Kuliah Umum Prof. KH. Said Aqil : National Character Building

PROGRAM Studi Pascasarjana (S2) Magister Manajemen (MM) Fakultas Ekonomi, Jumat siang (13/7) di ruang rapat utama rektorat Unib, menyelenggarakan kuliah umum bertajuk “National Character Building” dengan menghadirkan pembicara Ketua Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia sekaligus Ketua PBNU Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj.

Kuliah umum yang dibuka secara resmi oleh Rektor Unib Prof. Ir. H. Zainal Muktamar, M.Sc, Ph.D itu dihadiri ratusan mahasiswa Pascasarjana (S2) MM, Pascasarjana (S2) Magister Akuntasi, mahasiswa S2 MPP dan sejumlah mahasiswa reguler (S1) Fakultas Ekonomi. Hadir pula Pembantu Rektor IV Bidang Kerjasama dan Hubungan Masyarakat Unib Drs. Azhar Marwan, M.Si, Dekan FE DR. Riduan Nurazi, Asisten I Pemda Provinsi Bengkulu Drs. Sumardi, MM, para dosen dan undangan lainnya.

Dalam sambutannya Prof. Zainal Muktamar mengatakan, pendidikan karakter terus dikembangkan di Universitas Bengkulu. Selain mendapatkan ilmu pengetahuan secara akademik, para mahasiswa juga diberikan pendidikan karakter sehingga setelah menjadi almuni mereka tidak hanya cerdas secara intelektual tapi dibarangi dengan budi pekerti atau karakter yang baik. “Nah, seminar-seminar seperti sekarang ini merupakan salah satu upaya Unib dalam menanamkan serta mengembangkan karakter yang baik kepada para mahasiswa,” ujarnya.

Sementara itu dalam kuliah umumnya Prof. KH. Said Aqil Siradj mengemukakan, pembentukan karakter (character building) tidak terlepas dari peranan agama. “Islam datang 14 abad lalu membawa misi membangun karakter manusia. Islam bukan hanya agama dan teologi saja, tapi Islam merupakan ilmu pengetahuan, budaya, dan peradaban manusia yang baik. Islam sebagai sarana character building,” ujarnya.

Karakter baik seperti apa yang diajarkan agama ? Kata Prof. Said Aqil, jika kita baca dan pelajari sejarah hidup dan perjuangan Nabi Muhammad SAW, karakter yang baik tidak mengagung-agungkan kehidupan materialistis, tidak mengagungkan seseorang yang tenar seperti artis penyanyi. Kemudian karakter yang tidak melakukan atau menyukai praktik paranormal, perdukunan dan lain sebagainya. “Islam mengajarkan berpikir cerdas dan logis dalam mencari kebenaran,” paparnya.

Kemudian kata Prof. Said Aqil, karakter baik dan sesuai dengan ajaran Islam antara lain sikap menghargai pluralisme dan saling menghormati antar pemeluk agama, menegakan keadilan tanpa pandang bulu dan menghormati Hak Azasi Manusia (HAM), memiliki paham dan semangat nasionalisme, memahami sejarah bangsa, saling menghargai antar suku bangsa serta selalu menjaga kesatuan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Kata Prof. Said Aqil, upaya character building dan nation building harus terus dilaksanakan dan ditingkatkan di setiap sendi-sendi kehidupan masyarakat Indonesia. Bila tidak, maka ke depan moral dan budi pekerti masyarakat Indonesia akan merosot dan tergerus oleh arus globalisasi. “Nah, bila karakter bangsa sudah luntur, bangsa ini akan semakin mudah dikuasai asing dan kehancuran akan terjadi.” “Sekarang bersyukur kita masih memiliki karakter bangsa. Buktinya NKRI masih satu dan utuh. Tapi kita tidak boleh lengah dan berdiam diri,” tegas ketua Ormas Islam terbesar di Tanah Air itu.

Penanaman rasa cinta tanah air dan bangga terhadap sejarah serta peradaban bangsa sendiri kata Prof. Said Aqil, sangat penting diberikan dan ditanamkan kepada seluruh masyarakat. Sebab barang siapa tidak mencintai tanah air maka tidak memiliki sejarah. Barang siapa tidak memiliki sejarah maka tidak memiliki memori dan karakter. Dan bangsa yang tidak memiliki karakter akan kehilangan segalanya. Peradabannya akan merosot dan aset ekonominya pun akan dikuasai bangsa lain, akhirnya menjadi bangsa yang tidak terhormat.

“Dalam konstitusi Pancasila dan UUD 1945 telah menegaskan pentinya rasa cinta tanah air. Jauh sebelumnya yaitu konstitusi Islam, Nabi Muhammad SAW menegaskan bahwa cinta tanah air merupakan bagian dari iman. Atas pengertian itulah agama ditempatkan sebagai unsur mutlak dalam nation dan character building,” tukas KH. Said Aqil. [hms1]