Kuliah Umum Prof. Rozinah : “E-LEARNING IN THE 21ST CENTURY”

GURU BESAR dari Center For Instructional Technology and Multimedia University Sains Malaysia (USM), Prof. Dr. Rozinah Jamaludin, Selasa (3/4), memberikan kuliah umum bertajuk “E-Learning in The 21St Century : Theory and Practice” kepada ratusan mahasiswa Universitas Bengkulu (Unib).

Public Lecture yang dihelat di aula gedung Badan Teknologi Informasi dan Komunikasi (BATIK) itu dibuka secara resmi oleh Pembantu Rektor Unib Bidang Akademik Dr. Ir. H. Fahrurrozi, M.Sc, serta bertindak selaku moderator adalah Siti Aisyah, SE, ME.

Dalam sambutannya, Dr. H. Fahrurrozi mengatakan, selain dalam rangka memeriahkan rangkaian perayaan dies natalis ke 30 atau lustrum VI Unib, kuliah umum seperti ini dimaksudkan untuk mewarnai dinamika kehidupan akademik serta memberikan wadah untuk pengayaan pengetahuan mahasiswa dan dosen.

Tema kuliah umum yang disampaikan Prof. Rozinah kata Dr. H. Fahrurrozi, sangat menarik dan relepan dengan kondisi kekinian. Di era yang serba canggih ini, pengetahuan dan pemanfaatan teknologi informasi sudah menjadi keharusan tersendiri. “Saat ini, kita seakan tidak bisa hidup tanpa teknologi informasi,” ujarnya.

Begitupun di dunia perguruan tinggi, perkembangan teknologi informasi telah melahirkan suatu sistem yang disebut e-learning. Sistem ini memberikan kemudahan-kemudahan dalam proses pembelajaran, transformasi ilmu kepada peserta didik maupun kegiatan akademik lainnya.

Di Universitas Bengkulu sendiri kata Dr. H. Fahrurrozi, penggunaan teknologi informasi dan pembelajaran berbasis e-learning juga terus dikembangkan. “Kita menyadari untuk mempermudah proses belajar mengajar, e-learning adalah salah satu jawabannya,” ujarnya seraya mengucapkan terima kasih dan selamat datang di Bumi Rafflesia kepada Prof. Rozinah yang mengaku baru pertama kali ke Bengkulu.

Sementara itu, dalam kuliah umumnya Prof. Rozinah menguraikan sejumlah aspek tentang penggunaan teknologi informasi khususnya menyangkut e-learning. Mulai dari pengertian e-learning, perkembangan, serta bagaimana mengimplementasikan e-learning dijelaskannya secara rinci menggunakan bahasa Inggris maupun Malaysia.

“Dengan e-learning proses pembelajaran lebih mudah dan tidak membosankan. Mahasiswa akan lebih banyak mendapat pengetahuan. Tapi pola pikir mahasiswa harus diubah, sehingga mampu menggunakan teknologi informasi secara baik, efektif dan efisien,” ujarnya.

Pantauan Tim Humas Unib, meskipun kuliah umum yang disampaikan professor dari Penang-Malaysia itu menggunakan bahasa Inggris dan Malaysia, namun ratusan mahasiswa Unib tampak antusias dan tidak beranjak dari tempat duduk hingga acara usai. Menariknya, meskipun bahasa Indonesia dan Malaysia banyak persamaan, namun pada sesi diskusi dan tanyak jawab sebagian besar mahasiswa Unib justru menggunakan bahasa Inggris. [hms1]