Himastik Gelar Diskusi Pelestarian Pencak Silat

Seni bela diri Pencak Silat tradisional Bengkulu harus dilestarikan. Demikian terungkap dari hasil diskusi publik Pelestarian Pencak Silat yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Diploma III Jurnalistik (Himastik) Unib, Senin (21/05).

Acara yang dihelat di Ruang Rapat III Unib ini dianggap penting untuk dilestarikan karena seni bela diri pencak silat tradisional Bengkulu ini merupakan kekayaan dan warisan budaya leluhur yang tidak boleh sampai terlupakan, terlebih Indonesia merupakan salah satu pelopor pencak silat dunia.

Diskusi yang dipandu oleh Dwi Aji Budiman S.Sos., M.A., itu dhadiri juga oleh beberapa orang narasumber yang berkompeten di bidangnya, dari Komisi IV DPRD Provinsi Bidang Pendidikan dan Kebudayaan Solehan S.Sos, Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Misran, Dewan Pendidikan Iqbal Bastari,S.Pd.,M.M, serta Dispora Provinsi Maizuardi, serta beberapa dosen dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unib.

Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan Hutapia, S.E., M.E sangat mengapresiasi atas diadakannya diskusi publik ini, karena tema yang diangkat sangat menarik dan relevan dengan kondisi kekinian.

 “Kita harus mencari solusi agar pencak silat ini bisa berkembang lebih maju dan lebih baik, solusi ini sangat penting sehingga budaya warisan leluhur kita tidak hilang ditelan masa” ungkap Hutapia seraya membuka acara tersebut.

Perwakilan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), Misran, mengatakan bahwa bela diri pencak silat saat ini masih sepi dan belum terlalu digemari oleh generasi muda, sehingga perlu adanya terobosan yang bisa dikembangkan untuk memajukan pencak silat.

 “Harapan saya pencak silat ini bisa masuk ke mata pelajaran pendidikan lokal di sekolah dasar hingga ke perguruan tinggi, agar generasi selanjutnya bisa mengetahui bahwa warisan budaya dari leluhur itu sangat banyak, salah satunya pencak silat” tukas Misran.

Hal senada juga diungkapkan oleh Solehan S.Sos. dari Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu. Menurutnya, pencak silat merupakan warisan budaya yang sangat penting untuk di dilestarikan khususnya oleh masyarakat Bengkulu. Memang untuk menjalankannya perlu adanya anggaran yang cukup. Anggaran pencak silat sekarang ini masih minim tapi akan terus kita coba perjuangkan” tambah Solehan.

Sementara itu perwakilan Dewan Pendidikan Iqbal Bastari mengatakan bahwa posisi pencak silat sebagai warisan budaya sekarang ini hampir tersingkir dan tenggelam. Terlebih lagi masih adanya sebagian masyarakat yang menghubungkaan pencak silat dengan hal berbau mistis atau keramat. “Untuk itu perlu adanya perubahan pola pikir (mindset) pada masyarakat kita” ujarnya.

Pantauan humas, diskusi publik ini ditujukan sebagai bahan masukan bagi Dinas Pendidikan Provinsi Bengkulu untuk menjadikan pencak silat sebagai salah satu kurikulum pada muatan lokal di sekolah-sekolah yang ada di Bengkulu.[rus/hms]