Kemenpora Libatkan Penjaskes UNIB untuk Melakukan Penelitian SDI di Bengkulu

KEMENTERIAN Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) melibatkan akademisi di 34 provinsi se Indonesia termasuk Bengkulu untuk melakukan penelitian Sport Development Index (SDI) tahun 2019. Khusus di Bengkulu, akademisi yang dilibatkan adalah dari Program Studi Pendidikan Jasmani (Penjas) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNIB.

“Pada Bimtek SDI se-Indonesia di Karawaci Tanggerang akhir September lalu disepakati jika penelitian tingkat kebugaran akan dilakukan mulai Oktober 2019 dan melibatkan akademisi dari perguruan tinggi yang tersebar di 34 provinsi. Untuk di Bengkulu Kemenpora melibatkan Prodi Penjaskes UNIB,” ujar Dosen Prodi Penjas UNIB, Septian Raibowo, M.Pd kepada Tim Humas UNIB via email, Senin (14/10/2019).

Kata Septian, sebagaimana diungkapkan Waluyuno selaku Ketua Panitia Bimbingan Teknis (Bimtek) SDI, hasil dari penelitian tingkat kebugaran dalam bentuk SDI itu nanti akan menjadi branding dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) di Bappenas melalui data yang terukur, jelas dan bisa dipertanggungjawabkan, karena yang melakukan adalah para akademisi ditiap-tiap provinsinya.

“Para akademisi sepakat bahwa SDI ini nanti merupakan bagian penelitian mereka dalam rangka memberikan sumbangsih kepada Kemenpora, sehingga pembangunan olahraga Indonesia betul-betul terpetakan,” ujar Septian menirukan pernyataan Waluyuno.

Sementara itu, Ketua Prodi Penjas UNIB Drs. Tono Sugihartono, M.Pd, Sebagai Penanggung jawab pengambilan data SDI di wilayah Provinsi Bengkulu, menyambut baik program yang dilakukan oleh Kemenpora ini.

“Akhirnya program SDI kembali melibatkan akademisi dalam pengambilan data-datanya. Terakhir kita dilibatkan tahun 2009, karena kita tahu konsep, metodologi dan aplikasi sebelumnya yang telah dikukuhkan pada saat itu oleh Prof. Toho Cholik Mutohir, M.Pd, yang menjabat sebagai Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga tahun 2007,” ungkapnya.

Dijelaskan Drs. Tono, SDI merupakan metode baru untuk mengukur kemajuan pembangunan olahraga. SDI adalah indeks gabungan yang mencerminkan keberhasilan pembangunan olahraga berdasarkan 4 (empat) dimensi dasar yaitu; (1) ruang terbuka yang tersedia untuk olahraga; (2) sumber daya manusia atau tenaga keolahragaan yang terlibat dalam kegiatan olahraga; (3) partisipasi warga masyarakat untuk melakukan olahraga secara teratur dan; (4) derajat kebugaran jasmani yang dicapai oleh masyarakatnya.

Pengambilan data SDI di Provinsi Bengkulu dilakukan di 2 kab/kota yaitu Kota Bengkulu dan Kabupaten Seluma. Masing-masing kab/kota diambil data sebanyak 100 orang. Sampel yang diambil terdiri dari siswa, mahasiswa, masyarakat, dan lainnya.

Di daerah pun kata Drs. Tono, tidak memiliki data yang valid tentang kebugaran dan partisipasi masyarakat untuk berolahraga. “Dengan menggandeng para akademisi, kedepannya kita dapat analisa yang tepat terhadap kondisi riilnya dan itu bisa dipertanggungjawabkan,” ujarnya.

Sebelumnya, sebagaimana telah diberitakan beberapa media, Deputi Pembudayaan Olahraga Kemenpora, Raden Isnata, menyatakan akan mendukung dan siap mensukseskan kegiatan SDI.

Menurut Raden Isnata, data yang sudah terkumpul dari 34 Provinsi akan diolah secara nasional oleh Tim dari Universitas Negeri Solo (UNS), lalu data SDI 2019 akan diserahkan kepada Kemenpora. Data itu nanti akan menjadi rujukan pelaksanaan program jangka pendek maupun jangka panjang.

“Semua kegiatan ini merupakan implementasi Instruksi Presiden (Inpres) No. 1 Tahun 2017 Tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) yang tujuan dan sasarannya adalah mengajak masyarakat untuk mengoptimalkan olahraga dalam rangka meningkatkan derajat kebugaran jasmani masyarakat Indonesia yang berbasis 5M (Massal, Mudah, Murah, Meriah dan Manfaat),” ujar Raden Isnata, dikutif kembali.[Hms1/Septian Rainbowo].