Hari Jadi ke-31, Unib Gelar Wisuda ke-69

RABU 24 April 2013 merupakan salah satu hari paling bersejarah bagi Universitas Bengkulu. Hari ini, Unib genap berusia 31 tahun (1982 – 2013). Pada hari ini juga, Perguruan Tinggi terbesar di Provinsi Bengkulu itu menggelar wisuda periode ke 69 dengan meluluskan 854 wisudawan dan wisudawati. Dengan wisuda di hari jadinya ke 31 ini, jumlah alumni Unib kian bertambah menjadi 35.543 orang.

Prosesi wisuda ke-69 yang dipusatkan di Gedung Serba Guna (GSG) Unib itu sekaligus merupakan puncak rangkaian acara peringatan dies natalis ke 31 Unib. Rangkaian acara peringatan dies natalis ke 31 sudah berlangsung kurang lebih satu bulan terakhir dengan menggelar berbagai event baik yang bersifat olah raga dan hiburan maupun kegiatan akademik seperti seminar, kuliah umum dan lain sebagainya.

Peringatan puncak dies natalis ke 31 Unib dan prosesi wisuda ke 69 digelar dalam Rapat Paripurna Terbuka Senat Universitas Bengkulu yang dihadiri para anggota senat, Rektor dan para Pembantu Rektor, para pimpinan unit-unit kerja selingkung Unib, para unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) Provinsi Bengkulu, para orang tua wisudawan dan wisudawati serta undangan lainnya.

Puncak dies natalis ke-31 Unib ditandai orasi ilmiah yang disampaikan Prof. Dr. Rambat Nur Sasongko, M.S. Orasi ilmiah yang disampaikan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKI) Unib itu berjudul “Kebijakan Implementasi Kurikulum 2013 dan Implikasinya Bagi Peningkatan Daya Saing Bangsa.”

Usai mendengarkan orasi ilmiah dari Prof. Rambat Nur Sasongko, barulah Rektor Unib Prof. Zainal Muktamar, M.Sc, Ph.D menyampaikan pidato dalam rangka dies natalie ke 31 Unib sekaligus dalam rangka wisuda ke 69. Dalam pidatonya, Rektor mengurai sekilas tentang kondisi Unib kekinian dan tentang perkembangan wisudawan.

“Ungkapan rasa syukur perlu kita lakukan dengan melakukan kilas balik, refleksi kembali segala yang telah kita lakukan, keinginan memperbaiki dan menyempurnakan berbagai kelemahan di masa lalu, selanjutnya melangkah dengan pasti dan percaya diri menuju Universitas Bengkulu yang lebih eksis, berprestasi, dan berprestise. Selamat dies natalis ke-31 Universitas Bengkulu, semoga Unib dapat segera mewujudkan visinya sebagai salah satu World Class University,” ujar Rektor mengawali pidatonya.

AKADEMIS

Dalam pidatonya, Rektor mengatakan sampai saat ini jumlah fakultas di Unib adalah tujuh fakultas, yakni: Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, Fakultas Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Pertanian, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, serta Fakultas Teknik. Satu fakultas yang sedang dalam proses pembukaan adalah Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.

Sampai akhir 2012, jumlah program studi yang ditawarkan adalah 54 Program Studi yang terdiri dari 34 Program Studi Program Sarjana, 8 Program Diploma, dan 13 Program Magister.

“Insya Allah dalam tahun-tahun mendatang akan terus dibuka program-program baru disesuaikan dengan perkembangan ipteks dan kebutuhan pembangunan. Bersamaan dengan pengembangan program studi, kita terus meningkatkan mutu program-program studi yang sudah ada menuju standar akreditasi institusi perguruan tinggi,” ujar Rektor.

KEMAHASISWAAN

Dari tahun ke tahun jumlah mahasiswa Unib terus meningkat. Sapai Desember tahun akademik 2011/2012, jumlah mahasiswa mencapai 15.264 orang. Jumlah mahasiswa S1 sebanyak 12.701 orang, terdiri dari program reguler 10.249 orang, program non reguler dan diploma 2.452 orang dan program pascasarjana sebanyak 2.563 mahasiswa.

Mutu lulusan Unib cukup tinggi, hal itu dapat digambarkan dari perolehan IPK. Rata-rata IPK lulusan Unib Desember 2012 sebesar 2,93 untuk S0, sebesar 3,08 untuk S1, dan IPK 2,52 untuk S2. “Kualitas ini akan terus ditingkatkan pada masa-masa mendatang melalui kegiatan-kegiatan yang mencakup tiga skill yaitu peningkatan scientific skill, life skill, dan social skill,” papar Prof. Zainal.

Kemudian pengembangan kualitas lulusan tidak hanya dilakukan di bangku kuliah. Secara berkelompok, para dosen telah banyak mengikutsertakan mahasiswa dalam aktivitas riset dan pengabdian pada masyarakat. Untuk bidang pengabdian, secara periodik Unib terus mengirimkan mahasiswa untuk melakukan pengabdian melalui skema Kuliah Kerja Nyata (KKN), baik KKN oleh internal Unib maupun skema KKN bersama kerjasama dengan Perguruan Tinggi BKS Barat.

SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

Unib memiliki sumber daya manusia (SDM) yang potensial. Pada tahun 2000, dari 588 staf dosen, 435 orang atau 74 persen berkualifikasi pascasarjana dari dalam dan luar negeri. Angka tersebut terus berkembang. Sampai April 2013, dari 728 staf dosen, 16 persen atau sebanyak 116 orang berkualifikasi S3, 72 persen atau 531 orang berkualifikasi S2, sisahnya 9 persen atau 64 orang saat ini masih melanjutkan studi ke jenjang S2. Komposisi akan segera berubah tahun 2013 ini, karena ada beberapa dosen yang akan segera menyelesaikan program Magister dan Doktor.

Kemudian sampai April 2013, Unib telah memiliki 31 orang Guru Besar atau Profesor. Kenyataan ini sungguh membanggakan. “Dengan SDM yang demikian, kami yakin kualitas belajar mengajar, kegiatan riset dan pengabdian pada masyarakat akan lebih memiliki relevansi dan kesesuaian dengan pengembangan ilmu di satu sisi dan dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat di sisi lain. Ke depan, Unib akan mampu menjadi salah satu universitas kelas dunia,” ujar Rektor.

Walau demikian, tantangan selalu ada. Jumlah tenaga non kependidikan Unib sampai Desember 2012 adalah 375 orang. Dengan dasar rasio jumlah mahasiswa dan staf dosen, daya dukung tenaga non kependidikan terhadap volume dan intensitas pekerjaan kelembagaan saat ini masih sangat terbatas.

Volume pekerjaan staf administrasi menjadi sangat padat. Kondisi ini dapat menimbulkan akibat yang kontraproduktif bagi usaha pengembangan kelembagaan. Di sisi lain, mutu sumber daya tenaga non kependidikan juga masih perlu ditingkatkan. Tantangan lain adalah adanya ancaman pensiun serentak dosen dan karyawan dalam waktu yang tidak lama lagi.

“Efisiensi dan produktivitas hanya dapat dicapai dengan daya dukung tenaga non kependidikan yang bermutu. Untuk ini, kami terus-menerus dan tak henti-hentinya melakukan upaya ke arah peningkatan mutu dan standar kerja ideal pada tenaga non kependidikan. Kemudian, kami juga terus berupaya melakukan perubahan dan penyempurnaan sistem administrasi dan sistem informasi manajemen sehingga terwujud organisasi yang sehat, juga berorientasi pada mutu pelayanan, serta kinerja prima stiap unit,” papar Prof. Zainal.

SARANA DAN PRASARANA

Dalam pidatonya Rektor mengatakan, daya dukung sarana dan prasarana Unib terus ditingkatkan. Bersamaan dengan berkembangnya ICT Culture dan dengan bantuan Badan Teknologi Informasi dan Komunikasi (BATIK) yang dibentuk tahun 2009, saat ini Unib sedang dan akan terus melakukan penyempurnaan pengembangan Sistem Informasi Manajemen (SIM) berbasis ICT. Sistem ini akan mencakup SIM Akademik, SIM Kepegawaian, SIM Keuangan, SIM Aset, dan SIM Kemahasiswaan.

Saat ini Unib juga telah mengembangkan akses internet, acess point, wirless point dan hotspot dan telah meng-cover seluruh sudut kampus utama Unib. Pengembangan dan pemanfaatan ICT ini diharapkan akan semakin meningkatkan kualitas akademik melalui kegiatan-kegiatan micro-teaching, video-conference, seminar, e-learning, dan e-class.

Kemudian dijelaskan Rektor, hingga Desember 2012, Unib memiliki luas bangunan 229.865 M2 di atas tanah kampus seluas 1.707.409 M2. Luas bangunan yang dimaksud termasuk Gedung Kuliah seluas 17.146 M2, Perpustakaan seluas 6.324 M2, dan Laboratorium seluas 21.420 M2.

Penataan bangunan dan lingkungan kampus terus dilakukan. Usaha menghijaukan kampus juga mendapatkan dukungan dari berbagai lembaga mitra. Sejak 2010 Unib bekerjasama dengan Bank Indonesia Bengkulu dan Bank Tabungan Negara mengembangkan model pengelolaan sampah di lingkungan kampus, dan dengan Bank Mandiri membangun kawasan taman kupu-kupu dan organic farming. Pada 2011 Unib tercatat meraih posisi 10 besar nasional dan urutan 90 dunia untuk lingkungan kampus hijau dengan penilaian GreenMetrix.

MENUJU WORLD CLASS UNIVERSITY

Unib terus melakukaan penataan. Visi dan misi Unib diperbaharui untuk mengakomodir dinamika kebutuhan pengembangan akademik sampai tahun 2025. Saat ini statuta Unib yang baru tinggal menunggu persetujuan Menteri Pendidikan Nasional, mudah-mudahan dalam beberapa minggu ke depan sudah ditandatangani.

Kata Rektor, di dalam perubahan statuta tersebut, sekaligus juga dilakukan penataan, pengurangan dan pengembangan Organisasi dan Tata Kerja (OTK) Unib yang lebih efektif dan efisien. Pengembangan OTK tersebut setidaknya berdasar pada tiga kaidah manajemen keuangan negara, yaitu orientasi pada hasil, profesionalitas serta akuntabilitas dan transparansi. Ini sejalan dengan komitemen good university governance. “Efektifitas OTK Unib perlu disempurnakan untuk dapat mewujudkan visi Unib sebagai World Class University pada 2025,” papar Prof. Zainal.

Berbagai langkah konkret untuk mewujudkan cita-cita institusi Unib sebagai community based university juga terus digalakkan. Langkah strategis dimaksud antara lain melakukan MoU, piagam kerjasama dengan semua Pemerintah Kabupaten dan Kota di Provinsi Bengkulu, provinsi sekitar di Sumatera dan juga di pemerintah dan lembaga-lembaga tingkat nasional termasuk lembaga perbankan.

Saat ini Unib juga terus menjajaki dan mengembangkan jaringan kerjasama internasional terutama melalui skema U to U. Hal ini sesuai dengan komitmen Unib untuk membawa Unib ke jenjang pergaulan ilmu yang lebih tinggi melalui internasionalisasi pendidikan.

Setelah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Murray State University of Kentucky USA pada 2007, dengan Radjamangala University, Technology of Srivijaya, Thailand tahun 2008, dengan Universiti Malaysia Kelantan pada 2010. Pada 2012 Unib juga telah menandatangani MoU dengan University of Battambang, Kamboja, Universiti Sains Malaysia, dan Takhsin University, Thailand.

MoU ini merupakan jembatan kerjasama internasional untuk pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Pada tahap awal, kerjasama yang dilakukan diantaranya tukar menukar dosen dan mahasiswa.

Sejak tahun 2008 Unib telah memfasilitasi mahasiswa untuk mengikuti program pertukaran mahasiswa ke Radjamangala University, Technology of Srivijaya, Thailand. Pada awal 2010 Unib juga telah menerima dua orang mahasiswa Radjamangala University, Technology of Srivijaya untuk belajar singkat di Fakultas Pertanian. Tahun 2011 Unib juga telah mengirimkan dan sekaligus menerima dosen untuk lecture exchange dan mahasiswa untuk student exchange ke Universiti Malaysia Kelantan.

Secara komulatif kata Rektor, dapat disebutkan bahwa sampai akhir 2012 Unib telah mengirimkan enam dosen dan 30 mahasiswa untuk mengajar dan belajar ke berbagai universitas tersebut. Di sisi lain Unib juga telah menerima lima dosen dan 36 mahasiswa asing untuk mengajar, melakukan riset, maupun belajar di Unib. Dan pada 2013 ini Unib menerma empat mahasiswa dari Copenhagen University, Denmark, serta melalui program RELO di FKIP satu orang dari USA.

“Ke depan, program ini akan terus dikembangkan ke berbagai universitas di luar negeri. Hal ini dimaksudkan untuk memperkaya wawasan lulusan Unib dan juga untuk meningkatkan jaringan kerjasama internasional Unib,” ujar Prof. Zainal.

JAGA NAMA BAIK ALMAMATER

Pada bagian lain pidatonya, Rektor mengurai sekilas tentang perkembangan wisudawan Unib hingga wisuda periode ke 69. Rektor juga berpesan agar para alumni Unib dapat menjaga nama baik almamater. Dan kepada lembaga-lembaga mitra, khususnya Pemerintah Daerah, baik pemerintah provinsi, kota maupun kabupaten, Rektor menyampaikan terimakasih dan penghargaan tulus atas segala dukungan, serta mengajak untuk terus bekerjasama.

“Kepada para lulusan Unib, Saudara hendaknya lebih kreatif, memiliki rencana yang strategis untuk berkiprah, baik di pemerintahan maupun di masyarakat pada umumnya. Dari kreativitas Saudara inilah prestasi dan prestise Unib dapat terangkat. Dari kreativitas Saudara inilah masa depan bangsa ini akan ditentukan,” ujarnya.

“Kepada mitra kami khususnya dari pemerintah daerah, kami mengajak untuk terus bekerjasama dan meningkatkan kerjasama dalam segala bidang pembangunan, karena kami memiliki sumber daya yang memadai dengan latar belakang berbagai disiplin ilmu. Insyaallah dengan memanfaatkan tenaga pakar dari kami, pengembangan pembangunan di Provinsi Bengkulu ini akan lebih makmur dan sejahtera,” ujar Rektor. [hms1]