Lembaga Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LPTIK) Universitas Bengkulu (Unib), yang diwakili oleh Dr. Yansen, turut berpartisipasi dalam kegiatan Indonesia Education Day 2025 yang diselenggarakan dan dibiayai penuh oleh HPE Aruba Networking di Singapura, pada 6–8 Mei 2025.



Delegasi ketika meeting dengan HPE Asia Manager dan FGD dengan IT Expert tentang IT Need Assesment.(ist/yan)
Kegiatan ini diikuti oleh 21 perguruan tinggi dan sekolah internasional dari Indonesia. Di antaranya adalah Universitas Syiah Kuala, Universitas Sumatera Utara, Universitas Andalas, Universitas Negeri Padang, IPB University, Universitas Islam Indonesia, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Udayana, Universitas Mataram, serta beberapa sekolah internasional seperti British School Jakarta.
Kegiatan ini menyoroti peran strategis teknologi dalam transformasi pendidikan, terutama di lingkungan perguruan tinggi. HPE Aruba Networking sebagai penyelenggara menekankan bahwa institusi pendidikan harus mampu beradaptasi dengan perubahan dan tantangan digital saat ini.

Kepada Tim Humas Unib, Dr. Yansen menjelaskan bahwa para delegasi mendapatkan wawasan komprehensif terkait perkembangan teknologi informasi dan infrastruktur yang dibutuhkan untuk mendukung pembelajaran digital, konektivitas internet, keamanan siber, serta efisiensi operasional teknologi informasi (TI) di lingkungan kampus.
“Kegiatan ini berlangsung di HPE Innovation Centre dan dilanjutkan dengan kunjungan serta diskusi di Singapore Institute of Technology,” ungkap Dr. Yansen.
Ia menambahkan bahwa investasi teknologi memang menuntut dukungan besar, namun hal itu tidak bisa dihindari dalam konteks dunia pendidikan saat ini. “Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) kini bukan hanya sebagai pendukung, tetapi telah menjadi enabler utama dalam transformasi pendidikan,” jelasnya.
Universitas Bengkulu sendiri telah memiliki Roadmap Pengembangan TI 2024–2028, sebagai panduan strategis penguatan sistem informasi kampus. Selain itu, pada tahun 2024, Unib juga telah melaksanakan evaluasi tata kelola dan manajemen TI menggunakan kerangka kerja COBIT (Control Objectives for Information and Related Technologies).


Evaluasi dilakukan secara menyeluruh, mencakup aspek sumber daya manusia, proses, dan teknologi. Dari sisi SDM, mencakup struktur organisasi, kapasitas personel, serta budaya dan etika kerja. Dari sisi proses, dilihat prinsip, kebijakan, dan prosedur yang berlaku. Sedangkan dari sisi teknologi, evaluasi mencakup layanan, infrastruktur, dan aplikasi yang digunakan.
“Masih ada sejumlah tantangan dalam penguatan layanan TI di Unib. Diperlukan solusi terpadu agar sistem TI benar-benar menjadi motor penggerak transformasi universitas,” ujar Dr. Yansen.
Partisipasi LPTIK Unib dalam kegiatan ini memberikan banyak pembelajaran dalam penguatan manajemen TIK kampus. Namun, lanjutnya, dibutuhkan komitmen kuat dari seluruh elemen institusi untuk mendukung perbaikan dan inovasi ke depan.[Laporan: Yansen | Editor: Purna Herawan | Humas].