Duta Besar RI – Jepang Kuliah Umum di Unib

SENIN pagi, 8 Desember 2014, kampus Universitas Bengkulu kembali kedatangan tamu istimewa, yaitu Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang, Dr. Yusron Ihza Mahendra, LLM, Ph.D. Adik kandung Yuril Izha Mahendra itu datang ke Unib untuk memberikan kuliah umum tentang trend dan prospek hubungan Indonesia dan Jepang.

Dr. Yusron tiba di gedung rektorat Unib pukul 10.15 WIB didampingi Wakil Gubernur Bengkulu, Sultan B. Najamudin. Keduanya disambut hangat oleh Rektor Unib Dr. Ridwan Nurazi, M.Sc, Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan dan Kerjasama Prof. Widodo, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Dr. Mochamad Ridwan, Ketua Kerjasama dan Layanan Luar Negeri Unib Heri Dwi Putranto, Ph.D dan unsur pimpinan Unib lainnya.

Usai berbincang di ruang kerja rektor, Dr. Yusron langsung memberikan kuliah umum di ruang rapat tiga gedung rektorat. Acara itu dihadiri para dekan, para dosen dan puluhan mahasiswa dari berbagai fakultas selingkung Unib.

Dalam sambutannya, selain menjelaskan secara singkat tentang kondisi kekinian Universitas Bengkulu, Rektor mengucapkan terimakasih kepada Dr. Yusron yang telah menyempatkan waktu untuk berbagi informasi, ilmu serta pengalaman kepada sivitas akademika Unib khususnya tentang hubungan kerjasama Indonesia – Jepang.

“Diharapkan melalui kuliah umum ini, kita bisa menambah informasi serta memperkaya ilmu pengetahuan tentang hubungan luar negeri Indonesia dengan Jepang. Kemudian dengan kehadiran Bapak Yusron ini, diharapkan dapat berimplikasi terhadap peningkatan program kerjasama Unib dengan universitas-universitas di Jepang khususnya menyangkut bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,” ujar Dr. Ridwan Nurazi.

Senada diungkapkan Wakil Gubernur Bengkulu Sultan B. Najamudin. Menurutnya, Provinsi Bengkulu memiliki banyak sumber daya alam yang potensial untuk dikembangkan melalui program kerjasama dengan Jepang.

“Semoga dengan kunjungan Bapak Yunsron ini bisa menjadi indikasi bahwa program kerjasama dengan Jepang dalam hal optimalisasi pengelolaan sumber daya alam di Bengkulu dapat segera terwujud,” ujarnya.

Sementara itu, dalam kuliah umum yang berlangsung kurang lebih dua jam, Dr. Yusron menjelaskan, untuk menjadi negara dan daerah maju yang mampu bersaing dengan negara-negara lain di dunia, maka kita harus memiliki mimpi-mimpi besar. Namun mimpi besar itu harus kita sandingkan dengan realitas dan fakta yang ada.

Sebagai manusia khususnya di kalangan perguruan tinggi, adalah tugas kita untuk memberikan makna dari suatu kenyataan. Kita harus mengetahuai serta memahami siapa diri kita. Sebenarnya, kita dan Jepang adalah negara yang sangat berdekatan, namun selama ini kita tidak menyadarinya.

Dari sisi jalur transportasi laut, kenyataannya untuk mengangkut barang impor dan ekspor Jepang harus melalui wilayah Indonesia yaitu melalui Selat Sunda dan Selat Lombok. Artinya, Jepang sangat ketergantungan dengan Indonesia.

Artinya kata Dr. Yusron, jika kita melihat kenyataan kondisi geografis dan banyaknya potensi sumber daya alam Indonesia termasuk di Provinsi Bengkulu, maka prospek kerjasama antar kedua negara, Indonesia – Jepang, sangat menjanjikan.

Namun kata Dr. Yusron, agar prospek kerjasama itu bisa direalisasikan maka terlebih dulu kita harus mengetahui dan memahami apa saja keunggulan-keunggulan kita. Potensi unggulan itu disinergikan pengelolaannya.

“Kita harus memahami realita. Kalau kita tahu bahwa Jepang sangat maju di bidang otomotif, kenapa pula kita harus menyainginya. Lebih baik kita mengarahkan pada pengembangan potensi pertanian dan tanaman pangan, atau mengoptimalkan pengelolaan potensi energi terbarukan, karena negara-negara lain termasuk Jepang sangat membutuhkannya,” ujar Dr. Yusron mengilustrasikan.

Bengkulu Pilot Project Kerjasama Jepang – Indonesia

Dengan mengetahui dan memahami kondisi keunggulan negara masing-masing, maka ke depan Indonesia dan Jepang akan meningkatkan kerjasama pengelolaan potensi pertanian dan tanaman pangan serta potensi energi terbarukan di Indonesia. Salah satu daerah yang diproyeksikan menjadi lokasi pilot project adalah Bengkulu.

“Kita segera merealisasikan kerjasama pengelolaan dan pengembangan potensi energi terbarukan, seperti sumber energi dari hasil pengelolaan limbah kayu tanpa merusak hutan dan lingkungan. Diproyeksikan, Bengkulu akan menjadi salah satu lokasi pilot project itu nanti,” ujarnya.

Dr. Yusron optimis kerjasama Indonesia – Jepang dalam pengelolaan dan pengembangan potensi energi terbarukan, bidang pertanian dan tanaman pangan, dapat direalisasikan dengan baik dan memberikan dampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kemajuan daerah.

“Kita tahu Jepang punya teknologi dan tenaga ahli. Kita memiliki potensi sumber daya alam berlimpah dan tenaga kerja non ahli yang banyak. Selama ini, potensi kayu hanya kita manfaatkan 30 persen, sementera 70 persen menjadi limbah pasca panen/penebangan maupun limbah pasca industri,” ujarnya.

“Jika kerjasama Jepang – Indonesia dalam pengelolaan dan pengembangan energi terbarukan dari sumber energi limbah kayu dapat direalisasikan, maka 70 persen limbah kayu itu tentu dapat memberikan azas manfaat,” papar Dr. Yusron.

Wacana kerjasama Jepang – Indonesia itu disambut antusias oleh para dosen dan mahasiswa Unib. “Saya dosen fakultas pertanian, kami di Unib ini sudah serang melakukan penelitian tentang sumber energi terbarukan. Bila rencana kerjasama Jepang – Indonesia terkait pengelolaan dan pengembangan energi terbarukan bersumber dari limbah kayu itu benar-benar akan direalisasikan, maka kami siap melakukan riset pendahuluan tentang seberapa besar potensi limbah kayu khususnya di Bengkulu,” ujar salah satu dosen pada sesi dialog.

Senada diungkapkan salah seorang mahasiswa Fakultas Pertanian Unib. Menurutnya, wacana kerjasama Indonesia – Jepang di bidang pertanian dan tanaman pangan dan pengelolaan potensi sumber energi terbaukan, telah memberikan semangat sendiri kepada para mahasiswa.

“Sebagai mahasiswa pertanian, kami sangat senang dan bersemangat bila rencana itu nanti benar-benar direalisasikan, sebab itu adalah bidang kami. Dengan adanya kerjasama program itu nanti, semoga membuka peluang bagi kami untuk mengimplementasikan ilmu pengetahuan yang didapat di bangku kuliah selama ini,” ujarnya.[humas 1]