Pesta Rakyat 2025 yang digelar Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Bengkulu (BEM KBM Unib) dari 16 hingga 22 November 2025 bukan sekadar ajang perlombaan dan pameran. Acara ini juga diisi kegiatan akademik yang inspiratif, seperti kuliah umum bertajuk “Research Class untuk Membangun Budaya Riset di Kalangan Mahasiswa.”

Kegiatan ini berlangsung di Ruang Rapat Utama Gedung Layanan Terpadu (GLT) Unib pada Senin (17/11/2025), diikuti oleh 95 mahasiswa dari berbagai fakultas di lingkungan kampus. Kolaborasi antara Kementerian Riset dan Pengembangan (Risbang) Mahasiswa BEM KBM Unib Kabinet Lentera Eskalasi dengan Pojok Statistik Unib yang merupakan unit edukasi statistik hasil kerja sama Unib dan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu, menjadi kunci keberhasilan acara ini.
Research Class ini menunjukkan komitmen BEM KBM Unib Lentera Eskalasi untuk memberikan dampak maksimal dari Pesta Rakyat 2025. Lebih dari itu, kegiatan ini menjadi bukti kolaborasi strategis antara mahasiswa, akademisi, dan profesional dalam mendorong riset berbasis data statistik yang akurat dan analitis.
“Kegiatan ini sangat penting dan strategis. Riset bukan hanya aktivitas akademik, melainkan perjalanan intelektual untuk menemukan fakta dan membangun argumen yang berdasarkan data,” kata Wakil Presiden Mahasiswa BEM KBM Unib 2025, M. Rabil Fahri, dalam sambutannya.


Foto bersama pimpinan Unib, Pengurus BEM dan Pojok Statistik Unib bersama peserta Research Class.(foto:ist)
Rabil menekankan pentingnya literasi data di era teknologi informasi saat ini. Mahasiswa harus mahir mengakses dan menggunakan data statistik dengan baik, serta membangun budaya riset yang kuat. “Riset bukan beban tugas kuliah, melainkan alat untuk memahami masalah masyarakat dan menawarkan solusi konkret,” ujarnya.
Ia menambahkan, “Melalui riset, kita tidak sekadar berpendapat, tetapi menghadirkan data dan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan. Dengan memanfaatkan teknologi, kita bisa mengolah informasi menjadi sesuatu yang bermanfaat dan berdampak.”
Untuk mendalami teknik akses data, penggunaan yang baik, dan analisis statistik yang meningkatkan akurasi penelitian, acara ini menghadirkan narasumber ahli, yaitu Yosep Oktavianus Sitohang, S.S.T, M.Stat, seorang Statistisi Ahli Madya dan Ketua Tim Diseminasi Statistik BPS Provinsi Bengkulu, serta Firdaus, S.Si, M.Stat, Akademisi FMIPA Unib sekaligus Koordinator Pojok Statistik Unib.


Foto bersama Pengurus BEM KBM Unib, Narasumber dari BPS Bengkulu dan peserta Research Class.(foto:ist-bem)
Kegiatan dibuka resmi oleh Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unib, Prof. Agustin Zarkani, S.P, M.Si, Ph.D. Ia mengapresiasi inisiatif Kementerian Risbang BEM KBM Unib ini sebagai contoh kolaborasi produktif antara Unib dan BPS Provinsi Bengkulu.
“Kerja sama ini tidak hanya menciptakan ruang belajar bersama, tetapi juga membangun ekosistem akademik yang mendorong mahasiswa berpikir kritis dan berbasis data,” kata Prof. Agustin.
Menurutnya, riset adalah muara keilmuan dan dasar pengambilan kebijakan publik yang berkualitas. “Kolaborasi seperti ini akan terus didorong. Mahasiswa perlu dibekali pemahaman riset sejak dini, terutama metodologi dan pengolahan data statistik. Terima kasih kepada BPS Provinsi Bengkulu atas akses dan pengalamannya. Semoga kegiatan ini berkelanjutan,” pungkasnya. [Lap: Risbang BEM | Editor: Purna Herawan | Humas].