BMPD Rekomendasikan Upaya Dorong Pertumbuhan Ekonomi Bengkulu

SELAIN memaparkan hasil kajian terhadap kondisi riil perekonomian Provinsi Bengkulu, Endang Kurnia Saputra selaku Kepala BI Bengkulu sekaligus Ketua Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) Bengkulu merekomendasikan sejumlah upaya mendorong pertumbuhan ekonomi dan meredam tekanan inplasi di Bengkulu.

Rekomendasi itu disampaikan Endang Kurnia ketika menjadi pembicara pada Kuliah Umum yang dimoderatori Dosen FEB UNIB, Yefriza Razie, Ph.D, di ruang rapat utama gedung rektorat UNIB, Senin (27/2/2017).

Menurut Endang, setidaknya ada tiga upaya harus dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Bengkulu, pertama, perlunya perbaikan sarana dan prasarana penunjang di lokasi pariwisata sebelum Juni 2017. Hal ini mengingat sektor pariwisata merupakan salah satu sumber pertumbuhan ekonomi baru di Provinsi Bengkulu. Upaya-upaya perbaikan sarana pariwisata dimaksud dapat dilakukan melalui kerjasama dengan pihak swasta maupun berkoordinasi aktif dengan kegiatan CSR BUMN.

Kedua, pentingnya mendorong wisatawan domestik dari wilayah perbatasan Provinsi Bengkulu seperti Kab. Musi Rawas, Kab. Lahat, dan Kab. OKU (di Sumsel), dan Kab. Liwa (di Lampung) untuk berwisata ke wilayah Bengkulu selama periode Idul Fitri melalui kerjasama pemasaran paket-paket pariwisata dengan swasta/instansi terkait. Hal ini karena jarak kabupaten-kabupaten perbatasan tersebut relatif lebih dekat dengan Kota Bengkulu dibandingkan ibu kota provinsinya masing-masing.

Ketiga, reklamasi Pulau Tikus sebagai pusat destinasi pariwisata Bengkulu merupakan potensi yang cukup menjanjikan. Selain karena jaraknya yang relatif terjangkau (10 mil laut) dari Kota Bengkulu, Pulau Tikus dapat difungsikan sebagai salah satu pusat pariwisata pulau di pantai barat Sumatera.

“Kita berharap pemerintah daerah segera melaksanakan ketiga hal ini sehingga pertumbuhan ekonomi Bengkulu semakin baik lagi ke depan. Data menunjukan pada triwulan IV 2016, pertumbuhan ekonomi Bengkulu mencapai 5,56 %, merupakan yang ke-2 tertinggi se Sumatera dan lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi rata-rata Sumatera. Semoga ke depan hal ini bisa kita jaga dan tingkatkan,” ujarnya.

Kemudian kata Endang, untuk meredam tekanan inflasi, pihaknya merekomendasikan 6 upaya, yaitu pertama, pengendalian inflasi difokuskan pada 8 komoditas inflatoir yang memiliki kecenderungan meningkat selama periode Ramadhan yaitu beras, cabai merah, bawang merah, daging ayam, daging sapi, telur, gula pasir, dan minyak goreng. Kedua, perlunya pengawasan dari Pemerintah Daerah dan instansi terkait lainnya untuk memastikan kecukupan pasokan di gudang-gudang distributor. Ketiga, perlunya himbauan kepada masyarakat untuk berkonsumsi wajar selama periode Ramadhan dengan partisipasi aktif alim-ulama melalui ceramah-ceramah keagamaan di surau/masjid.

Upaya keempat, pelaksanaan pasar murah serentak difokuskan pada H-14 hingga H-7 sebelum Idul Fitri. Berdasarkan hasil tahun sebelumnya, pelaksanaan pasar murah serentak di 9 kecamatan di Kota Bengkulu pada periode kritis tersebut terbukti mampu memberikan efek redaman gejolak hargi di masyarakat.

Kelima, kebijakan Dinas Perhubungan (Dishub) untuk prioritas penggunaan angkutan jalan raya : (i) pada H-14 hingga H-7 untuk angkutan bahan makanan, dan (ii) pada H-3 hingga H+3 untuk angkutan penumpang. Dan keenam, penentuan tuslah tarif AKDP sebelum H-7 untuk mengantisipasi spekualasi tarif angkutan darat oleh operator.

“Menjelang Ramadhan dan Idul Fitri ke depan, kita merekomendasikan 6 hal itu untuk meredam tekanan inflasi di Bengkulu. Dan tentu kita berharap semua itu bisa dilaksnakan dengan baik,” tukas Endang di hadapan ratusan mahasiswa, dosen dan praktisi bank.[Penulis : Purna Herawan. Foto : Ngamarudin]