Forum Terbuka “Perempuan Desa dalam Pusaran Kemiskinan”

FAKULTAS Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Bengkulu menggelar forum terbuka dengan tajuk “Perempuan Desa dalam Pusaran Kemiskinan,” di ruang rapat utama gedung rektorat UNIB, Kamis (1/11/2018).

Kegiatan ini dibuka oleh Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Dr. Syahrial, M.Phil dan dihadiri Wakil Rektor II Bidang Sumber Daya Dr. Sigit Sudjatmiko, Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan dan Kerjasama Dr. Ardilafiza, M.Hum, serta para dosen dan ratusan mahasiswa.

Narasumber yang dihadirkan merupakan pihak berkompeten, yaitu Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Provinsi Bengkulu, Drs. H. Ali Sadikin, M.Si, Kepala Pusat Studi Gender dan Keluarga LPPM UNIB Dr. Putri Suci Asriani, MP, Ketua Kelompok Wanita Tani Rindu Hati Yuhelmi dan Lilis Suryani dari Kelompok Balai Perempuan.

Kemudian sebagai panelis, menghadirkan perwakilan dosen FISIP UNIB yaitu Dr. Lisa Ardianti, M.Si (Jurusan Ilmu Komunikasi), Desy Afrita AKS, MP (Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial), Alimansyah, SIP, MPA (Jurusan Administrasi Publik), dan Dr. Hajar G, MA (Jurusan Sosiologi).

Menurut Ketua Panitia Penyelenggara, Siska Timora Samosir, kegiatan open forum ini merupakan agenda tahunan FISIP UNIB dalam rangka memberikan pengalaman dan pengkayaan ilmu pengetahuan kepada para mahasiswa, dan wadah akademik dalam membahas berbagai fenomena relevan yang terjadi di tengah masyarakat.

“Semoga dengan kegiatan ini kita mendapat pengalaman berharga dan mampu berkontribusi dalam pembangunan sosial kemasyarakatan, memberikan saran pendapat kepada para pemangku kebijakan untuk menangani masalah perempuan dan kemiskinan di daerah ini,” ujarnya.

Senada diungkapkan Dekan FISIP UNIB, Dr. Achmad Aminudin. Menurutnya, sekarang ini desa sudah berubah. Pengaruh globalisasi, kapitalisasi, teknologi informasi dan hedonesasi  sudah merasuk dan mewarnai corak hidup gadis-gadis desa, sementara orang tuanya pergi ke kebun dan ladang untuk memenuhi kebutuhan ekonomi yang semakin susah.

Satu sisi, kehidupan para laki-laki mulai dari kalangan remaja hingga desa, juga banyak melakukan perbuatan amoral seperti pelecehan seksual, pemerkosaan dan lain sebagainya. Contoh kasus pernah terjadi di Kabupaten Rejang Lebong, seorang gadis ABG yang berstatus pelajar diperkosa belasan orang.

Berbagai fenomena itu butuh perhatian serius dari semua pihak, jika tidak maka nasib para perempuan di desa-desa semakin terancam ditambah lagi himpitan kebutuhan ekonomi yang semakin besar.

“Melalui open forum ini kita memberikan wadah bagi para akademisi, pemerhati sosial, organisasi perempuan, dinas dan instansi terkait, juga para mahasiswa untuk berdiskusi dan membahas berbagai fenomena negatif perempuan desa, selanjutnya dapat melahirkan suatu rekomendasi brilian kepada pemangku kebijakan dalam upaya pemberantasan kemiskinan dan perlindungan terhadap perempuan,” ujarnya.

Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Dr. Syahrial, sangat mengapresiasi kegiatan ini karena sejalan dengan komitemen universitas untuk ambil bagian dalam penanganan masalah kemiskinan.

Pada forum-forum level nasional dan internasional, UNIB telah menempatkan posisi strategis dan menunjukan komitmen tinggi dalam penanganan masalah kemiskinan. Diantaranya, UNIB menjadi penginisiasi berdirinya RENPER (Regional Network Poverty Eradication) yang beranggotakan universitas-universitas dari belasan negara se Asia. Bahkan Rektor UNIB dipercaya sebagai President RENPER.

“Sekarang forum dan pembahasan kemiskinan sudah merambah ke fakultas, salah satunya yang dilakukan FISIP hari ini. Oleh sebab itu, atas nama pimpinan universitas kami menyambut baik dan sangat mengapresiasi terselenggaranya kegiatan ini,” ujarnya.[Hms1]