Dalam rangka memeriahkan Dies Natalis ke-43 Universitas Bengkulu, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Bengkulu (LPPM Unib) sukses menggelar International Symposium on Biodiversity, Ecosystem, and Natural Resources Management (ISRECOS 2025) pada Sabtu, 26 April 2025, bertempat di Hotel Santika, Kota Bengkulu. Simposium ini mengusung tema besar “Bridging Between Research and Its Role in the Future Climate Change Scenario.”



Ketua LPPM Unib Dr. Hery Suhartoto ketika membuka acara dan Dr. Risky Hadi Wibowo mewakili Panitia saat menyampaikan laporan kegiatan.(ist-dok.lppm)
Acara dibuka secara resmi oleh Ketua LPPM UNIB, Dr. Hery Suhartoyo, M.Sc., yang dalam sambutannya menyampaikan harapan agar kegiatan ini mendorong lebih banyak dosen untuk peduli terhadap isu lingkungan, konservasi, dan kebencanaan.
Kegiatan simposium diawali dengan sesi pemaparan dari para pakar internasional dan nasional. Prof. Catherine E. Matthews mengulas tentang pendidikan lingkungan (environmental education), diikuti oleh Prof. Siti Kusujiarti, Ph.D yang memaparkan isu women and climate change, serta Dr. (Hon.) Ir. Wahyudi Wardoyo, M.Sc yang membahas tentang konservasi di era perubahan iklim. Sesi ini dimoderatori secara dinamis oleh Dr. Nurmeiliasari, S.Pt, M.Sc Ag., yang berhasil menciptakan suasana interaktif dan memancing antusiasme peserta.



Suasana seminar berlangsung dinamis dan LPPM Unib memberikan sertifikat kepada pemateri.(foto:ist/dok-lppm)
Setelah diskusi dan coffee break, acara dilanjutkan dengan opening ceremony yang menampilkan tarian khas Bengkulu, “Tarian Tabot”, yang dibawakan dengan apik oleh Sanggar Gratil.
Sesi berikutnya menghadirkan pemateri utama lainnya seperti Dr. Ruanda Agung S. dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang membahas Climate Change and Indonesia’s Folu Net Sink, kemudian Prof. Dr. Aceng Ruyani, M.Sc yang mengangkat tema Mainstreaming Environmental in Education, serta pemutaran video presentasi dari Dr. Chris Thorogood tentang plant resources in the climate change era. Sesi ini dimoderatori dengan cakap oleh Prof. Sal Prima Yudha S.


Ketua Panitia ISRECOS 2025, Dr. Risky Hadi Wibowo, menyampaikan bahwa kegiatan ini diikuti oleh peserta dari berbagai daerah, mulai dari Aceh hingga Papua. Terdapat dua format partisipasi, yaitu daring dan luring. Sebanyak 10 ruang presentasi disiapkan, terdiri dari 4 ruang luring di Hotel Santika yang berlangsung mulai pukul 13.00 WIB hingga selesai, serta 6 ruang daring. Masing-masing sesi memilih presenter terbaik.
ISRECOS merupakan agenda tahunan LPPM Unib yang bertujuan memfasilitasi dosen dan peneliti untuk mempublikasikan hasil riset mereka kepada khalayak luas. Harapannya, simposium ini terus berlanjut setiap tahun dan mampu menghasilkan karya ilmiah yang berkualitas dan berdampak.




Sesi kedua seminar secara hybrid, luring dan daring, dimoderatori Prof. Sal Prima Yudha.(foto:ist/dok-lppm)
Prof. Arono selaku Sekretaris Bidang Penelitian LPPM UNIB turut mengapresiasi seluruh pihak yang telah mendukung terselenggaranya kegiatan ini. “Kegiatan ini tidak mungkin terlaksana tanpa kerja keras kita semua. Selain seminar, kami juga menyelenggarakan pameran poster hasil penelitian yang dapat dilihat di area Hall,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa kegiatan seperti ini harus terus dilaksanakan, meskipun dalam kondisi efisiensi anggaran, karena publikasi hasil riset sangat penting untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan dunia pendidikan. [Rilis LPPM. Editor: Purna Herawan | Humas].

