Universitas Bengkulu (Unib) kembali menghadirkan ruang refleksi kebangsaan melalui kuliah umum bertema “Generasi Muda dan Tantangan Kebangsaan: Membangun Bengkulu yang Aman, Berintegritas, dan Berdaya Saing”. Kegiatan ini menghadirkan putra daerah Bengkulu yang kini menjabat sebagai Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Wakapolda) Bengkulu, Brigjen Pol. Dicky Sondani, S.I.K, M.H, sebagai narasumber utama.



Wakapolda Bengkulu, Brigjen. Pol. Dicky Sondani saat kuliah umum di Unib.(foto:hms1)
Kuliah umum yang berlangsung di Ruang Rapat Utama Gedung Layanan Terpadu (GLT) Unib, Senin (22/12/2025), juga menghadirkan narasumber inspiratif lainnya, yakni Ridhoan Parlaungan Hutasuhut, S.Pd, aktivis berprestasi yang pernah menjabat Presiden Mahasiswa BEM KBM Unib 2024 sekaligus Koordinator Wilayah Sumatera Bagian Selatan BEM Seluruh Indonesia.
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Rektor Unib Prof. Dr. Indra Cahyadinata, S.P, M.Si, yang diwakili Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Prof. Agustin Zarkani, S.P, M.Si, Ph.D. Turut hadir Wakil Rektor I Bidang Akademik Prof. Kamaludin, Wakil Rektor II Bidang Keuangan dan Umum Dr. Yulian Fauzi, para Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dari berbagai fakultas, serta sejumlah pejabat dan perwira menengah Polda Bengkulu.



Para mahasiswa dan pemuda tampak antusias mengikuti kuliah umum Brigjen. Pol. Dicky Sondani.(foto:hms1)
Sekitar 150 peserta yang terdiri atas mahasiswa Unib, mahasiswa dari perguruan tinggi lain di Kota Bengkulu, serta pengurus organisasi kepemudaan tampak antusias mengikuti kuliah umum ini. Kehadiran para narasumber yang berpengalaman di bidang kepemimpinan, aktivisme, dan penegakan hukum menjadi daya tarik tersendiri bagi peserta.
Dalam sambutannya, Prof. Agustin Zarkani menegaskan bahwa kuliah umum ini merupakan bagian dari komitmen Unib dalam membentuk karakter mahasiswa yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan integritas moral.
“Mahasiswa diharapkan tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga bijak dalam menyikapi berbagai persoalan bangsa dan daerah. Dengan demikian, mereka dapat tumbuh menjadi generasi penerus yang berintegritas, berdaya saing, serta mampu memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan Bengkulu dan Indonesia,” ujarnya, seraya menyampaikan apresiasi kepada para narasumber yang telah berbagi ilmu dan pengalaman.



Presiden Mahasiswa BEM KBM Unib, Ridhoan PH, memberikan motivasi kepada para mahasiswa.(foto:hms1)
Peran Strategis Generasi Muda
Dalam pemaparannya, Brigjen Pol. Dicky Sondani menekankan bahwa mahasiswa dan generasi muda memiliki posisi strategis dalam pembangunan daerah dan bangsa. Mahasiswa, menurutnya, tidak hanya berperan sebagai agent of change, tetapi juga sebagai agen pembangunan dan agen integrasi sosial.
“Mahasiswa berperan mendorong perubahan positif di tengah masyarakat, berkontribusi dalam pembangunan pendidikan, ekonomi, sosial, dan budaya, serta menjaga persatuan dan stabilitas sosial di tengah keberagaman,” ungkapnya.
Namun demikian, ia juga mengingatkan bahwa generasi muda saat ini dihadapkan pada berbagai tantangan kompleks, mulai dari arus globalisasi dan penetrasi budaya asing, pesatnya perkembangan teknologi dan media sosial, hingga munculnya sikap intoleransi, radikalisme, serta krisis integritas dan moral.



Wakapolda Bengkulu Brigjen Pol. Dicky saat berdiskusi dan memberikan doorprize kepada mahasiswa.(foto:hms1)
Menanamkan Integritas Sejak Dini
Menanggapi tantangan tersebut, Dicky Sondani menekankan pentingnya transformasi menuju integritas publik yang harus dimulai dari diri sendiri. Ia mengajak mahasiswa untuk memahami dan menanamkan nilai-nilai integritas dalam kehidupan sehari-hari.
“Orang yang berintegritas itu jujur dalam perkataan dan perbuatan, konsisten antara janji dan tindakan, bertanggung jawab atas setiap keputusan, berani menolak kecurangan dan ketidakadilan, serta dapat dipercaya,” jelasnya.
Ia pun mengajak mahasiswa untuk melakukan refleksi diri. “Apakah nilai-nilai itu sudah ada dalam diri kita? Jika belum, mari kita mulai menanamkannya sejak sekarang. Saya yakin mahasiswa Unib dan generasi muda Bengkulu mampu melaksanakannya,” tegasnya.
Lebih lanjut, Dicky Sondani menjelaskan bahwa transformasi menuju integritas publik memerlukan pendekatan yang komprehensif, mulai dari pendidikan karakter, reformasi birokrasi, penguatan sistem pengawasan, pemanfaatan teknologi untuk transparansi, hingga pembangunan budaya organisasi yang berintegritas.



Wakapolda berfoto bersama dengan para pimpinan Unib dan mahasiswa peserta kuliah umum.(foto:hms1)
Kepemimpinan Mahasiswa di Era Disrupsi
Sementara itu, Ridhoan Parlaungan Hutasuhut menyoroti pentingnya nilai-nilai kepemimpinan mahasiswa dalam menghadapi era disrupsi yang penuh dinamika. Menurutnya, mahasiswa harus memiliki tiga modal utama, yakni agilitas mental, inovasi berkelanjutan, dan empati kolektif.
“Agilitas mental adalah kemampuan beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan tanpa kehilangan prinsip. Inovasi berkelanjutan dibutuhkan untuk menghadirkan solusi kreatif melalui pendekatan digital dan kolaborasi lintas disiplin. Dan yang tak kalah penting, kepemimpinan yang berempati, yaitu memimpin dengan mendengarkan dan berpihak pada kebutuhan nyata masyarakat,” jelas Ridhoan.
Acara diakhiri dengan diskusi dan setiap penanya mendapat hadiah doorprize yang disiapkan para Polwan dari Polda Bengkulu.
Melalui kuliah umum ini, Unib menegaskan komitmennya dalam mencetak generasi muda yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga berkarakter kuat, berintegritas, dan siap menjawab tantangan kebangsaan di masa depan. [Purna Herawan | Humas].