Ali Masykur Musa Kuliah Umum di Unib

ANGGOTA Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI), Dr. Ali Masykur Musa, M.Si, M.Hum, Senin (25/3), memberikan kuliah umum bertajuk “Audit Berperspektif Lingkungan” di ruang rapat utama rektorat Unib. Kegiatan itu dihadiri ratusan dosen, karywan dan mahasiswa Unib maupun dari perwakilan perguruan tinggi lain se Bengkulu.

Kuliah umum yang dibuka secara resmi oleh Rektor Unib Prof. Ir. H. Zainal Muktamar, M.Sc, Ph.D tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam rangka memeriahkan dies natalis ke 31 Universitas Bengkulu.

“Kuliah umum seperti ini memang terus kita galakkan sebagai bagian tak terpisahkan dari proses akademik dan transformasi ilmu kepada para mahasiswa. Kali ini, kita berbangga karena pemateri yang dihadirkan yaitu salah seorang anggota BPK RI. Kita tahu bahwa BPK RI memeiliki tugas yang sangat berat dalam ikut membangun bangsa dan negara. Mudah-mudahan paparan yang disampaikan bisa menambah pengetahuan dan pengayaan ilmu bagi dosen maupun mahasiswa,” ujar Rektor Prof. Zainal Muktamar, seraya membuka acara.

Sementara itu, dalam paparannya Dr. Ali Masykur Musa menjelaskan, audit berperspektif lingkungan merupakan salah satu upaya dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan (Sustainable development). Filosofi tentang pembangunan berkelanjutan itu sendiri terkandung dalam pasal 33 UUD 1945 yang mengamanatkan bahwa perekonomian nasional harus diselenggarakan berdasarkan prinsip antara lain berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Apa peran BPK dalam audit berspektif lingkungan ? kata Dr. Ali Masykur, tujuan utama adalah untuk menilai apakah pemerintah dalam memanfaatkan sumber daya alam telah berdasarkan prinsip berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, dalam arti tidak merusakan kelestarian lingkungan. Kemudian, BPK sangat berkepentingan melakukan pemeriksaan berperspektif lingkungan karena Indonesia dituding sebagai negara perusak hutan tercepat di dunia.

“Masa Orde Baru, Indonesia boming melakukan eksploitasi minyak besar-besaran tanpa memperdulikan dampak-dampak lingkungan. Akibatnya, sekarang Indonesia justru menjadi negara pengimpor minyak. Kemudian di Orde Reformasi, marak eksploitasi batu bara. Anehnya, royalti yang diterima pemerintah sangat kecil dan tidak sebanding dengan kerusakan lingkungan yang terjadi. Inilah alasan-alasan, BPK melakukan audit berperspektif lingkungan,” paparnya.

Dalam melakukan audit lingkungan kata Dr. Ali Masykur, BPK melakukan empat tahap atau dimensi audit, yaitu melihat kepatuhan terhadap tata ruang yang ditetapkan pemerintah, melihat proses perizinan, pelepasan kawasan, termasuk Amdal perusahan, ketiga melihat apakah hak-hak negara atas pengelolaan sumber daya alam telah terpenuhi, dan keempat melihat apakah proses pasca tambang, jaminan reklamasi, reboisasi dan pemulihan kawasan tambang telah terlaksana sesuai ketentuan berlaku.

Kemudian, audit lingkungan terdiri dari tiga aspek yaitu aspek keuangan atau melihat seberapa kerugian negara, aspek kinerja pemerintah dan aspek tujuan tertentu. BPK mulai melakukan audit berperspektif lingkungan dalam arti luas sejak tahun 2009. Hasilnya sungguh mencengangkan, ternyata setelah diaudit banyak sekali kerugian negara dari royalti tambang yang tidak disetor sesuai ketentuan. “Atas temuan-temuan hasil audit tersebut, saat ini sudah puluhan perusahan yang berkasnya kita serahkan ke Mabes Polri untuk diusut sesuai ketentuan hukum berlaku,” papar Dr. Ali Masykur.

Kuliah umum itu semakin menarik karena Dekan Fakultas Ekonomi Dr. Ridwan Nurazi selaku moderator memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya dan berdialog langsung dengan Dr. Ali Masykur. Tak pelak, kesempatan tersebut langsung disambut antusias oleh para mahasiswa untuk melancarkan sejumlah pertanyaan dan saran. Namun satu persatu pertanyaan dan tanggapan dari peserta dijawab secara lugas oleh narasumber yang merupakan Ketua Audit Lingkungan Sedunia (Working Group on Environmental Auditing WGEA) tersebut. Dan atas kuliah umumnya yang berdurasi kurang lebih 2 jam tersebut, Dr. Ali Masykur Musa mendapat apresiasi dan tepuk tangan dari seluruh segenap sivitas akademika Unib dan para undangan yang hadir.[hms1]