain sebagainya.

“Ini semua menyangkut kebutuhan dasar agar masyarakat bisa hidup layak. Kemudian sarana pendidikan, sarana pelayanan kesehatan, serta akses penghubung antar desa juga harus ditingkatkan. Jika tidak, maka sulit menurunkan angka kemiskinan,” tegas Prof. Bambang.

Kemudian untuk merealisasikan pembanunan yang terfokus dua hal tersebut, masalah konektivitas dan kemiskinan, semua pihak harus bersinergi dan terintegrasi. UNIB contohnya, harus berperan, bersinergi dengan pemerintah daerah dalam perumusan perencanaan pembangunan infrastruktur serta pemberantasan kemiskinan yang di mulai dari hulu.

“Sebab Saya yakin UNIB ini memiliki potensi SDM cukup besar dan handal. Selain akademisi, banyak ahli di sini yang jika disinergikan maka bisa menghasilkan rumusan terpadu dalam mengatasi masalah kemiskinan. Dan mahasiswa, juga harus diberdayakan  dalam pembangunan Bengkulu ke depan,” demikian Prof. Bambang.

Kuliah umum ini diikuti ratusan mahasiswa UNIB dari berbagai fakultas, jenjang S1 hingga jenjang S3 (Doktor). Acara ini dipandu Rektor UNIB Dr. Ridwan Nurazi, M.Sc dan dihadiri para wakil rektor, para dekan, ketua dan anggota senat universitas, serta ketua lembaga dan pimpinan unit kerja selingkung UNIB lainnya.

Kegiatan ini merupakan rangkaian gebyar peringatan hari jadi, dies natalis ke-35 UNIB tahun 2017 yang mengusung tema “Reputasi Akademik untuk Kejayaan Bangsa.” [Penulis : Purna Herawan. Foto : Ngamarudin]