Universitas Bengkulu (Unib) memasuki babak baru kepemimpinan periode 2025–2029 dengan menegaskan komitmen transformasi sebagai kampus unggul, inklusif, inovatif, dan berdampak nyata bagi masyarakat. Komitmen tersebut ditegaskan langsung oleh Rektor Unib, Prof. Dr. Indra Cahyadinata, S.P, M.Si, dalam kegiatan Coffee Morning bersama insan pers yang digelar di Pojok Statistik Unib, Lantai 1 Gedung Perpustakaan Unib, Selasa (16/12/2025).



Rektor Unib saat memaparkan capaian dan program strategis Unib mewujudkan Kampus Berdampak.(foto:hms1)
Kegiatan ini menjadi momentum penguatan sinergi dan keterbukaan informasi publik sekaligus forum pemaparan arah kepemimpinan Unib pascapelantikan pimpinan universitas periode 2025–2029.
Rektor Unib didampingi jajaran wakil rektor, yakni Prof. Dr. Kamaludin, S.E, M.M (WR I Bidang Akademik), Dr. Yulian Fauzi, S.Si, M.Si (WR II Bidang Keuangan dan Umum), Prof. Agustin Zarkani, S.P, M.Si, Ph.D (WR III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni), serta Prof. Ashar Muda Lubis, S.Si, M.Sc, Ph.D (WR IV Bidang Perencanaan dan Kerja Sama).
Turut hadir Ketua Senat Unib, Prof. Dr. Herawan Sauni, S.H, MS, Kepala Biro Perencanaan, Keuangan dan Umum Drs. Jalaludin, Kepala Biro Akademik dan Kemahasiswaan Drs. M. Mirhasudin, M.Si, Kepala UPA Perpustakaan Dr. Alfarabi, S.Sos, M.A, Wakil Ketua PPID Dr. Yar Johan, SPi, M.Si, Kepala Bagian Umum Biro PKU Mariani, S.E, M.Ak, serta para staf Humas/PPID dan para mahasiswa Duta Pojok Statistik Unib.

Tata Kelola Berbasis Data dan Riset
Dalam kesempatan tersebut, Rektor menegaskan bahwa tata kelola berbasis data dan outcome menjadi pilar utama transformasi Unib. Hal ini sejalan dengan keberadaan Pojok Statistik Unib, hasil kolaborasi dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu, yang dinobatkan sebagai Pojok Statistik Perguruan Tinggi Terbaik Nasional.
“Pojok Statistik bukan sekadar ruang penyedia data, tetapi pusat literasi data yang mendukung riset, pembelajaran, dan pengabdian kepada masyarakat. Data yang akurat menjadi fondasi penting bagi kebijakan dan penelitian berbasis bukti,” ujar Prof. Indra.
Ia menjelaskan, Unib melalui FMIPA telah memiliki Program Studi S1 Statistika. Kehadiran Pojok Statistik dengan ruang fisik yang representatif, aman, dan nyaman melengkapi akses data digital, sekaligus menjadi ruang belajar inklusif yang terintegrasi dengan fasilitas kampus lainnya.


Diskusi akrab antara pimpinan Unib dengan Insan Pers Bengkulu.(foto:hms1)
Arah Kepemimpinan dan Strategi Unib 2025–2029
Rektor Unib memaparkan visi “Universitas Bengkulu sebagai Kampus Unggul, Inklusif, Inovatif, dan Berdampak untuk Indonesia Emas”, yang diwujudkan melalui pendidikan berkualitas, riset bermanfaat, dan pengabdian yang memberdayakan.
Untuk mencapai visi tersebut, Unib menetapkan strategi utama, antara lain penguatan kurikulum berbasis outcome, pengembangan riset dan hilirisasi inovasi, internasionalisasi, penguatan SDM unggul, digitalisasi tata kelola, diversifikasi pendanaan, serta penguatan kampus berdampak melalui pengabdian berbasis kebutuhan masyarakat dan SDGs.
Peta jalan transformasi Unib dirancang bertahap, mulai dari penguatan kualitas Tri Dharma (2025–2026), penguatan inklusivitas (2026–2027), akselerasi inovasi (2027–2028), hingga penguatan dampak nyata bagi masyarakat (2028–2029).
Akademisi Didorong Aktif Isi Ruang Publik
Menanggapi masukan insan pers, Rektor Unib menegaskan pentingnya peran profesor dan akademisi Unib dalam mengisi ruang publik dengan gagasan ilmiah.
“Ketika wartawan meminta pendapat ahli, dosen dan profesor Unib harus hadir. Kontribusi intelektual untuk menyelesaikan persoalan daerah dan bangsa adalah amal jariyah akademik,” tegasnya.
Ia menekankan bahwa perguruan tinggi tidak boleh terjebak dalam menara gading, melainkan harus membumikan ilmu pengetahuan melalui media massa sebagai jembatan antara kampus dan masyarakat.


Saling tukar informasi antara pimpinan Unib dengan Insan Pers tentang fenomena masyarakat.(foto:hms1)
Kampus Berdampak: Kesehatan, Kemanusiaan, dan Inklusivitas
Sebagai wujud kampus berdampak, Unib juga menegaskan komitmen percepatan operasional Rumah Sakit Universitas Bengkulu. Rektor menjelaskan bahwa pengadaan alat kesehatan, meubeler, dan sistem IT ditargetkan rampung pada 2026, dengan target operasional rumah sakit pada 2027. Rumah sakit pendidikan ini diharapkan menjadi penopang utama Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) sekaligus meningkatkan layanan kesehatan masyarakat Bengkulu.
Dalam bidang kemanusiaan, Unib mengirimkan mahasiswa melalui program KKN Kemanusiaan serta tenaga kesehatan ke wilayah terdampak bencana di Sumatera Barat. Unib juga menyalurkan bantuan ke sejumlah perguruan tinggi terdampak di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Selain itu, Unib membebaskan UKT selama satu semester bagi mahasiswa terdampak bencana kategori berat.
Komitmen inklusivitas juga ditunjukkan melalui capaian Unit Layanan Disabilitas (ULD) Unib yang meraih Peringkat 1 Nasional kategori Pembentukan ULD Perguruan Tinggi Tahun 2025. Prestasi ini menegaskan komitmen Unib dalam menghadirkan pendidikan tinggi yang setara dan berkeadilan bagi seluruh mahasiswa, termasuk penyandang disabilitas.
Menuju Indonesia Emas 2045
Dengan penguatan tata kelola berbasis data, riset, inklusivitas, dan keterbukaan informasi publik, Universitas Bengkulu optimistis dapat menjadi pusat rujukan akademik, riset, dan solusi kebijakan di Provinsi Bengkulu dan kawasan barat Indonesia.
“Ke depan, Unib tidak hanya unggul secara akademik, tetapi benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Inilah kontribusi nyata Unib menuju Indonesia Emas 2045,” pungkas Rektor.



Wawancara dan foto bersama pimpinan Unib dengan Insan Pers usai coffee morning.(foto:hms1)
Apresiasi Insan Pers
Kegiatan penguatan sinergi dan keterbukaan informasi publik yang dikemas dalam “Coffee Morning” dilakukan Unib mendapat apresiasi dari para Insan Pers Bengkulu. Terlebih lagi Unib sendiri merupakan Badan Publik yang selama dua tahun berturut-turut (2023-2024) sudah dinobatkan sebagai Badan Publik Informatif, posisi teratas dalam kategori Anugrah Keterbukaan Informasi yang dilaksanakan Komisi Informasi Pusat.
“Kami sangat senang dan bangga hadir di acara ini, dapat bertemu langsung dengan pimpinan Unib serta para guru besar yang humble. Banyak informasi dan pemikiaran berenas yang dapat kami sebarluaskan kepada masyarakat untuk menyelesaikan persoalan daerah dan bangsa,” ujar salah satu insan pers kawakan, Iyud Dwi Mursito.
Senada diungkapkan wartawan senior, Usmin, yang menilai acara seperti ini sangat efektif dalam penyebarluasan informasi baik tentang perkembangan Unib sendiri, maupun tentang pemikiran para intelektual dalam menyelesaikan masalah di tengah masyarakat.
“Semoga acara coffee morning ini menjadi agenda rutin yang berkelanjutan dan sinergitas Unib dengan Pers semakin ditingkatkan,” tutupnya. [Purna Herawan | Humas].