Kapushidrosal TNI-AL Kuliah Umum di UNIB

FAKULTAS Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UNIB menggelar kuliah umum dengan menghadirkan Kepala Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Kapushidrosal), Laksamana Muda TNI Dr. Ir. Harjo Susmoro, S.Sos, SH, MH sebagai pemateri, di ruang rapat utama gedung rektorat UNIB, Rabu (21/11/2018).

Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memeriahkan dies natalis ke-13 Jurusan Fisika FMIPA UNIB tahun 2018, juga sebagai upaya meningkatkan atmosfer akademik, serta menambah pengkayaan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa dan dosen tentang peran strategis Pushidrosal di bidang pembangunan infrastruktur data-data kelautan dalam mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia.

“Kita senang sekali dan bangga serta mengucapkan terimakasih kepada Bapak Harjo telah menyempatkan diri untuk berbagi pengetahuan tentang hidrografi dan oseanografi. Hal ini penting untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa bahwa ilmu hidrografi bukan sekedar menyajikan data-data dan peta laut, tapi memiliki andil besar dalam pembangunan perekonomian dan pertahanan negara,” ujar Dekan FMIPA UNIB, Dr. Zulbahrum Chanaigo, MS.

Kuliah umum yang diikuti ratusan mahasiswa FMIPA dan mahasiswa Jurusan Kelautan Fakultas Pertanian ini dibuka secara resmi oleh Rektor UNIB Dr. Ridwan Nurazi, SE, M.Sc. Dalam sambutannya Rektor juga mengucapkan terimakasih kepada Kapushidrosal TNI-AL, Dr. Harjo Susmoro yang telah berkunjung ke UNIB dan berbagi ilmu pengetahuan kepada mahasiswa.

“Saya sangat mengapresiasi kuliah umum ini dan mengucapkan selamat dies natalis ke-13 kepada Jurusan Fisikia. Tema kuliah umum ini sangat penting dan menarik dengan pemateri yang sangat kompeten di bidangnya. Tentu banyak pengetahuan yang kita dapat melalui kegiatan ini, serta memberikan motivasi dan memacu semangat untuk memajukan dunia kemaritiman di Indonesia,” ujar Dr. Ridwan Nurazi.

Sementara itu, pada kuliah umum yang berdurasi sekitar 2 jam ini, LAKSDA TNI Dr. Ir. Harjo Susmoro, S.Sos, SH, MH memaparkan tentang peran Pushidrosal dalam mewujudkan program pemerintah menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia.

Dia mengatakan, Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki 17.504 pulau. Secara geografis Indonesia terletak pada posisi silang dunia, antara dua benua (Asia-Australia) dan dua samudera (Hindia-Pasifik). Di sektor perairan Indonesia memiliki yuridiksi nasional seluas 6,4 juta Km2, terdiri atas perairan pedalaman dan territorial 3,4 juta Km2 dan ZEE 3,0 juta Km2, dengan garis pantai 110.000 Km.

Peraian Indonesia memiliki peran strategis dalam jalur lintasan perdagangan dunia, yaitu sebagai Sea Line of Communications (SLOC) dan Sea Lines of Oil Trade (SLOT). Dari Sembilan Choke Point dunia, empat Choke Point berada di Indonesia. Empat Choke Point tersebut meliputi Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Lombok dan Selat Ombai.

“Indonesia sangat istimewa dan memiliki nilai strategis di sektor perairan. Oleh karena itu, sebagai konsekuensinya, Indonesia harus memberikan jaminan keselamatan dan keamanan pelayaran. Bila konsekuensi ini kita penuhi dengan baik, maka akan memberikan kontribusi besar bagi kemajuan perekonomian Bangsa,” ujar LAKSDA TNI Dr. Harjo.

Keselamatan dan keamanan pelayaran perdagangan melalui laut sangat membutuhkan peta laut yang berkualitas dan bisa diakses dengan cepat. Jika Indonesia tidak mampu memenuhi kebutuhan itu, maka perairan Indonesia dapat dikategorikan sebagai black area.

“Kalau kita masuk kategori black area, dampaknya sangat fatal. Sebab, kapal-kapal asing tidak akan masuk ke pelabuhan di Indonesia dan kapal-kapal dari Indonesia tidak bisa keluar. Kita tentu akan berusaha maksimal agar hal ini tidak terjadi,” papar Dr. Harjo.

Sebagai Komando Utama Pembinaan TNI AL, Pushidrosal terus berupaya meningkatkan kualitas dan kapasitas peralatan serta sumber daya manusia, menjalin kerjasama dengan kementerian dan lembaga serta pihak-pihak berkompeten lainnya, sehingga mampu melaksanakan tugas pokoknya secara baik.

Tugas pokok tersebut meliputi antara lain melaksanakan pembinaan hidrografi dan oseanografi, seperti melakukan survei, penelitian, pemetaan laut, publikasi, penerapan lingkungan laut serta keselamatan navigasi pelayaran, baik untuk kepentingan TNI maupun umum, dan menyiapkan data serta informasi wilayah pertahanan laut dalam rangka mendukung tugas TNI sebagai penjaga kadaulatan Bangsa.

“Saat ini kita dihadapkan pada era kemajuan teknologi dan informasi. Maka untuk melaksanakan tugas pokoknya, Pushidrosal sebagai lembaga hidrografi di Indonesia juga senantiasa berinovasi dan mengikuti perkembangan teknologi mutakhir, mengimplementasikan teknologi canggih pada kegiatan survei dan pemetaan, agar data dan informasi hidrografi dan oseanografi yang dihasilkan lebih akurat,” ujarnya.

Mengakhiri kuliah umumnya, Dr. Harjo menegaskan bahwa laut sebagai lingkungan maritim memiliki arti sangat penting yaitu sebagai media pemersatu bangsa, sarana perhubungan, penyedia sumber daya alam, media pertahanan dan keamanan, serta media membangun pengaruh.

Oleh sebab itu, hidrografi bukan hanya sekedar peta laut. “Hidrografi adalah kunci gerbang perekonomian dan ujung tombak pertahanan laut suatu negara,” tukasnya. “Jalesveva Jayamahe !” [Hms1].