Mahasiswa Diajak Lebih Mengenal ASEAN

UNTUK mendorong terwujudnya visi Universitas Bengkulu menjadi universitas kelas dunia pada 2025, dan mempersiapkan daya saing menghadapi ASEAN Free Trade Area (AFTA) yang diberlakukan 2015, Program Studi Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unib terus menggalakkan kegiatan skala internasional.

Salah satu kegiatan internasional yang dilaksanakan seperti menggelar konferensi internasional masyarakat ASEAN yang bertajuk “A First Education Students International Conference On Asean Community” yang dihelat di aula Dekanat FKIP, Rabu (27/11).

Melalui kegiatan yang dibuka secara resmi oleh Dekan FKIP Prof. Dr. Rambat Nur Sasongko itu, para mahasiswa diberi pemahaman tentang pentingnya memperbanyak bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam menghadapi era globalisasi khususnya AFTA 2015. Para mahasiswa juga diajak untuk lebih mengenal dan memasyarakatkan ASEAN.

Pengenalan ASEAN tersebut dipaparkan oleh tiga pembicara, peserta konferensi dari tiga negara yaitu Eang Rasyid dari Kamboja (Mahasiswa Battambang University), Kunthida Roekurai dari Thailand (Mahasiswi Raja Mangala University of Technology Srivijaya), dan Perti Rosanda dari Indonesia (Mahasiswi FKIP Unib).

Sedangkan pemahaman tentang arti penting internasionalisasi pendidikan tinggi dan bagaimana kiat menyongsong AFTA 2015, dipaparkan oleh Ketua ILO (International Liaison Office – Kantor Kerjasama Luar Negeri) Universitas Bengkulu, Hery Dwi Putranto, Ph.D.

Ketua Program Studi Bahasa Inggris FKIP Unib, Drs. Syafrizal Sabarudin, MA mengatakan, AFTA bisa dijadikan peluang dan kesempatan untuk memajukan perekonomian, namun dibutuhkan kemampuan sumber daya manusia yang minimal setara dengan negara lain. “Setidaknya, kita harus bisa berbahasa Inggris, baru bisa berkompetisi dengan masyarakat ASEAN lainnya,” ujarnya.

Selain bisa berbahasa Inggris lanjut Syafrizal, pengetahuan tentang ASEAN bagi masyarakat khususnya kalangan mahasiswa juga harus diasah terus-menerus, sehingga ke depan kita tidak asing lagi dengan ASEAN.

Atas dasar itulah, selain meningkatkan kemampuan intelektual mahasiswa melalui perkuliahan, FKIP Unib khususnya program studi Bahasa Inggris juga terus menggelakkan kuliah umum, seminar atau konferensi internasioal. “Melalui kegiatan ini, diharapkan proses learning to know (belajar mengetahui), learning to do (belajar melakukan sesuatu), dapat terlaksana dengan baik,” ujarnya.

Dekan FKIP Unib Prof. Dr. Rambat Nur Sasongko, menyambut baik diselenggarakannya konferensi internasional masyarakat ASEAN itu. Apalagi, bahasa yang digunakan pada open ceremnony dan sesi pemaparan materi adalah Bahasa Inggris.

“Kegiatan seperti ini merupakan wadah efektif untuk melatih dan mengasah kemampuan berbahasa Inggris. Kemudian, dengan kegiatan ini kita bisa mengenal lebih banyak tentang ASEAN, sehingga bisa menumbuhkan inspirasi untuk berinovasi, serta memotivasi untuk selalu membekali diri dengan berbagai ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan kompetensi menyongsong era globalisasi khususnya AFTA 2015,” ujarnya.[hms1]