Keynote Speaker Dies Natalis UNIB, Gubernur Paparkan Potensi Bengkulu

GUBERNUR Bengkulu Dr. drh. H. Rohidin Mersyah, MMA didaulat menjadi keynote speaker pada acara Rapat Terbuka Senat Universitas Bengkulu dalam rangka Orasi Ilmiah Dies Natalie ke-37 Tahun UNIB, di ruang rapat utama gedung rektorat, Kamis (25/4/2019).

Di hadapan para akademisi dan peniliti UNIB, juga dihadapan Ketua Dewan Komisaris Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Pusat Wimboh Santoso, SE, M.Sc, Ph.D, gubernur memaparkan tentang potensi Bengkulu serta mengajak semua pihak mendukung program pemerintah daerah untuk membuka akses, mengelola potensi yang ada, serta mempromosikan Bengkulu hingga tingkat nasional dan internasional.

“Tiga hal mutlak kita lakukan dan mohon dukungan semua pihak untuk kemajuan daerah. Tiga hal itu adalah buka akses, kelola potensi dan promosikan Bengkulu. Sekarang kita sedang menggenjot pembangunan infrastruktur strategis seperti memaksimalkan pelabuhan Pulau Baii, mengembangkan Bandara Fatmawati, membangun tol dan rel kereta api, serta mendorong realisasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK),” ujar H. Rohidin Mersyah.

Saat ini kata gubernur, ketika mendengar Bengkulu, setidaknya ada dua hal yang terlintas di pikiran masyarakat luar, pertama ingat sejarah bahwa daerah ini pernah jadi tempat Ir. Soekarno pernah diasingkan. Pada masa pengasingan, Ir. Soekarno menemukan tambatan hati dan menikah dengan Ibu Fatmawati yang merupakan penjahit Bendera Merah Putih pertama yang dikibarkan saat Proklamasi Kemerdekaan RI 1945.

Kemudian, ketika mendengar Bengkulu orang ingat bahwa daerah ini memiliki objek wisata sejarah berupa Benteng Marlborough, serta memiliki Bunga Terbesar di dunia yaitu Bunga Rafflesia. Padahal, Bengkulu merupakan daerah yang memiliki potensi sumber daya alam berlimpah ruah yang bila dikelola secara maksimal tentu akan meningkatkan kesejahteraan rakyat dan ikut berkontribusi bagi kemajuan Bangsa.

Daerah dengan luas wilayah 19.788,70 Km persegi ini memiliki panjang garis pantai 525 Km, luas Wilayah Laut :1.166.760 Ha, serta berbatasan dengan Prov. Sumsel, Prov. Jambi, Prov. Lampung, Samudera Hindia, dengan penduduk : 1.999.539 jiwa.

Posisi geografis Bengkulu sangat strategis yaitu terkoneksi dengan 4 provinsi di Sumatera. Kemudian, Pelabuhan Pulau Baai bisa menjadi Beranda Ekonomi sisi Barat Sumatera, berhadapan langsung dengan Samudera Hindia yang dapat menjadi Jalur logistik nasional sekaligus pengendali inflasi di Suamtera.

Selain posisi geografis yang sangat menjanjikan, Bengkulu memiliki sejumlah potensi unggulan, antara lain sebagai penghasil kopi tebesar ketiga nasional. Saat ini, perkebunan rakyat untuk kopi Robusta seluas 86.746 Ha dengan produksi 55.333,34 ton.

Bengkulu juga memiliki potensi batu bara mencapai 169 juta ton; Potensi sawit dengan luas lahan perkebunan 300.451 Ha yang memproduksi buah tandan segar 738.751 ton/tahun dan menghasilkan CPO, 81 jt mt/tahun.

Lalu, ada juga potensi karet dengan luas perkebunan 170.622 Ha dan produksi 100.018 ton/tahun.  Dan di sektor perikanan tangkap mencapai 100.000 ton/tahun, serta perikanan budidaya mencapai 200.000 ton/tahun.

Di sektor panas bumi, Bengkulu memiliki potensi yang juga berlimpah. Secara umum potensi Panas Bumi di Bengkulu berada di 5 (lima) kabupaten, yaitu di Kabupaten Lebong, Bengkulu Utara, Rejang Lebong, Kepahiang dan Kabupaten Seluma.

Potensi panas bumi yang telah diselidiki antara lain di Kabupaten Lebong, berdasarkan survey Pertamina Tahun 1994/1995 terdapat di beberapa lokasi yaitu Tambang Sawah  : 173 MWE, Gedang Hulu Lais : 650 MWE, dan Bukit Daun : 250 MWE. Kemudian di Kabupaten Rejang Lebong dan Kepahiang, berdasarkan survey Badan Geologi, KESDM Tahun 2010 memiliki potensi sebesar 180 MW.

Sektor pariwisata, Bengkulu memiliki banyak distenasi andalan. Selain objek wisata sejarah seperti Rumah Pengasingan Bung Karno, Benteng Marlborough dan Tugu Thomas Parr, juga banyak wisata alam, wisata bahari dan wisata buatan yang tak kalah menarik dibanding daerah lain.

Bengkulu memiliki wisata Danau Dendam Tak Sudah di Kota Bengkulu, ada Pusat Pelatihan Gajah di Sebelat Bengkulu Utara, Panorama Kebun Teh di Kepahiang, kawah Bukit Kaba, wisata bawah laut Pulau Tikus, wisata Arung Jeram di Bengkulu Selatan dan Lebong, dan banyak lagi wisata menarik lainnya. “Bengkulu ini sungguh wonderful,” sebut Rohidin.

Terkait kondisi perekonomian, kata gubernur saat ini perekonomian Bengkulu tumbuh dan sangat sehat. Tahun 2018 pertumbuhan ekonomi 4,99 %, naik dari tahun 2017 dan inflasi 2,35 % sehingga Bengkulu menjadi nominator PPID dan nomor 3 terendah se Sumatera.

Lalu, pada Agustus 2018, Tingkat Pengangguran Terbuka 3,51%, nomor 3 terendah se Indonesia dan tingkat pengangguran tertutup 2,7%. Kemudian, Tingkat Kemiskinan 15,41% (Sept 2018), menjadi terendah sepanjang sejarah Provinsi Bengkulu. Rasio Gini 0,355 pada Maret 2018, lebih rendah dari  capaian nasional (0,384), dan IPM pada posisi 69,95% pada 2017 terus naik selama 3 tahun terakhir.

Namun kata gubernur, walau banyak capaian beberapa tahun terakhir, namun Bengkulu masih menghadapi berbagai tantangan. Tantangan tersebut antara lain masih tingginya angka kemiskinan. Angka kemiskinan masih berada di atas angka kemiskinan nasional yang sebesar 9,66% di tahun 2018.

Kemudian, sebesar 12,75% desa di Bengkulu termasuk Kategori Desa Tertinggal (berdasarkan data Indeks Pembangunan Desa BPS, 2018), dan masih perlunya peningkatan kualitas infrastruktur jalan dan masih terbatasnya konektivitas akses lintas antara Provinsi Bengkulu dengan provinsi tetangga.

Untuk mendorong terwujudnya Bengkulu maju, bermartabat dan berdayasaing tinggi kata gubernur, saat ini Pemerintah Provinsi tengah melaksanakan dan segera merealisasikan sejumlah proyek strategis, antara lain Pengembangan Pelabuhan Pulau Baai Sebagai KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) yang akan menjadi jalur Logistik Nasional, khususnya jalur pelayaran Sumatera dan dapat mengurai kepadatan pelayaran di Selat Malaka.

Pembangunan KEK diproyeksikan sebagai Kawasan Bisnis dengan radius 60 Km. Luas lahan dicadagangkan 1.192 ha yang meliputi Kolam pelabuhan seluas 1.000 ha, Terminal curah kering, arus barang 2.227.856 ton/tahun, Terminal CPO, Terminal Peti Kemas. Kemudian, pembangunan sarana pergudangan seluas 1.750 M2, Terminal Karantina Hewan Nasional seluas 296,25 Ha yang dalam tahap perencanaan. Dan dikawasan itu nanti dilengkapi pembangkit listrik/PLTU kapasitas 2 x 100 MW.

“KEK ini nanti dipredikasi mampu meningkatkan Ekonomi Bengkulu hingga menambah PDRB sebesar 0,63%,” papar Rohidin Mersyah.

Proyek strategis lainnya adalah Pembangunan Tol Bengkulu – Lbk. Linggau Sepanjang 95 Km. Pembangunan tol ini merupakan feeder Tol Trans Sumatera, terkoneksi dengan ruas Linggau – Muara Enim, Muara Enim – Sp. Inderalaya. Dengan demikian, Tol ini nanti akan mengkoneksikan Bengkulu pada jalur tengah Pulau Sumatera dan terhubung dengan Pelabuhan Pulau Baai yang segera menjadi KEK.

Berikutnya, Pemerintah Provinsi akan melanjutkan pembangunan jalan kereta api Pulau Baai – Kota Padang 168,2 KM. Studi kelayakan dilakukan oleh Badan usaha PT. Trans Rentang Nusantara (TRN) untuk memenuhi keinginan berdasarkan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

Jalur kereta api Kota Padang – Pulau Baai akan mendukung penurunan biaya operasional angkutan batubara, karena kereta api merupakan moda transportasi yang massal, aman, dan handal, serta mengurangi jumlah dan biaya bongkar muat (coal handling system).

Sistem perkeretaapian Kota Padang – Pulau Baai, akan mampu memperkuat konektivitas Bengkulu ke jalur tengah Pulau Sumatera, serta dapat memperlancar arus distribusi barang dari Pulau Baai yang segera akan ditetapkan menjadi KEK. Termasuk akan memperlancar distribusi komoditas unggulan Bengkulu seperti sawit, karet dan batubara serta Kopi.

Di bidang pelabuhan udara, Pemerintah Provinsi Bengkulu melakukan Pengembangan Bandara Fatmawati menjadi Bandara Internasional, saat ini sedang dalam proses serah terima pengelolaan dari UPBU Kementerian perhubungan ke PT. Angkasa Pura II.

Pada tahun 2018, pergerakan penumpang di Bandara Fatmawati Soekarno Bengkulu mencapai 1.068.450, 9.751 pesawat dan 4.132 ton kargo.

Dalam pengembangannya nanti PT. Angkasa Pura II akan menyediakan Capex sebesar 434 M untuk pengembangan fasilitas bandara. Kemudian landasan pacu akan ditingkatkan menjadi 2.500 m x 45 m, serta Apron akan diperluas. “Pengembangan bandara nanti sudah tentu akan meningkatkan perekonomian Bengkulu,” ucap Rohidin Mersyah.

Seiring pembangunan infrastruktur strategis kata Rohidin, Pemerintah Provinsi juga melakukan pembenahan dan penataan objek vital serta mempercantik wajah Kota Bengkulu sebagai Beranda Provinsi Bengkulu. Oleh sebab itu, sejumlah proyek revitalisasi landmark juga akan segera digenjot.

Proyek landmark dimaksud, antara lain Penataan View Tower dan Kawasan Lapangan Merdeka Bengkulu, Penataan Balai Raya Semarak Bengkulu, Rehabilitasi Masjid Raya Baitul Izzah, Revitalisasi Balai Buntar, Revitalisasi Kawasan Taman Budaya, dan lainnya.

“Penatan dan revitalisasi Kawasan yang menjadi Landmark Provinsi Bengkulu di Kota Bengkulu dilakukan untuk menyediakan penataan perkotaan yang indah serta mampu mendongkrak pariwsata dalam menyongsong VISIT WONDERFUL BENGKULU 2020,” ujar Rohidin.

Selain itu tambah Rohidin, fungsi bangunan di Kawasan perkotaan akan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Bengkulu untuk ber-rekreasi dan ber-kreasi, serta berpotensi untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

“Semua program ini membutuhkan dukungan dari berbagai stakeholders, khususnya kalangan akademisi dan peneliti UNIB. Di lain sisi, universitas-universitas yang ada di Bengkulu juga harus bergerak maju dan Pemerintah Provinsi akan selalu mensupportnya,” tukas Rohidin.

Di akhir paparannya, Rohidin mengucapkan selamat Ulang Tahun ke-37 bagi Universitas Bengkulu. Semoga universitas kebanggaan masyarakat Bengkulu ini mampu sejajar dengan universitas-universitas terkemuka di Indonesia dan mampu mewujudkan visi menjadi World Class University.

“Mari bersama kita bangun bumi The Land of Rafflesia ini. Bengkulu Maju, Indonesia Maju. Selamat Dies Natalis Ke-37 Tahun Universitas Bengkulu. Jayalah UNIB ke depan,” demikian Rohidin.[Hms1].