Anggota Komisi X DPR RI Ajak Mahasiswa Viralkan Destinasi Wisata Bengkulu

ANGGOTA Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Drh. Hj. Dewi Coryati, M.Si yang merupakan anggota dewan asal daerah pemilihan Bengkulu, mengajak generasi muda khususnya kalangan mahasiswa untuk mem-viral-kan dan menyebarluaskan informasi tentang destinasi wisata Bengkulu melalui media sosial.

“Daerah kita ini memiliki banyak objek wisata yang indah dan tidak kalah dengan daerah lain di Indonesia. Sebagai generasi muda khususnya mahasiswa harus berperan aktif mensosialisasikan dan menyebarluaskan informasi tentang objek wisata kita ini, sehingga orang luar bisa tau dan mau datang ke Bengkulu,” ujar Dewi Coryati, ketika menjadi pembicara seminar bertajuk Eskplorasi Ekowisata Bahari Berbasis Industri 4.0 Menuju Wonderful Bengkulu 2020 yang dilaksanakan Prodi Ilmu Kelautan Fakultas Pertanian UNIB di gedung Laboratorium FP, Selasa (19/11/2019).

Apalagi kata Dewi Coryati, sekarang ini zaman sudah canggih seiring berkembangnya era digital atau revolusi industri 4.0, dimana hampir setiap orang sudah melek media sosial yang dapat dimanfaatkan sebagai wadah penyebarluasan informasi.

Nah, tunggu apalagi, ayo kita viralkan objek wisata kita. Jangan foto selfie kita aja yang kita share ke media sosial, tapi objek wisata juga harus dibagikan ke facebook, instagram dan lain sebagainya,” imbaunya.

Dijelaskan Dewi Coryati, versi trip advisor terdapat 19 daya tarik destinasi wisata di Provinsi Bengkulu yang tersebar di kota maupun kabupaten. Ke 19 destinasi wisata tersebut adalah Benteng Marlborough, Pantai Panjang, Rumah Pengasingan Bung Karno, Monumen Thomas Parr, Pantai Sungai Suci, Danau Dendam Tak Sudah, Rumah Ibu Fatmawati Soekarno, Pantai Linau Bintuhan, Pulau Enggano, Pemakaman Inggris, Air Panas Suban, Istana Stamford Raffles, Pantai Laguna, Pantai Lentera Merah, Pantai Jakat, Perayaan Tabot, Danau Mas Harun Bastari, Pantai Tapak Paderi, dan Pantai Tedunan.

Sebagai wakil rakyat yang saat ini duduk di kursi dewan komplek Senayan Jakarta, Dewi Coryati sangat mendukung pembangunan kepariwisataan Bengkulu. Namun harus tetap mengacu pada Pasal 6 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 yang menyatakan bahwa pembangunan kepariwisataan dilakukan berdasarkan asas manfaat, kekeluargaan, adil dan merata, keseimbangan, kelestarian, partisipatif, berkelanjutan, demokratis, kesetaraan dan kesantunan, yang diwujudkan melalui pelaksanaan rencana pembangunan dengan memperhatikan keanekaragaman, keunikan, dan kekhasan budaya dan alam, serta kebutuhan manusia untuk berwisata.

Sesuai dengan fungsi yang melekat pada dirinya, Dewi Coryati akan mendukung sepenuhnya pembangunan kepariwisataan Bengkulu melalui tiga aspek strategis yaitu aspek anggaran, aspek regulasi serta aspek pengawasan melalui Panitia Kerja (Panja) Pemasaran dan Destinasi Pariwisata yang telah dibentuk di Komisi X DPR RI.

Namun tidak cukup sampai di situ, Dewi Coryati juga akan maksimal mendorong Pemerintah Daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota untuk memantapkan komitmen dan senantiasa mengarahkan kebijakan pembangunan multisektor untuk memajukan kepariwisataan. Juga mendorong pelibatan kerjasama dengan berbagai stakeholder menuju pariwisata berbasis industri 4.0 seperti kerjasama link & match antara perguruan tinggi dan industri dalam upaya pengembangan kompetensi digital.

“Intinya kita tidak bisa berjalan sendiri-sendiri untuk memajukan kepariwisataan. Harus melibatkan banyak pihak. Mahasiswa sebagai agent of change juga harus memiliki kesadaran tinggi sehingga mampu menuntun masyarakat untuk menggelorakan semangat memajukan dunia pariwisata daerah menuju wonderful Bengkulu 2020,” tukas Hj. Dewi Coryati.

Selain Hj. Dewi Coryati, seminar sehari yang dipandu moderator Dewi Purnama, SPi, M.Si yang merupakan Dosen Prodi Kelautan UNIB ini juga menghadirkan pembicara lain yang sangat inspiratif dan progresif. Dia adalah Handiro Efriawan, M.Si, seorang pengusaha muda asal Bengkulu Selatan namun selama ini banyak meniti karier dan mengembangkan usaha di luar Bengkulu.

Di hadapan ratusan mahasiswa Prodi Kelautan UNIB, Handiro Efriawan yang saat ini menjabat sebagai Direktur Human Manajemen Institute (Humanis), menjelaskan dibanding daerah-daerah lain di Indonesia, Provinsi Bengkulu memiliki banyak destinasi wisata yang tidak kalah keindahannya. Namun berbagai objek wisata tersebut belum dikelola secara maksimal dan belum banyak diketahui orang luar. Disamping itu, aksesbilitas masih sangat minim dan kesadaran masyarakat akan pentingnya memajukan dunia pariwisata masih perlu ditingkatkan.

Sama dengan Hj. Dewi Coryati, Handiro Efriawan juga mengajak keterlibatan seluruh mahasiswa dan generasi muda umumnya untuk sama-sama mem-viral-kan destinasi wisata Bengkulu melalui berbagai jejaring media soal. “Ayo kita berperan aktif dan gencar mempromosikan keindahan pariwisata Bengkulu,” imabaunya.

Handiro juga “mempropokasi” mahasiswa agar senantiasa kritis mengawal kebijakan pemerintah di bidang kepariwisataan agar pembangunan yang dilaksanakan tepat sasaran dan bermanfaat dalam upaya mendorong kemajuan pariwisata. Namun sikap kritis dimaksud harus dengan cara elegan seperti melakukan aksi bersih-bersih pantai secara bersama-sama seraya menuntut pemerintah menghadirkan teknologi pembersihan pantai dan objek wisata secara efektif, efisien dan berkesinambungan.

Jadi, kalau mau demonstrasi ayo kita demo ke pinggir pantai. Sambil memungut sampah secara bersama-sama kita bisa menyuarkan agar pemerintah menghadirkan alat pembersih sampah yang canggih. Misalnya seperti itu dan banyak lagi cara lainnya agar sikap kritis mahasiswa yang bersifat membangun dapat didengar dan ditindaklanjuti oleh para pemangku kepentingan,” papar Handiro.

Seminar ini sendiri dihadiri oleh Ketua Prodi Ilmu Kelautan, Ir. Zamdial Ta’alidin, M.Si dan dibuka secara resmi oleh Dekan Fakultas Pertanian UNIB Ir. Fahrurrozi, M.Sc, Ph.D yang diwakili oleh Wakil Dekan Bidang Sumber Daya Dr. Ir. Damres Uker, M.Sc.

Tujuan seminar ini adalah untuk meningkatkan atmosfer akademik, memberikan pengkayaan ilmu pengetahuan kepada mahasiswa serta memberikan pemahaman dan penyerapan informasi terbaru terkait ekowisata bahari berbasis industri 4.0 yang relevan dengan materi perkuliahan di Prodi Ilmu Kelautan UNIB.[Hms1].