UNIVERSITAS BENGKULU

Universitas Bengkulu (Unib) kembali menorehkan prestasi membanggakan di tingkat nasional. Unit Layanan Disabilitas Universitas Bengkulu (ULD Unib) yang diketuai Dr. Eko Risdianto, M.Cs, resmi meraih Peringkat 1 Terbaik Nasional Tahun 2025 pada kategori Pembentukan Unit Layanan Disabilitas Perguruan Tinggi yang diselenggarakan oleh Belmawa Kemendiktisaintek 2025.

Pencapaian ini menjadi bukti kuat komitmen Unib dalam menghadirkan pendidikan tinggi yang inklusif, setara, dan berkeadilan bagi seluruh mahasiswa.

Ketua ULD Unib, Dr. Eko Risdianto, menjelaskan bahwa penghargaan ini merupakan hasil kolaborasi seluruh unsur universitas, mulai dari pimpinan, tim ULD, unit dan fakultas, sekolah, hingga mitra masyarakat.

“Dalam waktu yang relatif singkat, ULD Unib telah berhasil membangun fondasi penting, mulai dari legalitas kelembagaan, penetapan SOP, pengembangan sistem informasi terintegrasi, hingga penguatan jejaring kerja sama,” ujar Dr. Eko.

Dr. Eko Rsidianto dan Tim ULD Unib. (foto:ist-ig)

Menurutnya, capaian peringkat pertama ini menempatkan Unib sejajar dengan perguruan tinggi unggulan nasional dalam hal komitmen serta kualitas layanan bagi mahasiswa penyandang disabilitas. Prestasi tersebut juga menjadi dorongan bagi ULD Unib untuk terus berinovasi, khususnya pada layanan inklusif, teknologi adaptif, dan program pemberdayaan mahasiswa disabilitas.

“Dengan peringkat ini, Unib semakin mempertegas posisinya sebagai pelopor kampus inklusif di Indonesia sekaligus menjadi rujukan nasional dalam pengembangan Unit Layanan Disabilitas,” tambahnya.

Dr. Eko Risdianto dalam suatu kegiatan lokakarya tentang Unit Layanan Disabilitas.(foto:ist-ig)

Seminar Hasil ULD: Paparan Capaian dan Rencana Strategis

Pada Seminar Hasil Unit Layanan Disabilitas yang digelar Senin, 8 Desember 2025, ULD Unib memaparkan berbagai capaian sepanjang tahun 2025. Di antaranya: pembentukan kelembagaan ULD, penetapan Standar Operasional Prosedur (SOP), pengembangan sistem informasi ULD terintegrasi dengan SIAKAD, kegiatan sosialisasi dan kolaborasi dengan sekolah serta mitra masyarakat, keterlibatan aktif mahasiswa Duta ULD dalam kegiatan inklusif tingkat daerah.

Dr. Eko Risdianto memaparkan hasil pembentukan ULD dalam Seminar Nasional.(foto:ist-ris)

ULD Unib juga menyampaikan program kerja yang tengah dan akan dilaksanakan, termasuk penguatan layanan akademik dan non-akademik bagi mahasiswa disabilitas, pengembangan teknologi adaptif, serta perluasan jejaring dengan SLB, pemerintah daerah, dan dunia usaha.

Untuk tahun 2026, beberapa agenda strategis telah disiapkan, seperti penjaringan siswa disabilitas berprestasi melalui jalur afirmasi dan beasiswa, pengembangan SIM terintegrasi SLB–ULD, serta penyelenggaraan kompetisi bakat siswa dan mahasiswa disabilitas se-Provinsi Bengkulu.

Berbagai best practices turut dipresentasikan, mulai dari keterlibatan Duta Bahasa Isyarat pada kegiatan publik, publikasi inovasi teknologi adaptif pada jurnal internasional bereputasi Scopus Q2, hingga penguatan sinergi lintas sektor untuk mendukung transisi pendidikan dan kesiapan kerja penyandang disabilitas.

“Forum ini adalah ruang refleksi, evaluasi, sekaligus berbagi pembelajaran dalam pengelolaan layanan disabilitas di perguruan tinggi. Melalui seminar ini, kami memperkuat jejaring dan menyelaraskan arah pengembangan ULD agar semakin profesional dan berdampak,” kata Dr. Eko.

Apresiasi Rektor Unib

Rektor Unib, Prof. Dr. Indra Cahyadinata, SP, M.Si, memberikan apresiasi kepada seluruh Tim ULD Unib atas kinerja yang telah mengantarkan Unib meraih prestasi terbaik nasional.

Dengan capaian ini, ULD Unib diharapkan mampu semakin optimal dalam menyediakan layanan inklusif, akomodasi layak, pendampingan akademik dan non-akademik, serta aksesibilitas fisik maupun digital bagi mahasiswa disabilitas, sesuai amanat UU Nomor 8 Tahun 2016 dan Permendikbudristek Nomor 48 Tahun 2023.

“Selamat untuk Tim ULD Unib. Semoga prestasi ini menjadi motivasi bagi kita semua untuk terus meningkatkan kualitas layanan, inovasi teknologi adaptif, dan program pemberdayaan mahasiswa disabilitas,” ujarnya. [Rilis: Eko | Editor: Purna Herawan | Humas].