Akademisi Dorong IRT Jadi Garda Terdepan Lindungi Keluarga dari Bahaya Rokok

SEJUMLAH akademisi dari Universitas Bengkulu, Universitas Syiah Kuala Aceh, Universitas Islam Bandung, Sekolah Tinggi Multi Media (MMTC) Yogyakarta, dan Universitas Udayana Bali, berkolaborasi melaksanakan workshop onlie bertajuk “Perempuan Cerdas Peduli Pengendalian Tembakau”, Rabu (24/3/2021).

Dalam workshop ini terungkap bahwa para akademisi sepakat untuk mengajak dan mendorong kaum perempuan khususnya para ibu rumah tangga menjadi garda terdepan melindungi keluarga dari bahaya rokok.

Workshop secara daring ini merupakan rangkaian workshop yang diprakarsai Institut Komunikasi dan Bisnis London Schoolof Public Relations (LSPR) dengan dukungan Southest Asia Tobacco Alliance (SEATCA).

Program ini mengundang 5 perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia untuk berkolaborasi melakukan pengabdian kepada masyarakat lintas kampus pada isu pengendalian tembakau. Kegiatan ini diharapkan meningkatkan pemahaman tentang peran penting kaum perempuan khususnya ibu rumah tangga dalam pengendalian rokok atau tembakau untuk menjaga kesehatan anak-anak dan keluarga.

Kegiatan workshop dibuka oleh Wakil Rektor IV Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR, Dr. Lestari Nurhajati, dengan menghadirkan dua narasumber yang expert di bidangnya yaitu Asnil Bambani (Jurnalis dan Editor Media Ekonomi Kontan) serta Kiki Soewarso (Akademisi Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR).

Dalam sambutannya, Dr. Lestari Nurhajati mengatakan, pengabdian kepada masyarakat lintas kampus ini merupakan langkah awal mendiskusikan pengembangan pengendalian tembakau di Indonesia, khususnya bagi perempuan dan anak-anak. Kegiatan ini mengundang akademisi Ilmu Komunikasi sebagai wujud kontribusi akademisi untuk bersama-sama mengembangkan ide dasar pengendalian tembakau bagi perempuan dan anak-anak.

“Konsumsi tembakau semakin tinggi terutama perempuan dan anak-anak. Pengabdian lintas kampus yang melibatkan perguruan tinggi dari berbagai wilayah di Indonesia ini kami harap dapat meningkatkan upaya pengendalian tembakau bagi perempuan dan anak-anak di seluruh Indonesia,” jelas Dr. Lestari Nurhajati.

Workshop kali ini menyasar perempuan muda yang sudah berkeluarga. Hasil dari workshop para peserta sepakat untuk bergerak aktif melindungi keluarga dari bahaya tembakau dan menjadikan ibu rumah tangga sebagai garda terdepan dalam melindungi keluarga.

Sebelumnya Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR dan SEATCA telah mengundang 10 perguruan tinggi negeri dan swasta lainnya dalam kegiatan serupa. Dengan demikian, total sudah 15 perguruan tinggi telah diajak untuk berkolaborasi.

Selama ini upaya pengendalian tembakau di Indonesia masih terfokus pada perokok laki-laki karena jumlahnya yang sangat tinggi. Upaya pengendalian tembakau di Indonesia juga kurang melibatkan peran serta kelompok masyarakat rentan, seperti perempuan dan anak-anak. Padahal menurut World Health Organization (WHO), 600.000 perempuan di dunia menjadi perokok pasif dan 64% kematian perokok pasif berasal dari kaum perempuan. Di samping itu, perempuan memiliki peran strategis dalam lingkungan keluarga dan masyarakat sebagai agen perubahan dalam mendukung pengendalian tembakau di Indonesia yang jumlahnya makin meningkat.

Salah satu peserta workshop yang juga Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNIB, Lisa Adhrianti, mengatakan dari workshop dan kampanye pengendalian tembakau ini menghasilkan out put karya berupa twibon dengan hastag yang dirumuskan bersama para peserta. Diharapkan kampanye ini diikuti seluruh perempuan dan menyebar ke seluruh Indonesia. [Press Relaise/Hms1].