UNIVERSITAS BENGKULU

Kemeriahan Festival AKSARA ULU 2025 tidak hanya menampilkan promosi puluhan Organisasi Mahasiswa dan Unit Kegiatan Mahasiswa (Ormawa dan UKM) di Universitas Bengkulu (Unib), tetapi juga dimeriahkan dengan kampanye edukatif dari Bank Indonesia (BI) tentang Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) serta aksi scan QRIS massal yang diikuti oleh lebih dari 5.000 mahasiswa baru.

Wakil Rektor III Unib Prof. Candra Irawan ketika membuka acara dan Tim UIPUR dan UIKSP BI Bengkulu ketika mensosialisasikan Gerakan Nasional Non Tunai.(foto:ist/hms1/bi)

AKSARA ULU yang merupakan singkatan dari Agenda Kegiatan Sapa Mahasiswa Baru Universitas Bengkulu, merupakan festival tahunan yang digagas oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Bengkulu (BEM KBM Unib) bekerja sama dengan Bagian Kemahasiswaan Rektorat Unib. Kegiatan ini menjadi pembuka resmi rangkaian Program Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB).

Tahun ini, Festival AKSARA ULU digelar seharian penuh di Gedung Serba Guna (GSG) Unib pada Rabu (30/7/2025), dengan mengusung tema “Rafflesia Muda Berdampak, Indonesia Cemerlang.” Suasana GSG dipenuhi semangat dan sorakan ribuan mahasiswa baru dari berbagai SMA/MA sederajat, baik dari Provinsi Bengkulu maupun luar daerah.

Tim UIPUR dan UIKSP Kantor BI Perwakilan Bengkulu ketika mensosialsiasikan GNNT dan memberikan bingkisan doorprize kepada para mahasiswa.(foto:ist/bi).

“Festival ini merupakan ajang penyambutan awal sebelum pelaksanaan PKKMB pada 4–5 Agustus 2025. Di sini kami memperkenalkan kehidupan kampus, menampilkan puluhan Ormawa dan UKM, serta menyosialisasikan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) dengan kegiatan utama berupa scan QRIS massal,” ujar Benito Jakob Abdillah, Menteri Advokesma BEM KBM Unib 2025 sekaligus Ketua Panitia PKKMB 2025.

Benito menjelaskan bahwa kegiatan GNNT dan scan QRIS massal ini merupakan bentuk sinergi positif antara Unib dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu. Kolaborasi ini diharapkan dapat membentuk budaya generasi muda yang cinta, bangga, dan paham terhadap Rupiah, serta adaptif terhadap sistem transaksi digital di era transformasi ekonomi nasional.

“Sebagai mahasiswa, kita adalah kaum intelektual yang harus melek teknologi informasi, termasuk dalam hal digitalisasi keuangan. Kita juga dituntut menjadi agen perubahan yang bisa menyebarkan literasi transaksi digital ke masyarakat luas,” tambahnya.

Tim UIPUR dan UIKSP Kantor BI Perwakilan Bengkulu swafoto bersama dengan 5000-an mahasiswa baru Unib dalam kegiatan scan QRIS Massal di GSG Unib. (foto:ist/bi).

Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Unib, Prof. Dr. Candra Irawan, S.H, M.Hum, yang hadir mewakili Rektor Unib Dr. Retno Agustina Ekaputri, S.E, M.Sc, membuka acara dan menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya kampanye GNNT dan scan QRIS di sela Festival AKSARA ULU.

“Gema QRIS dan sosialisasi GNNT merupakan wujud implementasi kerja sama yang baik antara Unib dan lembaga keuangan nasional. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bank Indonesia Perwakilan Bengkulu, khususnya melalui tim UIPUR dan UIKSP, atas partisipasi aktif dalam festival ini,” ujarnya.

Ribuan mahasiswa baru Unib antusias mengikuti Festival AKSARA ULU di GSG Unib.(foto:hms1)

Dalam sesi sosialisasi CBP (Cinta, Bangga, Paham) Rupiah dan QRIS yang disampaikan oleh tim dari Bank Indonesia, sebanyak 5.102 mahasiswa baru mendapat edukasi mengenai ciri keaslian uang Rupiah dan pentingnya bertransaksi secara digital melalui QRIS.

Puncak kegiatan ditandai dengan aksi scan QRIS massal yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube Unib TV. Riuh sorakan dan tepuk tangan mewarnai aksi tersebut, menandai semangat mahasiswa baru dalam mendukung Gerakan Nasional Non Tunai menuju ekosistem ekonomi digital yang inklusif dan modern. [Laporan: Benito | Editor: Purna Herawan | Humas].