Diskusi Bersama Dirjen Sumber Daya Iptek dan Dikti

DALAM  kunjungannya ke Provinsi Bengkulu, Direktur Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Dirjen SD Iptek dan Dikti) Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc, Ph.D menyempatkan diri berdiskusi dengan Rektor dan jajaran pimpinan UNIB.

1

Acara yang  berlangsung di ruang rapat tiga gedung rektorat UNIB, Kamis (27/10/2016) ini mengangkat tema “Strategi Peningkatan Mutu Perguruan Tinggi Dalam Rangka Menciptakan Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing dan Unggul” dan dipandu langsung oleh Rektor UNIB Dr. Ridwan Nurazi, M.Sc.

2

Selain rektor, tampak hadir Wakil Rektor II Bidang Sumber Daya Dr. rer. nat. Totok Eka Suharto, Wakil Rektor IV Bidang Kerjasama Prof. Dr. Ir. Widodo, para dekan, para ketua lembaga, kepala biro, dan para kepala bagian serta pimpinan unit kerja lainnya selingkung UNIB.

Dalam diskusi itu, Prof. Ali Ghufron sangat mengapresiasi sudah banyaknya dosen yang bergelar professor dan doktor sehingga hasil perankingan UNIB menempati 10 besar nasional bidang Sumber Daya Manusia (SDM) khususnya menyangkut rasio mahasiswa dan dosen.

3

Namun kata Prof. Ali, tugas dan tantangan pimpinan UNIB ke depan adalah menciptakan dan menyemarakkan atmosfir akademik, sehingga para doktor dan professor yang ada tidak mengalami kebosanan dan stagnan dalam pengembangan keilmuan.

Kemudian, rangking SDM yang sudah cukup bagus jangan hanya sebatas nasional, tapi harus dikembangkan lagi ke level ASEAN. Sebab saat ini kita sudah memasuki pemberlakuan masyarakat ekonomi ASEAN (MEA).

4

“Kita harus mulai mengembangkan diri untuk merambah level ASEAN. Caranya bagaimana, jalin kerjasama dengan universitas-universitas yang ada di negara-negara ASEAN. Lakukan eskpos, ajak mahasiswa dan dosen melakukan studi ke luar negeri, perbanyak program student exchange, dan lain sebagainya,” ujar Prof. Ali Ghufron.

Namun terpenting tugas pimpinan PT saat ini kata Prof. Ali adalah menciptakan budaya akademik, mendorong dosen-dosen untuk meneliti, melahirkan karya-karya akademik kemudian mengekspos dan mempublikasikannya sehingga karya akademik itu bisa diketahui dan memberikan kebermanfaatan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

5

“Di Indonesia ini termasuk di Bengkulu banyak sekali potensi sumber daya alam, kearifan lokal, kebudayaan dan sejarah, serta keunikan-keunikan yang tidak dimiliki bangsa lain. Namun berbagai potensi itu belum diketahui orang dan belum mampu dimanfaatkan maksimal untuk kesejahteraan rakyat dalam mendorong kemajuan daerah dan Bangsa. Ini tugas kita. Kita harus mengambil peran agar berbagai potensi itu bisa diketahui orang melalui tulisan-tulisan hasil penelitian sehingga bisa dikelola dengan baik,” tegas Prof. Ali Ghufron.

Selain penekanan agar menciptakan dan menyemarakkan atmosfir akademik yang baik, pada diskusi yang berlangsung sederhana dan penuh rasa kekeluargaan itu, Prof. Ali Ghufron juga menjelaskan kebijakan tentang penilaian jabatan untuk menjadi guru besar, penilaian jabatan untuk dosen, kebijakan tentang penilaian kinerja staf dan karyawan dan hal-hal lain menyangkut peningkatan SDM dan pengembangan Iptek.

Satu hal yang cukup menggembirakan lainnya, menanggapi rencana program pendirian Rumah Sakit Pendidikan dalam mendukung pengembangan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UNIB, Prof. Ali Ghufron menyambutnya positif dan pihaknya akan memberikan dukungan terhadap program tersebut.

“Namun saya minta program pendirian Rumah Sakit ini betul-betul diupayakan serius, jangan berlarut-larut dan jangan ada masalah. Kita berpengalaman, banyak pembangunan rumah sakit di beberapa universitas yang ujung-ujungnya menimbulkan masalah. Kita tidak ingin hal itu terulang di UNIB ini,” tegas Prof. Ali Ghufron yang disambut tepuk tangan oleh para peserta diskusi.

6

Acara ini diakhiri dengan foto bersama, kemudian Prof. Ali Ghufron berpamitan untuk melanjutkan kunjungannya ke Universitas Muhammadiyah Bengkulu (UMB) sebelum bertolak kembali ke Jakarta. [Penulis : Purna Herawan. Foto : Ngamarudin]